Sosiologi Kontekstual X SMAMA
18
d. Bersifat nonetis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukan baik
buruknya fakta tetapi bertujuan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
f. Menganalisis data
Membuat klasifikasi, tabel, dan memperbandingkan data, melaksanakan berbagai pengujian dan perhitungan yang diperlukan
untuk membantu menemukan hasilnya.
g. Menarik Kesimpulan
Hal terpenting dari penarikan kesimpulan harus memperhatikan: 1
Hipotesis. 2
Kebenaran hasil berdasarkan data penelitian. 3
Implikasinya bagi sosiologi. 4
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan. 5
Saran sebagai kebijakan lebih lanjut. Oleh karena itu, sosiologi dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan
yang mampu berdiri sendiri. Pertanyaannya sekarang termasuk dalam ilmu pengetahuan apa
sosiologi itu? Pada perkembangannya, terdapat perdebatan apakah sosiologi merupakan ilmu murni pure science atau ilmu terapan applied
scinence. Ilmu murni adalah pencarian pengetahuan, penggunaan praktisnya bukan merupakan perhatian utama. Sedangkan ilmu terapan
adalah pencarian cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis. Banyak sarjana atau tokoh sosiologi
yang mencoba menerapkan teori sosiologi untuk memecahkan masalah- masalah sosial dan di lain pihak sosiologi secara konstan tetap mencari
pengetahuan yang lebih mendasar sebagai dukungan bagi penerapan pengetahuan praktisnya, sehingga menimbulkan dua konsep sosiologi yaitu
ilmu murni dan ilmu terapan.
Setelah mempunyai pemahaman dan pengertian mendalam tentang sosiologi, hal terpenting lainnya adalah mengetahui metode-metode
penelitian dalam sosiologi sehingga mampu mempergunakan konsep- konsep sosiologi secara mudah.
Ada banyak metode yang dilakukan para ahli dalam mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Pada saat ini telah berkembang
menjadi sebuah metodologi penelitian untuk memperdalam dan menganalisis perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Beberapa
metode yang digunakan dalam sosiologi antara lain:
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat
19
a. Studi Cross-Sectional dan Longitudinal
Studi Cross-Sectional adalah studi yang meliputi suatu daerah pengamatan yang luas dalam suatu jangka waktu tertentu. Misalnya,
penelitian tentang pengukuran kepuasan dan ketidakpuasan terhadap sairan RRI selama satu tahun dengan penyebaran lokasi di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Studi Longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian observasi
sebelum dan sesudah. Misalnya, melihat tingkat kemiskinan suatu daerah sebelum dan setelah mendapatkan bantuan dengan daftar pertanyaan yang sama.
Secara sederhana, pengumpulan pendapat umum dalam skala nasional disebut studi cross-sectional, sedangkan penggunaan daftar
pertanyaan yang sama diulang dalam selang waktu akan diperoleh suatu perbandingan atau yang disevut pula sebagai studi longitudinal.
b. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan