33
e. Studi Kepustakaan
Data-data teoritis yang berupa literatur maupun bentuk lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan antara variabel dalam penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang
diperoleh dan dipergunakan dalam penelitian tersebut Ancok, 1991:63. Kualitas data yang diperoleh sangat ditentukan oleh kesungguhan responden
dalam menjawab semua pertanyaan penelitian, alat pengukuran berupa kuisioner yang dipergunakan mengumpulkan data tersebut, apakah
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan skala pengukuran yang dipakai dan kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini, maka untuk mengetahui sejauh mana suatu uji dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur dengan AMOS 4.0,
teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis konfirmatori. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modelling SEM. Penaksiran pengaruh masing- masing variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.
1. Asumsi Model Structural Equation Modelling
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas 1 Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau
dapat diuji dengan metode-metode statistik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart errornya dan skewnwss value yang
biasanya disajikan dalam statistik deskriptif, dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z_value. Pada tingkat
signifikan 1 jika Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.
3. Normal Probabilitas Plot SPSS 10.1. 4.
Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga
ada tidaknya linieritas. b. Evaluasi Atas Outlier
1. Mengamati nilai Z score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.
2. Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak mahalonobis pada
tingkat P 0,001. Jarak diuji dengan chi_square [X
2
] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila mahalonobis
dari nilai X
2
adalah multivariate outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh
dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi
Hair, 1998. c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Dengan mengamati Determinan Matriks Covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matriks mendekati angka 0
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
kecil, maka terjadi multikolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidell, 1998.
d. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh
sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran
mengenai konsistensi internal dari indicator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indicator itu
mengindikasikan senuah konstruk yang umum. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap
latent variabelkonstruk akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel. Sedangkan
reliabilitas diuji dengan construc reliability dan variance extracted dihitung dengan rumus berikut :
Construct Reliability
j
ding dardizeloa
s ding
dardizeloa s
2 2
tan tan
Variance Extracted =
j
ding dardizeloa
s ding
dardizeloa s
2 2
tan tan
Sementara ε
j
dapat dihitung dengan formula ε
j
= 1 – [standardize loading]
2
secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah
≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 Hair et.al., 1998. Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi
terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR Critical Ratio atau P Probability yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t
hitung lebih besar daripada t tabel berarti signifikan.
3. Pengujian Model dengan One – Step Approach Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural
parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan
terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama One Step
Approach to SEM. One Step Approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan
reliabilitas data sangat baik Hair, 1998 4. Evaluasi
Model Hair et.al.,1998, menjelaskan bahwa pada “confirmatory”
menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data
empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model-model “good fit” atau
“poor fit”. Jadi ,”good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria goodness of fit, yakni chi-square, probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI,
AGFI, Cmin DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.
Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices
Goodness of Fit Index
Keterangan Cut-Off Value
X
2
chi square Menguji apakah covariance populasi yang
diestimasi sama dengan covariance sample [apakah model sesuai dengan
data] Diharapkan kecil, 1
sd 5 atau paling baik diantara 1 dan 2
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan
matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau
≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi
kelemahan chi
square pada sampel besar
≤ 0,08 GFI Menghitung
proporsi tertimbang
varians dalam matriks sampel yang dijelaskan
oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R
2
dalam regresi berganda]
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
≥ 0,90 C min DF
Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Perbandingan antara model yang diuji
terhadap baseline model ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive
terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94
Sumber : Hair et.al.,[1998]
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
Kerangka Model Penelitian
Kualitas produk X1
Kepuasan pelanggan
X2
Periklanan X2
Penampilan Kepercayaan
Kesesuaian Kemudahan
Keindahan
Kualitas Kepuasan Produk
Kepuasan Layanan
Kemampuan Iklan Kekuatan Pengaruh
Iklan Pengenalan Iklan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejerah singkat Perusahaan
Sejarah terbitnya surat kabar Surya tidak dapat dipisahkan dari pergolakkan Orde Lama. Cikal bakal terbitnya Surya muncul atas ide dari
pelaku sejarah pergolakan tersebut yang gugur sebagai Pahlawan Revolusi yaitu Letjen Ahmad Yani 1922 - 1965. Ide tersebut kemudian
dimatangkan dengan menerbitkan surat kabar tersebut oleh beberapa tokoh muda yang diantaranya Drs. Frans Seda, P.K. Ojong, Jakob
Oetama, Agust Parengkuan dan Indra Gunawan. P. K. Ojong dan Jakob Oetama sebagai Praktisi Pers,
mempersiapkan sebuah nama Bentara Rakyat, yang secara tegas mendefinisikan visi dan misinya sebagai pembela rakyat sebenarnya,
berbeda dengan surat kabar yang berideologi komunis bentukan Partai Komunis Indonesia.
Ketika Bentara Rakyat akan terbit, Drs. Frans Seda yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perkebunan, datang menemui Presiden
Soekarno untuk urusan kenegaraan. Presiden Soekarno menanyakan nama koran yang akan terbit kepada Frans Seda, dan beliau menjawab
Bentara Rakyat. Presiden Soekarno menanggapi dan mengusulkan kalau nama Bentara Rakyat diganti menjadi “Surya”. Presiden Soekarno
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.