Identitas Narasumber Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

ikut-ikutan mengetweet pesan singkat melalui jejaring sosial twitter tentang Gangnam Style, yang memicu efek bola salju. Secara harfiah, terjemahan dari Gangnam ini adalah Oppan Gangnam seutail atau Oppa saya adalah Gangnam Style. Kata Korea oppa berarti panggilan dari perempuan untuk saudara laki-laki, tetapi dapat juga digunakan sebagai kata ganti pertama, atau ketiga untuk menunjuk seorang laki-laki yang lebih tua atau lebih tua dari perempuan. Berdasarkan norma-norma budaya yang lebih baru, istilah ini biasanya digunakan untuk merujuk kepada pacar atau pasangan laki-laki. Sedangkan oppan merupakan singkatan dari oppaneun. adalah penanda topik, yang dalam hal ini berarti subjek tersirat dari kalimat tersebut adalah penyanyinya . Dengan demikian terjemahan harfiah dari Oppan Gangnam style adalah kakak atau pacar laki-lakimu seorang Gangnam Style.

4.2 Identitas Narasumber

Narasumber yang menjadi penelitian berasal dari komunitas pecinta Korea di Surabaya. Serta dipilihnya narasumber dengan usia 12 hingga 22 tahun berdasarkan usia remaja sebagai objek utama penelitian. Selain itu menurut Yulia dan Singgih D. Gunarsa, bahwa proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 12-22 tahun. Dariyo, 2004: 13 Berikut data informan yang menjadi bahan penelitian yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Narasumber pertama Zaina saat ini berstatus masih mengambil pendidikan di ITS fakultas MIPA matematika dan IPA semester 5 angkatan 2010. Dan berusia 19 tahun. b. Narasumber kedua David saat ini berstatus masih mengambil pendidikan di UK Petra jurusan Informatika semester 1. Dan berusia 18 tahun. c. Narasumber ketiga Yayan saat ini berstatus masih mengambil pendidikan di Universitas Airlangga jurusan Akuntansi semester akhir, berusia 22 tahun dan juga pendiri komunitas KLOSS. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa para narasumber memiliki latar belakang demografis usia dan latar belakang pekerjaan yang berbeda. Penentuan narasumber dilakukan secara acak, sehingga di harapkan dapat memperoleh hasil yang lebih bervariasi. Selain itu, dengan usia dan tingkat pendidikan yang berbeda akan memiliki perbedaan pula dalam hal pemikiran, cara pandang dan pengetahuan antara narasumber satu dengan narasumber yang lain. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh informasi mengenai difusi inovasi dan adopsi kebudayaan Korea difusi inovasi dan adopsi remaja Surabaya terhadap kebudayaan Korea Gangnam Style. Setiap narasumber dalam penelitian kualitatif dianggap sebagai individu yang unik sehingga data yang di dapatkan dari narasumber tidak dianggap mewakili pendapat umum secara keseluruhan.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Deskripsi Difusi Inovasi dan Adopsi Kebudayaan Korea

Difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Sedangkan adopsi sendiri ialah dimana sebuah inovasi diterima oleh individu lalu inovasi tersebut di adopsi. Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan analisis hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan terkait pertanyaan 5 tahapan difusi inovasi mengenai kebudayaan Korea “Gangnam Style” yaitu mengenai atribut inovasi, jenis keputusan inovasi , saluran komunikasi, kondisi sistem sosial dan peran agen perubah kebudayaan Korea terhadap remaja di kota Surabaya. Berikut adalah kutipan analisis hasil wawancara dengan narasumber :

1. Atribut Inovasi

Atribut inovasi remaja terhadap kebudayaan Korea menunjukkan bahwa adanya suatu ketertarikan yang berkaitan oleh kebudayaan Korea. Seperti pakaian yang digunakan atau gaya model rambut dan sebagainya Dari hasil wawancara, umumnya narasumber tertarik pada kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Penampilan yang aneh eye-catching gitu” “Warna pakaiannya yang mencolok itu lho” “Dan memakai kaca mata hitam” Dari kutipan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 Dalam pernyataan informan 1 yang menyebutkan bahwa terdapat banyak poster – Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. poster tentang kebudayaan Korea, menjelaskan bahwa ciri khas Gangnam Style yang memakai kaca mata hitam berpakaian dengan warna yang mencolok. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “ya terpikat dengan kostumnya yang nyeleneh itu” Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa narasumber 2 tertarik pada kebudayaan Korea “Gangnam Style” karena menurut narasumber 2, yang membuat “Gangnam Style” menarik karena kostumnya yang tidak biasa. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Cuman pas PSY nge-Gangnam Style tiba-tiba langsung mendunia” “Itu karena tariannya itu yang ga biasa ya, kayak kuda berjingkrak gitu” “Terus penampilannya yang juga unik juga bikin aku tertarik” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 3. Narasumber 3 mengakui bahwa PSY terdahulu belum terkenal seperti sekarang ini tetapi setelah menarikan gerakan “Gangnam Style”, PSY mulai mendunia dikarenakan adanya tarian “Gangnam Style” tersebut. Karena gerkan tarian “Gangnam Style” yang tidak biasa dan penampilan penyanyinya yang unik. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa ketiga narasumber mengetahui fenomena kebudayaan Korea Gangnam Style yang terdapat unsur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kebudayaan Korea tersebut melalui ciri Gangnam Style seperti kaca mata hitam, warna pakaian yang mencolok serta dengan gaya rambut yang rapi. Seperti yang dinyatakan pada narasumber 1 yang menyatakan bahwa atribut yang mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah Penampilan yang aneh dan menarik, warna pakaiannya yang mencolok, dan memakai kaca mata hitam. . Sedangkan narasumber 2 yang menyatakan bahwa atribut yang dapat mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah tertarik terhadap “Gangnam Style” karena busana yang tidak biasa. Begitu juga dengan narasumber 3 yang juga menyebutkan bahwa atribut yang dapat mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah karena PSY melakukan tarian gerakan “Gangnam Style”, langsung mendunia. Itu karena tariannya yang tidak biasa ya, seperti kuda berjingkrak dan penampilannya yang juga menarik. Dari hal tersebut informan 1, 2 dan 3 menyatakan bahwa atribut yang mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah seperti pakian yang digunkan PSY penyanyi Gangnam Style yang tidak biasa serta memakai kaca mata hitam yang menarik dan gerakan tarian yang seperti kuda berjingkrak..

