Latar Belakang Masalah Tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, profesionalisme guru, dan tingkat pendidikan : studi kasus pada guru SMA/MA di kecamatan Ngaglik, Sleman.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diamanatkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Penilaian yang dilakukan guru merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Agar penilaian mampu mencerminkan prestasi peserta didik yang sesungguhnya, maka dalam melaksanakan aktivitas penilaian komunitas guru dan calon guru hendaknya memahami isi pedoman standar penilaian. Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam penilaian, standar penilaian pendidikan menjadi hal penting bagi kalangan guru maupun calon guru karena di dalamnya termuat tujuan, prinsip, teknik dan instrumen, mekanisme dan prosedur pendidikan, penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah, serta penentuan kelulusan siswa oleh satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ujian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tengah semester, ujian akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru maupun calon guru untuk memahami standar penilaian pendidikan dalam rangka mengendalikan standar mutu pendidikan. Pada kenyataannya, penilaian yang dilakukan oleh guru kadang tidak mencerminkan prestasi peserta didik yang sesungguhnya. Ada guru yang hanya memandang peserta didik dari satu segi saja. Misalnya, ada peserta didik yang dalam kesehariannya mempunyai perilaku kurang rajin maka nilai yang telah diperolehnya pada suatu mata pelajaran tertentu dikurangi dengan alasan karena peserta didik yang bersangkutan tidak rajin. Dari contoh kasus ini apakah pantas dan adil bila peserta didik tersebut mendapat perlakuan yang semacam itu? Apakah penilaian yang tercermin dalam rapor dapat menggambarkan kompetensi peserta didik yang sesungguhnya? Apabila kasus semacam itu terus berkembang di kalangan guru maka rapor yang bertujuan untuk melaporkan hasil belajar peserta didik kepada wali murid tersebut akan menjadi kabur. Dalam hal lain peserta didik akan merasa bahwa dirinya kurang mendapat apresiasi dalam belajar. Pemahaman para guru terhadap standar penilaian pendidikan diduga berbeda dari latar belakang guru, seperti dalam hal masa kerja, profesionalisme guru, dan tingkat pendidikan. Perbedaan masa kerja akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempengaruhi guru dalam memberikan penilaian. Semakin lama guru bekerja, guru akan mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang standar penilaian pendidikan. Pengetahuan tentang penilaian tersebut dapat diperoleh guru melalui seminar atau sosialisasi penilaian yang diikuti. Pada aspek profesionalisme guru, secara umum guru yang lulus dalam uji sertifikasi dianggap dan diyakini telah mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar, melatih, membimbing, dan menilai hasil belajar peserta didik. Dengan demikian guru yang sudah lulus uji sertifikasi diduga mempunyai tingkat pemahaman dan profesionalisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang belum lulus uji sertifikasi tentang standar penilaian pendidikan. Pada aspek tingkat pendidikan, tingkat pendidikan guru akan menunjukkan pengetahuan yang telah diperoleh. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi diduga akan memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi tentang standar penilaian pendidikan dibandingkan dengan guru yang mempunyai tingkat pendidikan rendah atau dibawahnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk menyelidiki tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. Secara spesifik penelitian ini mengambil judul penelitian “Pemahaman Guru terhadap Standar Penilaian Pendidikan ditinjau dari Masa Kerja, Profesionalisme Guru, dan Tingkat Pendidikan”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada guru SMA N 1 Ngaglik, SMA N 2 Ngaglik, dan Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Batasan Masalah