Analisis Regresi Linier Berganda Pembahasan

82 Tabel V.11 Hasil Perhitungan Uji Linieritas Hubungan Mean Sig Kriteria X1 terhadap Y 38,014 0,285 Linier X2 terhadap Y 43,069 0,141 Linier Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai sig yang diperoleh lebih besar dari 0,05. Artinya bahwa model yang benar dalam penelitian ini adalah model linier, karena jika hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen tidak linier, maka tidak dapat dianalisis dengan uji regresi linier karena hubungan antar variabel sudah tidak linier.

D. Analisis Regresi Linier Berganda

1. Persamaan Regresi Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil analisis regresi linier berganda dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel V.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien regresi t hitung Sig t Keterangan Konstanta 22,823 Budaya organisasi 0,230 2,052 0,047 Signifikan Kepuasan kerja 0,432 2,370 0,023 Signifikan F hitung Sig F Korelasi ganda Adjusted R square 6,452 0,004 0,503 0,214 Sumber : Data Primer yang diolah 83 Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = 22,823+0,230 X 1 +0,432 X 2 Berdasarkan persamaan regresi tersebut maka dapat dijelaskan konstanta sebesar 22,823, menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap nol, maka kinerja karyawan akan sebesar 22,823. Variabel budaya organisasi X 1 mempunyai koefisien regresi sebesar 0,230 artinya variabel budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila budaya organisasi meningkat maka kinerja karyawan juga akan semakin tinggi. Variabel kepuasan kerja X 2 mempunyai koefisien regresi sebesar 0,432 artinya bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kepuasan kerja seorang karyawan semakin tinggi maka kinerja karyawan juga akan semakin baik. 2. Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan tabel V.12 di atas, diperoleh nilai adjusted r square sebesar 0,214. Hal ini berarti kemampuan variabel budaya organisasi dan kepuasan kerja dalam mempengaruhi variasi perubahan variabel kinerja karyawan adalah sebesar 21,4, sedangkan sisanya sebesar 78,6 dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. 84

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, semua hipotesis yang diajukan didukung oleh data. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan, terbukti. Ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0, 230. Artinya budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik budaya organisasi yang berlaku di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman maka kinerja karyawan juga akan semakin baik. Budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama. Jadi, budaya organisasi merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam suatu perusahaan atau organisasi. Budaya organisasi yang nyaman dan baik akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan. Budaya organisasi di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman tercermin dalam profesionalisme kerja, jarak dari manajemen, kepercayaan pada rekan sekerja, keteraturan, permusuhan dan integritas. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Koesmono 2005 dan Soendjono 2005 yang membuktikan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan, terbukti. Ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0, 432. Artinya variabel kepuasan kerja berpengaruh positif 85 terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja diartikan sebagai sikap dan tingkah laku karyawan terhadap pekerjaannya, atas institusi dalam menghargai diri seorang karyawan. Karyawan yang merasa puas terhadap keberadaan institusi dan perlakuan organisasiorang-orang di organisasi akan berdampak pada motivasi dalam bekerja yang pada akhirnya akan mampu membuat seorang karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman tercermin dalam produktivitas kerja yang tinggi, angka ketidakhadiran, angka turnover, kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung dan rekan kerja yang mendukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Koesmono 2005 yang membuktikan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa budaya organisasi dan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan, terbukti. Ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 6, 452 dengan nilai signifikansi sebesar 0, 004 lebih kecil dari 0, 05. Dengan demikian kinerja karyawan akan semakin baik, apabila karaywan merasa puas terhadap pekerjaannya, yang dipengaruhi oleh faktor culture atau budaya. Jadi semakin baik budaya organisasi maka karyawan akan semakin puas sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Walaupun secara bersama- sama pengaruh variabel budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan hanya sebesar 21,4, karena sisanya sebesar 78,6 dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. 86

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN