Flavonoid Fenolik Tanin Uraian tentang Kandungan Kimia Tumbuhan 1. Alkaloid

2. Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua tumbuhan dari bangsa Algae hingga Gymnospermae. Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga. Sebagai pigmen bunga, flavonoid berperan jelas dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga Robinson, 1991. Flavonoid menunjukkan aktivitas sebagai anti alergi, antiinflamasi, antimikroba, dan antikanker Anonim, 2007. KLT untuk analisis senyawa flavonoid dapat dilakuakan dengan fase diam selulosa sangat cocok untuk isolasi flavonoid, silika, dan poliamid. Butanol: asam asetat: air 4:1:5 fase atas, merupakan fase gerak yang sering digunakan Mursyidi, 1990. Pada UV 254 nm, semua flavonoid menyebabkan pemadaman fluoresensi, dimana terlihat sebagai warna biru gelap pada lempeng KLT. Pada UV 365 nm, tergantung pada strukturnya, flavonoid berfluoresensi kuning, biru, atau hijau Wagner, 1984.

3. Fenolik

Beberapa senyawa fenolik bersifat racun terhadap hewan pemangsa tumbuhan dan beberapa bersifat racun serangga. Senyawa fenolik lain mempunyai aktivitas antiinflamasi, karena dapat menghambat sintesis prostaglandin Robinson, 1991. Pemisahan secara KLT dapat dilakukan dengan fase diam silika gel. Untuk fase gerak antara lain dapat dilakukan dengan campuran toluen: kloroform: aseton 40:25:35 atau toluen: etil format: asam format 50:40:10 dan beberapa pilihan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fase gerak lain tergantung jenis polifenol yang terdapat dalam tanaman. Deteksi dapat dilakukan dengan Besi III klorida yang akan menghasilkan warna kuning tua sampai violet yang intensif. Bercak biru atau kehijauan juga dihasilkan Stahl, 1969. Hanya antosianin dan beberapa derivat quinon yang dapat dideteksi secara langsung dengan sinar tampak pada lempeng silika gel. Senyawa fenolik lainnya, merupakan senyawa yang tidak berwarna dan harus diwarnai Stahl, 1969.

4. Tanin

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin, yaitu tanin terkondensasi dan terhidrolisis Harborne, 1987. Tanin terhidrolisis dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim seperti tanase. Tanin jenis ini terbentuk dari beberapa molekul asam fenolik seperti asam galat dan asam heksahidroksidipenik yang disatukan oleh ikatan ester dengan molekul glukosa. Sedangkan tanin terkondensasi tidak terhidrolisis menjadi molekul yang lebih sederhana dan tidak mengandung gugus gula Trease dan Evans, 2002. Makin murni tanin, makin kurang kelarutannya dalam air, dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal. Tanin larut pula, setidak-tidaknya sampai batas tetentu dalam pelarut organik yang polar, tetapi tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti benzena atau kloroform. Larutan tanin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan asam mineral atau garam Robinson, 1991. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Media

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Uji Aktivitas Antibakteri Krim Minyak Kelapa Murni (VCO/virgin coconut oil) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 25619

9 76 70

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Uji antioksidan dan antibakteri ekstrak air daun kecombrang (etlingera elatior) (Jack) R.M.Smith) sebagai pengawet alami terhadap escherichia coli dan staphylococus aureus

1 23 84

Pengaruh Iradiasi Gamma pada Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923

1 34 73

Pengaruh salep ekstrak daun binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi epidermis pada luka bakar tikus sprague dawley: studi pendahuluan lama paparan 10 detik dengan plat besi

1 14 63

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

PENINGKATAN KESTABILAN ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 DENGAN AMOBILISASI MENGGUNAKAN BENTONIT

3 96 80

Aktivitas antibakteri salep ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betleL.) Terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus

0 0 6

Keywords : antibacterial, Andrographis paniculata (green chiretta), ethyl acetate fraction, Bacillus subtilis ATCC

0 0 5