2. Jenis Keputusan Inovasi

Jenis keputusan Inovasi remaja terhadap Kebudayaan Korea “Gangnam Style” menunjukkan seberapa menariknya kebudayaan Korea terhadap remaja dalam mengambil keputusan untuk menyukainya atau tidak menyukainya. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para informan : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Mungkin yang unik dari Gangnam style itu dance yang lain dari yang sebelum- belumnya” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengambil keputusan untuk menyukai “Gangnam Style” dikarenakan terdapat jenis tarian yang unik. Narasumber 1 mengakui bahwa gerakan “Gangnam Style” berbeda dengan gerakan tarian seperti Shuffle Dance oleh penyanyi LMFAO dari Amerika. Hal ini membuat “Gangnam Style” lebih menarik dan membuat narasumber 1 menyukainya sebagai kebudayaan Korea. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Gerakannya yang aneh” “Nyentrik gitu” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengambil keputusan untuk menyukai “Gangnam Style” dikarenakan terdapat jenis gerakan atau tarian yang aneh dan tidak biasa. Hal ini dapat dikatakan bahwa “Gangnam Style” menarik bagi narasumber 2. Seperti pernyataan narasumber 2 kepada penulis yang menyatakan bahwa keputusan yang mempengaruhi narasumber 2 dalam menyukai kebudayaan Korea adalah gerakan “Gangnam Style” yang aneh dan tidak biasa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Awalnya emang sebelum tahu Gangnam Style emang sudah suka Korea” “Korea semuanya” “Ga cuman budaya, ga cuman musiknya” “Makanan Korea juga suka” “Nyempatin setiap seminggu sekali ngumpul bareng sama komunitas buat nyari makanan Korea” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 3 mengambil keputusan untuk menyukai di karenakan narasumber 3 sudah menyukai kebudayaan Korea. Dari makanan, kebudayaannya hingga musik, termasuk “Gangnam Style”. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan narasumber 3 kepada penulis yang menyebutkan bahwa narasumber 3 pada awalnya sebelum terdapat “Gangnam Style” sudah menyukai kebudayaan Korea. Dalam hal ini keputusan narasumber 3 dalam menyukai kebudayaan Korea terlihat jelas karena narasumber 3 memang menyukai kebudayaan Korea. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa ketiga narasumber membentuk sikap baik atau positif terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style”. narasumber 1 dan 2 menyukai kebudayaan Korea terutama “Gangnam Style dikarenakan gerakan atau tariannya yang unik dan tidak biasa. Sedangkan narasumber 3 mengaku sudah menyukai kebudayaan Korea sebelum adanya “Gangnam Style”. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa keputusan narasumber 1, 2, dan 3 telah menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi menunjukkan ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu memperhatikan tujuan diadakannya komunikasi dan karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Dalam hal ini media apa saja yang dapat mempengaruhi remaja kota Surabaya yang diwakili oleh narasumber dalam mengambil keputusan inovasi tersebut. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Pertamanya saya download dari YouTube” “Berarti media laptop, kayak gitu” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengambil keputusan untuk menyukai “Gangnam Style” melalui internet yaitu YouTube. Dimana YouTube terdapat video “Gangnam Style” lalu narasumber 1 mengunggahnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 1 terhadap penulis yang menyebutkan bahwa media yang mempengaruhi narasumber 1 dalam menginovasi “Gangnam Style” adalah media massa atau jejaring sosial yakni YouTube. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Intenet” “Terutama internet” “Di Youtube” Dari kutipan wawancara diatas, tidak jauh beda dengan narasumber 1 bahwa narasumber 2 pun mengambil keputusan untuk menyukai “Gangnam Style” melalui internet yaitu YouTube. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan narasumber 2 terhadap penulis yang menyatakan bahwa media yang mempengaruhi narasumber 2 dalam menginovasi kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah media massa internet yaitu Youtube. Narasumber 2 pun mempertegas pernyataannya bahwa media yang dapat mempengaruhinya adalah internet. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Awalnya tahu dari teman terus saya penasaran” “Akhirnya saya buka YouTube” “Sama di jejaring sosial banyak yang ngebahas tentang Gangnam Style” “Seperti di twitter” “Di telivisi juga banyak sih” Dari kutipan wawancara diatas, tidak jauh beda dengan narasumber 1 dan 2, narasumber 3 pun mengambil keputusan untuk menyukai “Gangnam Style” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. melalui internet yaitu YouTube. Serta, melalui jejaring sosial seperti Twitter dan Telivisi. Seperti narasumber 3 yang menyatakan kepada penulis bahwa media yang mempengaruhi narasumber 3 terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah media massa internet dalam hal ini ialah YouTube dan jejaring sosial seperti twitter. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa media yang mempengaruhi ketiga narasumber terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah dengan melalui media elektronik atau dalam hal ini dapat disebut internet yaitu jejaring sosial ataupun Youtube. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 1, 2, dan 3 yang menyatakan pernyataan yang sama. Bahwa media yang membuat para informan terpengaruh dalam inovasi kebudayaan Korea ialah karena seringnya melihat YouTube, jejaring sosial danataupun media elektronik lainnya.

