11
BAB II Kajian Pustaka
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang dapat digunakan sebagai acuan yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti, antara lain yang pernah dilakukan oleh Mulyadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2007. Dengan judul :
“Pengadopsian Inovasi Pertanian Suku Pedalaman Arfak Kasus di Kabupaten Manokwari, Papua Barat”
Dengan kesimpulan sebagi berikut : Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
hasil penelitian ini yaitu : 1.
Tahapan yang menentukan proses adopsi inovasi petani Arfak adalah pada tahap awal pengetahuan yaitu mulai mengenal
adanya inovasi dan memperoleh beberapa pengertian tentang cara inovasi tersebut berfungsi. Faktor yang berperan adalah
sikap mental yaitu keingan yang kuat untuk mengetahui dan menggunakan inovasi sedangkan karakteristik sosial ekonomi
yang rendah dan pola komunikasi vertikal adalah sebagai faktor penghambat proses adopsi inovasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Secara nyata petani Arfak mengalami masa transisi perubahan
sosial, budaya dan orientasi ekonomi dari masyarakat tradisional ke modern, ditunjukkan oleh kebutuhan belajar yang tinggi, nilai
budaya yang mendukung, sikap positif terhadap penyuluhan, hasil pertanian sudah mulai dijual di pasar dan kosmopolitan.
3. Faktor-faktor nilai sosial pendorong pengembangan petani
Arfak adalah kemampuan berempati, keterbukaan, inofatif sehingga memiliki kemampuan menyesuaikan kompability dan
mengamati observability setiapinovasi yang diterima. Namun, memiliki kekuatan pengganggu yang ikut menghambat proses
adopsi inovasi yaitu pesimitis, irasional, dan tidak berani mengambil resiko. Faktor pengganggu tersebut bisa dikurangi
melalui inovasi yang cocok dengan nilai sosial budaya dan bisa segera dibuktikan hasilnya seperti tanaman jenis umbi-umbian.
http:repository.ipb.ac.idhandle12345678940808
2.1.2 Teori Difusi Inovasi