Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa tersebut untuk melaksanakan dan membiayai belanja negara sendiri. Salah satu sumber pembiayaan negara berasal dari penerimaan pajak. Pajak merupakan iuran yang wajib dibayarkan oleh setiap Wajib Pajak kepada negara sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Peranan masyarakat terutama Wajib Pajak juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu jenis pajak yang berlaku di Negara Indonesia adalah Pajak Penghasilan PPh. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 2 Ayat 1 yang menjadi subjek Pajak Penghasilan PPh salah satunya adalah badan. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang memiliki asas kekeluargaan serta bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya. Koperasi sebagai badan usaha wajib membuat laporan keuangan untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK berbeda dengan laporan keuangan yang disusun berdasarkan peraturan perpajakan. Perbedaan tersebut muncul karena adanya perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya menurut SAK dan menurut peraturan perpajakan. Hal tersebut akan mempengaruhi besarnya laba sebelum pajak yang nantinya akan dikenai tarif PPh badan. Oleh karena itu, agar pajak yang dilaporkan bisa sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku maka diperlukan penyesuaian fiskal atas laporan keuangan komersial yang telah dibuat perusahaan atau koperasi. Koperasi menggunakan Self Assesment System yang mengharuskan Wajib Pajak untuk secara aktif menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri. Namun demikian, pada kenyataannya masih sering terjadi kelalaian, ketidakpahaman dan kecurangan yang dilakukan Wajib Pajak ketika melaksanakan sistem tersebut. Kelalaian, ketidakpahaman dan kecurangan tersebut dapat menyebabkan kesalahan penghitungan PPh terutang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi Wajib Pajak itu sendiri serta dapat merugikan negara. Evaluasi penghitungan PPh terutang Wajib Pajak Badan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadi kesalahan Wajib Pajak Badan Koperasi Pelita Yogyakarta dalam menghitung PPh yang dibayarkan kepada pemerintah. Kesalahan Wajib Pajak yang diketahui sejak dini akan memperkecil kemungkinan kerugian baik bagi Wajib Pajak maupun bagi negara. Kerugian bagi Wajib Pajak dapat berupa sanksi perpajakan, sanksi administrasi, dan sanksi pidana.

B. Rumusan masalah