4. Kondisi Sistem Sosial

Kondisi sistem sosial ini menunjukkan susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu. Struktur ini memberikan suatu keteraturan dan stabilitas prilaku setiap individu unit dalam suatu sistem sosial tertentu. Dalam hal ini adalah adanya pengaruh lingkungan yang mendukung terhadap keputusan individu untuk menyukai atau tidak menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Oh, tentu” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. “Soalnya, sekitar teman - teman saya” “Teman dekat saya dari kuliah banyak yang suka budaya Korea” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengaku terpengaruh terhadap kebudayaan Korea karena lingkungan sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan narasumber 1 dengan peneliti yang menyatakan bahwa terpengaruh lingkungan sekitar narasumber 1 terhadap kebudayaan Korea. Karena sekitar teman – teman narasumber 1 dan juga teman dekat dari tempat dimana narasumber 1 menempuh pendidikan yang juga menyukai kebudayaan Korea. Terutama Gangnam Style. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Terpengaruh sih enggak ya” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengaku tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. narasumber 2 mengaku bahwa menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” karena berdasarkan dari dirinya sendiri yang hampir sama dengan tokoh Gangnam Style. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Kalau lingkungan pasti di sekitar komunitas ya” “Kalau lingkungan kampus sedikit yang suka” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari kutipan wawancara diatas, sedikit berbeda dengan narasumber 1 dan 2. narasumber 3 lebih terpengaruh oleh komunitas pecinta Korea. Sedangkan di kampus narasumber 3 sendiri sedikit yang menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Sehingga narasumber 3 hanya terpengaruh oleh komunitas pecinta Korea saja di luar kampus narasumber 3. Sedangkan narasumber 3 tidak bnanyak pengaruh di kampusnya karena komunitas Gangnam Style dikampusnya hanya sedikit. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa narasumber 1 dan narasumber 3 mengakui bahwa terpengaruh oleh kebudayaan Korea “Gangnam Style” oleh lingkungan sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan narasumber 1 yang menyatakan bahwa terpengaruh lingkungan sekitar narasumber 1 terhadap kebudayaan Korea. Karena sekitar teman – teman narasumber 1 dan juga teman – teman dekat dari tempat dimana narasumber 1 menempuh pendidikan yang juga menyukai kebudayaan Korea. narasumber 3 juga menyatakan bahwa lingkungan komunitas narasumber 3 yang dapat mempengaruhi narasumber 3 terhadap kebudayaan Korea sedangkan lingkungan tempat narasumber 3 menempuh pendidikan tidak membuatnya terpengaruh oleh kebudayaan Korea karena tidak banyak yang suka terhadap kebudayaan Korea. Sedangkan narasumber 2 mengakui tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 2 kepada peneliti bahwa menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” karena berdasarkan dari dirinya sendiri sama dengan tokoh Gangnam Style yang membuat narasumber 2 menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” tanpa tepengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hal ini dapat dikatakan bahwa peran lingkungan para narasumber juga dapat mempengaruhi para narasumber dalam mengambil keputusan suka atau tidak suka terhadap kebudayaan Korea.

5. Peran agen perubah

Peran agen perubah menunjukkan keputusan remaja di Surabaya terhadap lingkungan sekitarnya untuk terpengaruh menyukai atau tidak menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Seperti dilihat ya kondisi sekarang” “Siapa sih yang ga terpengaruh budaya Korea” “Saya juga termasuk di dalamnya” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengaku terpengaruh terhadap kebudayaan Korea karena lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 1 terhadap penulis yang menyebutkan bahwa dengan adanya lingkungan sekitar narasumber 1, narasumber 1 mengaku bahwa terpengaruh untuk menyukai kebudayaan Korea. Seperti pernyataan narasumber 1 yang menyebutkan bahwa “saya juga termasuk di dalamnya” dalam hal ini yang dimaksud narasumber 1 adalah bahwa narasumber 1 juga terpengaruh terhadap kebudayaan Korea terutama Gangnam Style. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Enggak ya kayaknya” “Tapi ya gitu deh” “Bisa dibilang suka-suka sendiri” “Tapi terutama keisengan teman jadi ya ikut - ikut deh” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengaku tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 2 kepada penulis bahwa dalam lingkungan narasumber 2 saat ini tidak membuat narasumber 2 terpengaruh. Narasumber 2 menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” karena berdasarkan dari dirinya sendiri sama dengan tokoh Gangnam Style yang membuat narasumber 2 menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” tanpa tepengaruhi oleh lingkungan sekitar. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Ya terpengaruh dan saling mempengaruhi” “Mempengaruhi orang juga” Dari kutipan wawancara di atas, narasumber 3 terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang menyatakan kepada penulis bahwa narasumber 3 terpengaruh dan mempengaruhi orang. Sehingga informa 3 dapat terpangaruh dan mempengaruhi terhadap orang - Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. orang yang menyukai kebudayaan Korea dalam komunitasnya. Komunitas yang narasumber 3 dirikan saat ini. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa 2 dari 3 narasumber narasumber 1 dan narasumber 3 mengakui bahwa terpengaruh oleh kebudayaan Korea “Gangnam Style” oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan kepada penulis bahwa dengan adanya lingkungan sekitar narasumber 1, karena pengaruh dari lingkungannya. Begitu juga terhadap narasumber 3 yang menyatakan kepada penulis bahwa narasumber 3 terpengaruh dan mempengaruhi terhadap orang - orang disekitarnya dalam komunitasnya. Sampai – sampai narasumber 3 mendirikan komunitas yang bernama KLOSS. Sedangkan narasumber 2 mengaku tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, narasumber 2 hanya menyukai kebudayaan Korea, karena dari dirinya sendiri sama dengan tokoh Gangnam Style tanpa adanya pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Pada bagian ini peneliti menganalisis hasil wawancara peneliti dengan beberapa narasumber terkait pertanyaan 5 proses pengambilan keputusan inovasi kebudayaan Korea “Gangnam Style” yaitu mengenai tahap munculnya pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan, tahapan implementasi, dan tahapan konfirmasi.

