Jenis Penelitian Desain Penelitian Setting Penelitian Rancangan Tindakan

26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Menurut Aqib Zainal, dkk., 2011 PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain, seperti : Stephen Kemmis, Robin Mc.Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan ahli-ahli lainnya. Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat Aqib Zainal, dkk., 2011.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan model yang dikembangkan oleh Sanford dan Kemmis. Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi tahapan Planning Perencanaan, Action Penerapan Tindakan, Observation and Evaluation mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan dan Reflection Refleksi. Berikut ini merupakan alur tahapan dalam PTK yang dikutip oleh Taniredja 2010:28: Gambar 3.1. Siklus PTK yang Dikembangkan Sanford dan Kemmis

C. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan di kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 20132014 yang berjumlah 33 orang. 7. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta materi Archaebacteria dan Eubacteria. 8. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2013.

D. Rancangan Tindakan

Rancangan tindakan dilakukan dalam 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 5 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. 1. Pra Tindakan a. Mengidentifikasi masalah yang ada di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi. b. Menghubungi pihak sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk memperoleh persetujuan sebagai tempat mengadakan penelitian. c. Membicarakan dengan dosen pembimbing tentang informasi permasalahan yang ada dan menentukan judul penelitian. d. Melakukan studi pustaka dan memulai dengan menyusun rencana tindakan hingga rancangan penelitian selesai dengan bimbingan dari dosen pembimbing e. Penyerahan surat ijin dari kampus kepada pihak sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk mengadakan penelitian. 2. Siklus I a. Planning Perencanaan Pada tahapan ini peneliti merancang tindakan yang dilaksanakan antara lain sebagai berikut. 1 Menyusun silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP siklus I yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head Together NHT. Pembuatan RPP sikus I juga disesuaikan dengan materi Archaebacteria dan Eubacteria. Rencana pembelajaran ini akan digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. a Silabus selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 b RPP siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 2 Menyusun dan Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa LKS siklus I, Soal Pretest, dan Soal Posttest siklus I. a LKS siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 b Kisi-kisi soal pretest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 c Soal pretest selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 d Kunci jawaban dan pedoman skoring pretest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 e Kisi-kisi soal posttest siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 f Soal posttest siklus I selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 g Kunci jawaban dan pedoman skoring posttest siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 3 Menyiapkan stiker identitas untuk siswa, materi ajar, rangkuman materi, kartu nomor dan kartu undi untuk kegiatan tanya-jawab, dan menyiapkan tabel skoring siswa. i. Rangkuman materi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 4 Menyusun dan mempersiapkan lembar kuesioner motivasi awal siswa dan lembar observasi motivasi siswa. a Lembar kuesioner motivasi awal siswa siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 b Lembar observasi motivasi siswa siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 Semua yang peneliti siapkan pada tahap perencanaan terlebih dahulu telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru Biologi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. b. Action Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang akan terjadi di lapangan. Sebelum masuk dalam tindakan peneliti juga memberikan kuesioner motivasi awal kepada siswa untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa sebelun dilakukannya penelitian. Rincian kegiatan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1 Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa. 2 Guru peneliti melakukan presensi kehadiran siswa; 3 Guru peneliti membagikan stiker pada siswa sesuai dengan nomor absen siswa untuk ditempelkan pada pakaian siswa sebagai tanda pengenal. 4 Guru peneliti memberikan apresepsi, mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, 5 Guru peneliti memberikan pretest dan membagikan soal pre- test kepada tiap siswa. Siswa mengerjakan soal pre-test; 6 Guru peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. 7 Guru peneliti menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT. 8 Guru peneliti meminta siswa membentuk 5 kelompok kecil, dan mengajak para siswa bergabung dengan kelompoknya. Setiap kelompok beranggotakan 6-7 orang. 9 Guru peneliti membagikan nomor yang berbeda pada tiap siswa di setiap kelompok. 10 Guru peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa LKS pada tiap kelompok 11 Bersama kelompoknya para siswa mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang ada di LKS. Siswa diminta untuk saling bekerja sama dalam kelompok dan di akhir diskusi setiap kelompok memastikan seluruh anggota kelompoknya mengetahui dan memahami jawaban pada LKS sesuai dengan hasil diskusi pada kelompoknya. 12 Guru peneliti memanggil satu nomor dalam satu kelompok dengan cara mengundinya. Siswa yang memiliki nomor yang sesuai dengan guru peneliti panggil diminta untuk maju kedepan. 