gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada hakekatnya akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenani fenomena
yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena berusaha
memahami difusi inovasi dan adopsi remaja Surabaya terhadap kebudayaan Korea. Penelitian dalam pandangan fenomenologik bermakna memahami
peristiwa dalam kaitannya dengan orang dalam situasi tertentu Moleong, 1995. Pemahaman terhadap situasi tertentu menuntut penelitian yang bersifat natural
atau wajar sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes, pendekatan tersebut disebut naturalistik Nasution, 1988. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan difusi inovasi dan adopsi remaja Surabaya terhadap kebudayaan Korea.
Hasil dari penelitian kualitatif ini tidak dapat digeneralisasikan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau bersifat universal, jadi hanya berlaku
pada situasi keadaan yang sesuai dengan situasi dan keadaan dimana penelitian yang serupa dilakukan. Kountur, 2003 : 29
3.2 Definisi Operasional Konsep
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang difusi inovasi dan adopsi remaja Surabaya kebudayaan Korea “Gangnam Style. Dalam mencari jawaban
untuk permasalahan ini peneliti menggunakan teori difusi inovasi milik Rogers 1995. Dalam hal ini teori difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses
bagaimana suatu inovasi disampaikan dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Salah
satu saluran komunikasi yang terpenting adalah media massa. Karena itu, model
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
difusi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang berbeda-beda pada titik-titik waktu yang berlainan, mulai dari menimbulkan tahu sampai
mempengaruhi adopsi atau rejeksi penerimaan atau penolakan. Dengan menggunakan model difusi, peneliti meneliti bagaimana inovasi
atau informasi baru tersebar pada unit-unit adopsi penerima inovasi. Inovasi berupa berita, peristiwa, pesan-pesan politik, gagasan baru, dan sebagainya.
Dalam hal ini peneliti menggunakan teori yang dikemukakan Rogers 1995 memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses
pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta
tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup :
1. Atribut inovasi perceived atrribute of innovasion,
Menunjukkan bahwa adanya suatu ketertarikan yang berkaitan oleh kebudayaan Korea. Seperti pakaian yang digunakan atau gaya model rambut
dan sebagainya yang menarik perhatian. 2.
Jenis keputusan inovasi type of innovation decisions, Menunjukkan seberapa menariknya kebudayaan Korea terhadap remaja dalam
mengambil keputusan untuk menyukainya atau tidak menyukainya. 3.
Saluran komunikasi communication channels, Menunjukkan ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber
kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu memperhatikan tujuan diadakannya komunikasi dan karakteristik
penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa.
4. Kondisi sistem sosial nature of social system,
Menunjukkan susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu. Struktur ini memberikan suatu keteraturan dan stabilitas prilaku setiap individu unit
dalam suatu sistem sosial tertentu. Dalam hal ini adalah adanya pengaruh lingkungan yang mendukung terhadap keputusan individu.
5. Peran agen perubah change agents.
Menunjukkan pengaruh lingkungan yang terdapat pada sekitar individu atau pengambil keputusan untuk menyukai atau tidak menyukai.
Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi atau adopsi mencakup:
1. Tahap Munculnya Pengetahuan Knowledge ketika seorang individu atau
unit pengambil keputusan lainnya diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntunganmanfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi
2. Tahap Persuasi Persuasion ketika seorang individu atau unit pengambil
keputusan lainnya membentuk sikap baik atau tidak baik 3.
Tahap Keputusan Decisions muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada
pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi. 4.
Tahapan Implementasi Implementation, ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.
5. Tahapan Konfirmasi Confirmation, ketika seorang individu atau unit
pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3 Lokasi Penelitian