1. Tahap Munculnya Pengetahuan

Tahap munculnya pengetahuan menunjukkan manfaat kebudayaan Korea “Gangnam Style” dalam kehidupan para remaja Surabaya. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Kalau manfaat bagi saya mungkin buat nambah-nambah teman ya” “Terus bisa membandingkan budaya Korea mana yang baik” “Mungkin bisa di contoh dengan budaya Indonesia” “Contohnya kayak budaya Korea itu dengan adanya Korean Wave gelombang Korea marketing pemasaran dari itu bisa ditiru dengan budaya Indonesia sendiri” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengaku bahwa kebudayaan Korea “Gangnam Style” mempunyai manfaat bagi narasumber 1.hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 1 yang menyatakan kepada penulis bahwa dengan adanya sesama pecinta budaya Korea, narasumber 1 dapat menambah teman baru. Serta dapat mengambil sisi positif dari kebudayaan Korea yang dapat diadopsikan terhadap kebudayaan di Indonesia NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Saya sering menari di sebuah tempat” “Diundang teman teman” “Nambah pengalaman dan adanya gerakan tarian yang baru” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengaku mengambil manfaat yang ada di kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Hal ini sesuai dengan peryataan narasumber 2 yang menyatakan bahwa manfaatnya memperoleh gerakan tarian baru “Gangnam Style”. Narasumber 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dapat menambah pengalaman dan dapat tawaran untuk menari di suatu acara sehingga sedikit mendapatkan uang saku. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Awalnya sebelum mengenal komunitas pecinta Korea ini” “Saya pendiam, sulit bergaul, sulit berteman” “Karena kan kalau berteman pastikan nyari yang hobinya sama” “Kalau udah klop langsung cocok” “Tapi di komunitas ini lebih enak bergaul” “Lama – lama saya belajar ngomong, segala macem, berorganisasi” “Juga sering diwawancara gini” “Bolak – balik sama TV, radio juga sering” “jadi berubahlah kalau dari pribadi berubah banyak” Dari kutipan wawancara diatas, narasumber 3 mengaku telah mendapat banyak manfaat dari kebudayaan Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 3 yang menyatakan bahwa terdapat banyak manfaat yang diperoleh oleh narasumber 3 karena kebudayaan Korea. Bagi narasumber 3 terdapat banyak pembelajaran yang diambil ketika narasumber 3 menyukai kebudayaan Korea. narasumber 3 menjadi pribadi yang lebih berani dalam berorganisasi dan menjadi pemimpin suatu komunitas pecinta Korea. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa narasumber telah mendapatkan banyak manfaat yang diambil dari kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Hal ini tersirat dalam pernyataan narasumber 1, 2, dan 3. narasumber 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengakui bahwa manfaat yang ia peroleh adalah dengan menambahnya teman baru sesama pecinta korea. Sedangkan narasumber 2 juga mengakui bahwa adanya inovasi gerakan dari “Gangnam Style”, narasumber 2 mendapatkan gerakan baru, dari situ informan mengaku kepada penulis bahwa adanya fenomena “Gangnam Style” narasumber 2 dapat menambah pengalaman karena diundang di berbagai acara khususnya yang berhubungan dengan Korea. Begitu juga dengan narasumber 3 yang menyatakan bahwa memperoleh manfaat dari kebudayaan Korea yaitu menjadi pribadi yang jauh lebih atraktif, pandai berbicara dan berorganisasi. Hal tersebut memperjelas bahwa terdapat manfaat dari kebudayaan Korea “Gangnam Style” terhadap para narasumber.

2. Tahapan Persuasi

Tahapan persuasi ini menunjukkan bahwa narasumber menunjukkan sikap baik atau tidak baik dengan adanya kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Menerima kalau sewajarnya” “Kalau terlalu kebudayaan Korea masuk sehingga mempengaruhi kebudayaan Indonesia” “Lalu kebudayaan Indonesia hilang” “Bisa jadi menolak” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengaku bahwa bila kebudayaan Indonesia telah hilang karena pengaruh kebudayaan Korea, bisa jadi narasumber 1 dapat menolak kebudayaan Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 1 yang dengan tegas menyatakan bahwa menerima kebudayaan Korea dengan sewajarnya, artinya tidak terlalu menerima kebudayaan Korea secara menyeluruh. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Selama itu positif kenapa tidak” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengakui menerima kebudayaan Korea bila selama kebudayaan Korea yang masuk ke dalam kebudayaan Indonesia mendapatkan hasil yang positif tidak akan ada masalah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan kepada peneliti bahwa selama itu positif kenapa tidak dimanfaatkan. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Mungkin ada batasannya” “Kadang ada yang bilang “oh kamu suka Korea berarti Nasionalismemu kurang” tapi aku rasa enggak” “Soalnya namannya hidupkan, kita hidup ini kan ga cuman Negara Indonesia” “Kita kan juga ga apa kan menyukai kebudayaan lain” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. “Asal kita tidak melupakan Tanah Tempat Dia Berpijak” “Aku tetap suka Korea tapi tetap Negaraku nomor satu” Dari kutipan wawancara diatas, narasumber 3 mengaku menerima kebudayaan Korea meskipun menyukai kebudayaan Korea tetap bagi narasumber 3 negara Indonesia nomor 1. Meskipun dengan menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” tentu saja narasumber 3 tidak melupakan negaranya sendiri. Hal ini dipertegas kepada peneliti bahwa narasumber 3 tidak akan lupa dengan kebudayaan sendiri meskipun telah menyukai kebudayaan negara lain yaitu Korea. Dari hasil wawancara dari ketiga narasumber dapat diketahui bahwa informan telah menerima atau bersikap baik terhadap kebudayaan Korea apabila itu bersifat positif dan tidak melupakan kebudayaan negara sendiri.

