Jenis Penelitian Subjek dan Objek Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Variabel Penelitian Definisi Operasional

32 32

BAB III METODE PENELITAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara tertentu berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebabnya Sumarni dan Wahyuni, 2006. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang berjumlah 41 orang. Objek dalam penelitian ini yaitu pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2012. Dengan lokasi penelitian berada di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman. 33

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel a. Variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini budaya organisasi X 1 dan kepuasan kerja X 2 . b. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan Y 2. Definisi Variabel a. Budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang ada dalam suatu organisasi yang dijadikan patokan oleh karyawan untuk bersikap dan berperilaku sesuai norma-norma tersebut. b. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaannya. c. Kinerja karyawan adalah penilaian terhadap pegawai sampai sejauh mana prestasikinerja yang dicapai oleh karyawan tersebut dalam kurun waktu tertentu. 3. Pengukuran Variabel Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang dimulai dari sangat setuju yang diberi skor 5 sampai dengan sangat tidak setuju yang diberi skor 1. 34

E. Definisi Operasional

1. Budaya organisasi menjelaskan tentang seperangkat nilai-nilai atau norma- norma yang ada di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang dijadikan patokan oleh karyawan untuk bersikap dan perilaku sesuai norma-norma tersebut. PDAM memerlukan budaya organisasi perusahaan hendaknya secara konsisten mendorong seluruh karyawan mengimplementasikan nilai- nilai profesionalime, spirit, proaktif dan team work. Hal tersebut diatas dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: a. Profesionalisme Mengharuskan setiap karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman untuk menguasai ilmu yang menjadi titik berpijaknya suatu kegiatannya. b. Jarak dari manajemen Merupakan batasan antar manajemen yang terjadi pada PDAM Tirtadharm Kabupaten Sleman. Karyawan dengan jabatan tinggi dapat bekerja sama atau mengkoordinasi dengan baik dengan karyawan biasa atau karyawan dengan jabatan di bawahnya. c. Percaya pada rekan kerja Membangun karakter karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja dan berkarya sehingga mencapai kesuksesan bersama, hal ini dibutuhkan kerjasama antar karyawan maka perlu adanya kepercayaan antar karyawan. d. Keteraturan 35 Setiap karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman mengutamakan kedisiplinan dan mengutamakan kejujuran serta loyalitas yang tinggi dalam menjalankan tugas. Sehingga setiap karyawan PDAM Tirtadharma dapat mengerjakan tugas nya masing- masing dengan sangat baik. e. Permusuhan Dengan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman membangun karakter yang memiliki semangat yang tinggi dalam berkarya dengan cara bekerjasama dalam karyawan yang lain diharapkan perselisihan antar karyawan diminimalisir atau bahkan tidak ada. f. Integritas Penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Diharapkan seluruh karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman dapat menelesaikan setiap permasalahan yang ada sehingga menemukan titik temu yang terbaik dalam setiap permalsahan yang ada. 2. Kepuasan kerja menjelaskan tentang keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan oleh karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman terhadap pekerjaannya, diukur dengan indikator sebagai berikut: a. Produktivitas 36 Menunjukkan tentang tingkat karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman dalam melaksanakan setiap tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masing - masing. b. Angka ketidak hadiran Menunjukkan tingkat absensi setiap karyawan di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman. Dengan harapan karyawan PDAM Tirtadharma dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. c. Angka turnover Mengacu pada perubahan dalam keanggotaan dari organisasi dimana posisi yang ditinggalkan oleh karyawan pemegang jabatan yang keluar dari organisasi digantikan oleh karyawan pendatang baru. d. Kerja yang secara mental menantang Sebagian besar karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang menantang agar dapat mendapatkan pengalaman kerja yang lebih serta meningkatkan kualitas kerja. e. Ganjaran yang pantas Setiap karyawan berhak mendapatkan upah yang sesuai dengan hasil kerjanya atau mendapatkan sanksi yang sesuai dari setiap pelanggaran yang dilakukan. Hal ini diterapkan untuk menambah semangat kerja bagi para karyawan, serta agar menimbulkan efek jera bagi karyawan yang melakukan pelanggaran, sehingga dapat meminimalisasi pelanggaran. f. Kondisi kerja yang mendukung 37 Kondisi kerja yang mendukung sangat diperlukan agar menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja pada diri setiap karyawan. g. Rekan kerja yang mendukung Sudah menjadi kewajiban bagi seorang karyawan PDAM Tirtadharma untuk saling mendukung dengan semua rekan kerjanya. Hal tersebut akan menciptakan kerja sama tim yang solid, sehingga karyawan dapat secara mudah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, serta dapat mengatasi setiap permasalahan kerja yang muncul. 3. Kinerja karyawan menjelaskan tentang penilaian terhadap karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman sampai sejauh mana prestasi yang dicapai oleh karyawan tersebut dalam kurun waktu tertentu, diukur dengan indikator sebagai berikut: a. Kualitas pekerjaan Kualitas kerja dapat diukur melalui ketepatan, kelengkapan, dan kerapian setiap karyawan. Yang dimaksud ketepatan adalah ketepatan setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, artinya terdapat kesesuaian antara rencana kegiatan dengan sesaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kelengkapan adalah kelengkapan ketelitian setiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Serta yang dimaksud kerapian adalah kerapian setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. b. Kuantitas pekerjaan 38 Kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu. Jumlah kerja adalah banyaknya tugas dan pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh setiap karyawan.Sedangkan penggunaan waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan oleh setiap karyawan. c. Ketahanan dalam bekerja Menunjukkan seberapa tangguh seorang karyawan PDAM Tirtadharma menghadapi berbagai kondisi serta situasi yang menekan dalam suatu pekerjaan yang dihadapkannya. d. Kehandalan dalam bekerja Kemampuan seorang karyawan PDAM Tirtadharma menunjukkan performa serta hasil kerja yang memuaskan dengan menunjukkan kualitas kerja yang terbaik tanpa mengecewakan pelanggan. e. Kemampuan dalam bekerja Kemampuan seorang karyawan PDAM Tirtadharma dalam melaksanakan berbagai tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan atau yang dikeluhkan oleh pelanggan sehingga tidak mengecewakan pelanggan. f. Kemandirian Banyak pekerjaan di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang menuntut karyawan untuk bekerja secara mandiri sehingga diharapkan kemampuan seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan secara individu dapat dikerjakan dengan sangat baik. 39

F. Populasi dan Sampel