13 Siswa yang nomornya terpanggil dan maju kedepan akan melakukan pengundian nomor soal, dimana soal tersebut harus dijawab. Soal yang akan dijawab siswa tersebut berasal dari soal LKS. 14 Setelah mendapatkan soal siswa diberi waktu untuk memikirkan jawabannya, setelah itu siswa diminta menjawab pertanyaan tersebut. 15 Siswa lain diperbolehkan untuk menanggapi jawaban dan berpendapat. 16 Kegiatan pada nomor 12, 13, dan 14 dilakukan pula pada seluruh kelompok secara bergantian. 17 Guru peneliti mengklarifikasi hasil jawaban dari para siswa dan menyampaikan materi yang sedang dibahas. 18 Guru peneliti membimbing siswa dalam merangkum kesimpulan dan refleksi 19 Guru peneliti memberikan post-test kepada tiap siswa 20 Meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. c. Observation Observasi Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun dan dipersiapkan. Observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertugas sebagai tim observer. Dalam hal ini observer, mengamati aktivitas siswa yang menunjang motivasi belajar ketika proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan pada siswa dilakukan terhadap beberapa aspek ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu: 1 Perhatian dan keseriusan siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung. 2 Antusiasme dan semangat siswa ketika sedang mengerjakan tugas. 3 Kemampuan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain ketika mengerjakan tugas. 4 Keberanian dan rasa percaya diri ketika harus maju dan menjawab pertanyaan. 5 Kemauan dan keberanian untuk bertanya dalam menanggapi jawaban dari teman sekelas. Segala kegiatan siswa akan dinilai oleh para observer sesuai dengan ketentuan yang ada di lembar observasi. d. Evaluation Evaluasi Tahap evaluasi dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1 Untuk mengukur hasil belajar siswa aspek kognitif sebelum dilaksanakannya penelitian digunakan pretest. 2 Untuk mengukur hasil belajar siswa aspek kognitif setelah dilaksanakannya penelitian digunakan posttest siklus I. 3 Untuk mengetahui motivasi belajar siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung digunakan lembar observasi. 4 Untuk mengetahui motivasi belajar awal siswa sebelum dilaksanakannya penelitian digunakan lembar kuesioner. e. Reflection Refleksi Refleksi dilakukan untuk menganalisis, menemukan, dan mengetahui segala kelebihan dan kekurangan ketika proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam siklus I. Segala kekurangan yang ditemukan akan dijadikan pedoman dalam memperbaiki dan merancang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II. 3. Siklus II a. Perencanaan 1 Mengidentifikasi masalah yang terjadi selama siklus I melalui hasil refleksi dan hasil observasi dan hasil tes. 2 Menyiapkan instrument pembelajaran dan instrument pengumpulan data seperti pada siklus I: a RPP siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 b LKS siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 c Kisi-kisi soal posttest siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 d Soal posttest siklus II selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 16 e Kunci jawaban dan pedoman skoring posttest siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 f Lembar kuesioner motivasi akhir selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18 g Lembar observasi motivasi siswa siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 3 Menyiapkan stiker identitas untuk siswa, materi ajar, kartu nomor dan kartu undi untuk kegiatan tanya-jawab, dan menyiapkan tabel skoring siswa. 4 Membuat pembagian kelompok untuk siswa berdasarkan hasil posttest. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan siklus II, tidak jauh berbeda dengan tahap pelaksanaan siklus I hanya terdapat beberapa perbedaan yaitu: 1 Di awal pelaksanaan siswa tidak diberikan pretest. 2 Pembagian kelompok dilakukan oleh peneliti dengan pertimbangan berdasarkan hasil posttest siswa pada siklus I. Siswa di bentuk menjadi 7 kelompok dengan anggota masing-masing 4-5 orang. Pada tiap kelompok memiliki anggota dengan tingkat hasil belajar untuk siklus I bervariasi dari siswa yang memiliki nilai kurang, cukup, dan tinggi. 3 Pada akhir siklus II selain diberikan posttest juga diberikan lembar kuesioner motivasi. Lembar kuesioner diberikan untuk mengetahui motivasi belajar akhir siswa setelah pada proses pembelajaran diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT. c. Pengamatan Pengamatan pada tahap II juga sama dengan tahap pengamatan pada siklus I. d. Evaluasi Pada tahap evaluasi siklus II juga tidak jauh berbeda dengan siklus I yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1 Untuk mengukur hasil belajar siswa aspek kognitif setelah dilaksanakannya penelitian digunakan posttest siklus II. 2 Untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan lembar observasi. 3 Untuk mengetahui motivasi belajar akhir siswa setelah penelitian digunakan lembar kuesioner. e. Refleksi Refleksi dilakukan untuk melihat proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan tujuan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang masih ada pada siklus II. Pada tahap ini juga akan ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan apakah telah berhasil atau belum berhasil. Diharapkan pada akhir siklus, prestasi belajar dan motivasi siswa meningkat dibandingkan pada siklus I dan telah mencapai indikator yang ditargetkan.

E. Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA SUB KONSEP EKOSISTEM PANTAI.

0 0 38

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 7 170

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ditinjau berdasarkan motivasi, keterlibatan dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Pangudi Luhur Gantiwarno.

0 0 295