3. Tahapan Keputusan

Tahapan keputusan menunjukkan bahwa narasumber terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi. Berikut adalah analisis kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber: NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Iya, mengikuti komunitasnya” “Biasanya setiap bulan kumpul – kumpul sama komunitas.” “Kalau komunitas saya SHINEEWORLD Indonesia.” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. “Kumpul – kumpul, lihat mv music video tentang Korea kayak gitu.” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengaku bahwa mengikuti aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi dengan mengikuti komunitas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang diberikan narasumber 1 kepada peneliti yang menyebutkan bahwa narasumber 1 mengikuti komunitas SHINEEWORLD, setiap sebulan berkumpul bersama untuk mengadakan acara atau hanya melihat music video tentang Korea. Dan sudah mengadopsi dengan gerakan tarian yang disebut Opera Van Java Style. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Dengan cara mengikuti komunitasnya” “KLOSS” “Karena kemarin saya melihat anda di festival Korea Universitas Ciputra, anda disana menarikan Gangnam Style PSY itu. Benar kan ?” “Iya, benar” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengaku bahwa mengikuti aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi dengan mengikuti komunitas dan menarikan Gangnam Style di dalam acara komunitas yang telah diadakan oleh komunitasnya. Narasumber 2 belum mengadopsi tarian “Gangnam Style” tetapi masih menginovasi gerakan tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Ya, di tahun 2012 kita udah ada 4 event gedhe” “3 diantaranya di mal” Salah satunya di Royal Plaza, itu kita di akhir acara sebagai penutupan kita melakukan flashmob, flahmob Gangnam Style.” “Jadi semua penonton, ga cuman dancernya saja, penonton semuanya juga bareng – bareng menarikan Gangnam Style.” “Karena emangkan gerakannya mudah, mudah diingat, catchy. Pasti semuanya bisa.” “Pernah juga di taman bungkul.” “Ada juga videonya.” “Jadi udah bolak – balik ngeGangnam Style.” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 3 mengaku bahwa mengikuti aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi dengan mengikuti komunitas dan menarikan Gangnam Style di dalam setiap acara dalam komunitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diamapaikan kepada peneliti bahwa narasumber 3 sering kali menarikan tarian “Gangnam Style” tersebut dalam acara yang ada di dalam komunitas narasumber 3. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa informan telah terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi. Hal ini di kuatkan oleh pernyataan para informan yang mau terlibat dalam komunitas pecinta Korea serta mau menarikan tarian Gangnam Style dalam setiap acara yang diadakan oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. komunitasnya. Sesuai dengan pernyataan para narasumber 1, 2, dan 3 yang menyebutkan bahwa mengikuti komunitasnya dan serta melakukan aktifitas seperti menonton music video video klip danatau menarikan Gangnam Style.

4. Tahapan Implementasi

Tahapan Implementasi menunjukkan bahwa narasumber dapat menetapkan penggunaan suatu inovasi dan keputusannya dalam menggunakan kebudayaan Korea. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Mungkin menggunakan yang baik – baik aja” “Enggak totalitas menggunakan kebudayaan Korea” “Masih cinta Indonesia kok” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengaku bahwa menggunakan kebudayaan Korea yang positifnya saja. Tidak sepenuhnya menggunakan kebudayaan Korea. Meskipun narasumber 1 menyukai kebudayaan Korea tetapi tetap cinta kebudayaan Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 1 yang menyebutkan bahwa menggunakan kebudayaan Korea yang kearah positif. Serta narasumber 1 mengakui tidak terlalu fanatik terhadap menyukai kebudayaan Korea. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Iya mungkin iya” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengaku bahwa memungkinkan bagi narasumber 2 untuk menggunakan kebudayaan Korea khususnya gerakan “Gangnam Style”. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 2 yang menyatakan bahwa narasumber 2 tetap menggunakan kebudayaan Korea sesuai dengan pernyataan informan 2 “iya, mungkin tidak” untuk tetap menggunakan kebudayaan Korea. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Iya” “Iya kebetulan lagi senang – senangnya dengan Korea” “Mungkin nanti ada bosan tapi ya enggak tahu” Dari kutipan wawancara diatas, narasumber 3 mengaku bahwa akan tetap menggunakan kebudayaan Korea karena telah menyukai kebudayaan Korea. Informan mengaku bahwa tidak tahu harus sampai kapan menyukai kebudayaan Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan kepada peneliti bahwa narasumber 3 akan tetap menggunakan kebudayaan Korea. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa informan menetapkan penggunaan suatu inovasi dan keputusannya dalam menggunakan kebudayaan Korea. Walaupun demikian narasumber 1 mengaku bahwa meskipun tetap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menggunakan kebudayaan Korea, narasumber 1 tetap cinta kebudayaan Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan narasumber 1 bahwa menggunakan kebudayaan Korea yang kearah positif dan mengakui tidak terlalu fanatik terhadap menyukai kebudayaan Korea. Sedangkan narasumber 2 yang menyatakan bahwa narasumber 2 mengaku bahwa memungkinkan bagi narasumber 2 untuk menggunakan kebudayaan Korea khususnya gerakan “Gangnam Style”. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 2 yang menyatakan bahwa narasumber 2 tetap menggunakan kebudayaan Korea, sesuai dengan pernyataan narasumber 2 “iya, mungkin tidak” untuk tetap menggunakan kebudayaan Korea. Lain halnya dengan narasumber 3 yang menyebutkan bahwa narasumber 3 akan tetap menggunakan kebudayaan Korea, narasumber 3 tidak mengetahui samapai kapan untuk tidak menggunakan kebudayaan Korea.

5. Tahapan Konfirmasi

Tahapan Konfirmasi menunjukkan bahwa narasumber mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan suatu inovasi yang sudah dibuat sebelumnya. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para narasumber : NARASUMBER I 26 Desember 2012, pukul 19.21 “Biasanya setiap bulan kumpul – kumpul sama komunitas” “Kalau komunitas saya SHINEEWORLD Indonesia” “Nonton music video Korea” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 1 mengaku bahwa untuk menguatkan pengaruh budaya Korea dengan cara setiap bulan berkumpul bersama teman – teman komunitasnya. Hal tersebut telah menjelaskan bahwa narasumber 1 telah mencari komunitas untuk menguatkan terhadap keputusan narasumber 1 dalam menerima kebudayaan Korea “Gangnam Style”. NARASUMBER II 28 Desember 2012, pukul 09.30 “Dengan cara mengikuti komunitasnya” Dari kutipan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa narasumber 2 mengaku bahwa menguatkan pengaruh budaya Korea dengan cara megikuti komunitas pecinta Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan singkat dari narasumber 2 terhadap peneliti bahwa dengan mengikuti komunitas pecinta Korea. NARASUMBER III 29 Desember 2012, pukul 07.00 “Dengan mendirikan komunitas” “Sharing – sharing sama teman, lihat konser, buat event atau acara” “Ya semakin mengaktifkan dirilah” “Menunjukkan ke Surabaya kalau komunitas kita ada” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari kutipan wawancara diatas, narasumber 3 mengaku bahwa menguatkan keputusannya dalam menyukai kebudayaan Korea dengan cara mendirikan komunitas Korea serta mengadakan event untuk pecinta Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 3 yang menyatakan kepada peneliti bahwa narasumber 3 mengaktifkan diri mendirikan komunitas dan narasumber 3 menginginkan bahwa komunitas pecinta Korea telah ada. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa narasumber mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan inovasi. Sehingga para informan pun tidak masalah dengan adanya waktu yang terbuang untuk sekedar berkumpul bersama pecinta Korea lainnya. Seperti narasumber 1 yang menyatakan bahwa untuk menguatkan pengaruh budaya Korea dengan cara setiap bulan berkumpul bersama teman – teman komunitasnya. Hal tersebut telah menjelaskan bahwa narasumber 1 telah mencari komunitas untuk menguatkan terhadap keputusan narasumber 1 dalam menerima kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Sedangkan narasumber 2 menjelaskan bahwa menguatkan pengaruh budaya Korea dengan cara megikuti komunitas pecinta Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan singkat dari narasumber 2 terhadap peneliti bahwa dengan mengikuti komunitas pecinta Korea, narasumber 2 dan menguatkan keputusan narasumber 2 dalam menerima keudayaan Korea. Begitu pula dengan narasumber 3 yang menyatakan bahwa menguatkan keputusannya dalam menyukai kebudayaan Korea dengan cara mendirikan komunitas Korea serta mengadakan event untuk pecinta Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 3 yang menyatakan kepada peneliti bahwa narasumber 3 mengaktifkan diri mendirikan komunitas dan narasumber 3 menginginkan bahwa komunitas pecinta Korea telah ada. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hal tersebut memaparkan bahwa narasumber mencari penguatan terhadap keputusan menerima suatu inovasi yang sudah dibuat sebelumnya dengan cara mengikuti komunitas pecinta Korea dan serta meluangkan waktu untuk berkumpul bersama sesama pecinta Korea.

4.4 Pembahasan

Dari data yang diperoleh diatas maka telah ditemukan data narasumber yang terpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi. Sesuai dengan teori Rogers : 1. Atribut inovasi perceived atrribute of innovasion, Menunjukkan bahwa adanya suatu ketertarikan yang berkaitan oleh kebudayaan Korea. Seperti pakaian yang digunakan atau gaya model rambut dan sebagainya yang menarik perhatian. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari narsumber bahwa ketiga narasumber mengetahui fenomena kebudayaan Korea Gangnam Style yang terdapat unsur kebudayaan Korea tersebut melalui ciri Gangnam Style seperti kaca mata hitam, warna pakaian yang mencolok serta dengan gaya rambut yang rapi. Seperti yang dinyatakan pada narasumber 1 yang menyatakan bahwa atribut yang mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah Penampilan yang aneh dan menarik, warna pakaiannya yang mencolok, dan memakai kaca mata hitam. . Sedangkan narasumber 2 yang menyatakan bahwa atribut yang dapat mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah tertarik terhadap “Gangnam Style” karena busana yang tidak biasa. Begitu juga dengan narasumber 3 yang juga menyebutkan bahwa atribut yang dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah karena PSY melakukan tarian gerakan “Gangnam Style”, langsung mendunia. Itu karena tariannya yang tidak biasa ya, seperti kuda berjingkrak dan penampilannya yang juga menarik. Dari hal tersebut informan 1, 2 dan 3 menyatakan bahwa atribut yang mempengaruhinya terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah seperti pakian yang digunkan PSY penyanyi Gangnam Style yang tidak biasa serta memakai kaca mata hitam yang menarik dan gerakan tarian yang seperti kuda berjingkrak. 2. Jenis keputusan inovasi type of innovation decisions, Menunjukkan seberapa menariknya kebudayaan Korea terhadap remaja dalam mengambil keputusan untuk menyukainya atau tidak menyukainya. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ketiga narasumber membentuk sikap baik atau positif terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style”. narasumber 1 dan 2 menyukai kebudayaan Korea terutama “Gangnam Style dikarenakan gerakan atau tariannya yang unik dan tidak biasa. Sedangkan narasumber 3 mengaku sudah menyukai kebudayaan Korea sebelum adanya “Gangnam Style”. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa keputusan narasumber 1, 2, dan 3 telah menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style”. 3. Saluran komunikasi communication channels, Menunjukkan ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu memperhatikan tujuan diadakannya komunikasi dan karakteristik penerima. Jika Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa media yang mempengaruhi ketiga narasumber terhadap kebudayaan Korea “Gangnam Style” adalah dengan melalui media elektronik atau dalam hal ini dapat disebut internet yaitu jejaring sosial ataupun Youtube. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 1, 2, dan 3 yang menyatakan pernyataan yang sama. Bahwa media yang membuat para informan terpengaruh dalam inovasi kebudayaan Korea ialah karena seringnya melihat YouTube, jejaring sosial danataupun media elektronik lainnya. 4. Kondisi sistem sosial nature of social system, Menunjukkan susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu. Struktur ini memberikan suatu keteraturan dan stabilitas prilaku setiap individu unit dalam suatu sistem sosial tertentu. Dalam hal ini adalah adanya pengaruh lingkungan yang mendukung terhadap keputusan individu untuk menyukai atau tidak menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa narasumber 1 dan narasumber 3 mengakui bahwa terpengaruh oleh kebudayaan Korea “Gangnam Style” oleh lingkungan sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan narasumber 1 yang menyatakan bahwa terpengaruh lingkungan sekitar narasumber 1 terhadap kebudayaan Korea. Karena sekitar teman – teman narasumber 1 dan juga teman – teman dekat dari tempat dimana narasumber 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menempuh pendidikan yang juga menyukai kebudayaan Korea. narasumber 3 juga menyatakan bahwa lingkungan komunitas narasumber 3 yang dapat mempengaruhi narasumber 3 terhadap kebudayaan Korea sedangkan lingkungan tempat narasumber 3 menempuh pendidikan tidak membuatnya terpengaruh oleh kebudayaan Korea karena tidak banyak yang suka terhadap kebudayaan Korea. Sedangkan narasumber 2 mengakui tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 2 kepada peneliti bahwa menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” karena berdasarkan dari dirinya sendiri sama dengan tokoh Gangnam Style yang membuat narasumber 2 menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” tanpa tepengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hal ini dapat dikatakan bahwa peran lingkungan para narasumber juga dapat mempengaruhi para narasumber dalam mengambil keputusan suka atau tidak suka terhadap kebudayaan Korea. 5. Peran agen perubah change agents. Menunjukkan pengaruh lingkungan yang terdapat pada sekitar individu atau pengambil keputusan untuk menyukai atau tidak menyukai. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa 2 dari 3 narasumber narasumber 1 dan narasumber 3 mengakui bahwa terpengaruh oleh kebudayaan Korea “Gangnam Style” oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan kepada penulis bahwa dengan adanya lingkungan sekitar narasumber 1, karena pengaruh dari lingkungannya. Begitu juga terhadap narasumber 3 yang menyatakan kepada penulis bahwa narasumber 3 terpengaruh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan mempengaruhi terhadap orang - orang disekitarnya dalam komunitasnya. Sampai – sampai narasumber 3 mendirikan komunitas yang bernama KLOSS. Sedangkan narasumber 2 mengaku tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, narasumber 2 hanya menyukai kebudayaan Korea, karena dari dirinya sendiri sama dengan tokoh Gangnam Style tanpa adanya pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi atau adopsi dari wawancara terhadap narasumber, telah ditemukan data sebagai berikut: 1. Tahap Munculnya Pengetahuan Knowledge Ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntunganmanfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa narasumber telah mendapatkan banyak manfaat yang diambil dari kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Hal ini tersirat dalam pernyataan narasumber 1, 2, dan 3. narasumber 1 mengakui bahwa manfaat yang ia peroleh adalah dengan menambahnya teman baru sesama pecinta korea. Sedangkan narasumber 2 juga mengakui bahwa adanya inovasi gerakan dari “Gangnam Style”, narasumber 2 mendapatkan gerakan baru, dari situ informan mengaku kepada penulis bahwa adanya fenomena “Gangnam Style” narasumber 2 dapat menambah pengalaman karena diundang di berbagai acara khususnya yang berhubungan dengan Korea. Begitu juga dengan narasumber 3 yang menyatakan bahwa memperoleh manfaat dari kebudayaan Korea yaitu menjadi pribadi yang jauh lebih atraktif, pandai berbicara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan berorganisasi. Hal tersebut memperjelas bahwa terdapat manfaat dari kebudayaan Korea “Gangnam Style” terhadap para narasumber. 2. Tahap Persuasi Persuasion Ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya membentuk sikap baik atau tidak baik. Dari hasil wawancara dari ketiga narasumber dapat diketahui bahwa informan telah menerima atau bersikap baik terhadap kebudayaan Korea apabila itu bersifat positif dan tidak melupakan kebudayaan negara sendiri. 3. Tahap Keputusan Decisions Muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa informan telah terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi. Hal ini di kuatkan oleh pernyataan para informan yang mau terlibat dalam komunitas pecinta Korea serta mau menarikan tarian Gangnam Style dalam setiap acara yang diadakan oleh komunitasnya. Sesuai dengan pernyataan para narasumber 1, 2, dan 3 yang menyebutkan bahwa mengikuti komunitasnya dan serta melakukan aktifitas seperti menonton music video video klip danatau menarikan Gangnam Style. 4. Tahapan Implementasi Implementation Ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa informan menetapkan penggunaan suatu inovasi dan keputusannya dalam menggunakan kebudayaan Korea. Walaupun demikian narasumber 1 mengaku bahwa meskipun tetap menggunakan kebudayaan Korea, narasumber 1 tetap cinta kebudayaan Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan narasumber 1 bahwa menggunakan kebudayaan Korea yang kearah positif dan mengakui tidak terlalu fanatik terhadap menyukai kebudayaan Korea. Sedangkan narasumber 2 yang menyatakan bahwa narasumber 2 mengaku bahwa memungkinkan bagi narasumber 2 untuk menggunakan kebudayaan Korea khususnya gerakan “Gangnam Style”. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 2 yang menyatakan bahwa narasumber 2 tetap menggunakan kebudayaan Korea, sesuai dengan pernyataan narasumber 2 “iya, mungkin tidak” untuk tetap menggunakan kebudayaan Korea. Lain halnya dengan narasumber 3 yang menyebutkan bahwa narasumber 3 akan tetap menggunakan kebudayaan Korea, narasumber 3 tidak mengetahui samapai kapan untuk tidak menggunakan kebudayaan Korea. 5. Tahapan Konfirmasi Confirmation Ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa narasumber mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan inovasi. Sehingga para informan pun tidak masalah dengan adanya waktu yang terbuang untuk sekedar berkumpul bersama pecinta Korea lainnya. Seperti narasumber 1 yang menyatakan bahwa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. untuk menguatkan pengaruh budaya Korea dengan cara setiap bulan berkumpul bersama teman – teman komunitasnya. Hal tersebut telah menjelaskan bahwa narasumber 1 telah mencari komunitas untuk menguatkan terhadap keputusan narasumber 1 dalam menerima kebudayaan Korea “Gangnam Style”. Sedangkan narasumber 2 menjelaskan bahwa menguatkan pengaruh budaya Korea dengan cara megikuti komunitas pecinta Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan singkat dari narasumber 2 terhadap peneliti bahwa dengan mengikuti komunitas pecinta Korea, narasumber 2 dan menguatkan keputusan narasumber 2 dalam menerima keudayaan Korea. Begitu pula dengan narasumber 3 yang menyatakan bahwa menguatkan keputusannya dalam menyukai kebudayaan Korea dengan cara mendirikan komunitas Korea serta mengadakan event untuk pecinta Korea. Hal ini sesuai dengan pernyataan narasumber 3 yang menyatakan kepada peneliti bahwa narasumber 3 mengaktifkan diri mendirikan komunitas dan narasumber 3 menginginkan bahwa komunitas pecinta Korea telah ada. Hal tersebut memaparkan bahwa narasumber mencari penguatan terhadap keputusan menerima suatu inovasi yang sudah dibuat sebelumnya dengan cara mengikuti komunitas pecinta Korea dan serta meluangkan waktu untuk berkumpul bersama sesama pecinta Korea. Dengan hal tersebut diatas, maka ketiga narasumber tersebut menerima kebudayaan Korea “Gangnam Style” dengan positif tanpa meninggalkan kebudayaan Indonesia. Dengan cara menciptakan tarian baru yang dilakukan oleh narasumber 1. Sedangkan narasumber 2 dan 3 belum mengadopsi tetapi masih menginovasi, artinya belum menciptakan tarian baru. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahsan pada bab 4, maka peneliti mempunyai kesimpulan sebagai berikut : Ketiga narasumber itu meniru budaya Korea terutama “Gangnam Style” yaitu atributnya melalui pakaian yang mecolok, kaca mata hitam dan rambut bergaya rapi. Keputusan inovasi dari narasumber menjelaskan bahwa narasumber memutuskan untuk menyukai kebudayaan Korea “Gangnam Style” karena gerakannya yang unik dan tidak biasa. Jenis Saluran komunikasinya ketiga narasumber itu menjelaskan bahwa media yang mempengaruhi mereka melalui media elektronik yaitu jejaring sosial atau YouTube. Kondisi sistem sosial ketiga narasumber terpengaruh kebudayaan Korea atau “Gangnam Style” karena pengaruh lingkungannya. Namun narasumber 2 terpengarh dirinya sendiri karena mirip dengan PSY. Peran agen perubah menunjukkan bahwa ketiga narasumber terpengaruh oleh kebudayaan Korea “Gangnam Style” tetapi tidak terlalu fanatik dengan masih mempertahankan budaya sendiri Indonesia. Tahap munculnya pengetahuan menunjukkan bahwa ketiga narasumber mendapatkan manfaat yang diperoleh dari kebudayaan Korea “Gangnam Style” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.