Koefisien gesek DASAR TEORI

23 W = tenaga patah Harga keliatan suatu bahan dapat dicari dengan menggunakan rumus Santoso, 2007: Keliatan = � � joulemm 2 2.5 Dengan catatan : W = tenaga patah joule A = luas patahan benda uji mm 2 . Dari metode ini dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut : a. Bentuk benda uji yang digunakan sangat cocok untuk mengukur ketangguhan tarik pada bahan kekuatan rendah. b. Pengujian dapat dilakukan pada suhu dibawah suhu ruang. c. Dapat juga digunakan untuk perbandingan pengaruh paduan dan perlakuan panas pada ketangguhan tarik. Di samping beberapa keuntungan di atas pada metode ini, terdapat juga kerugian yang terjadi, diantaranya : a. Hasil uji impak tidak bisa dimanfaatkan dalam perancangan, karena uji ini bersifat merusak. b. Tidak terdapat hubungan antara data uji impak dengan cacat.

2.10 Standar teknik kampas rem

Ada beberapa persyaratan teknik yang harus dimiiki oleh kampas rem. Beberapa persyaratan tersebut dapat dilihat seperti yang ada dibawah ini www.stopcobrake.comenfileen.pdfSAEJ661 as cited in pratama 2011: 24 a. Untuk nilai kekerasan sesuai standar keamanan 68 – 105 Rockwell R. b. Ketahanan panas 360°C, untuk pemakaian terus menerus sampai dengan 250°C. c. Nilai keausan kampas rem adalah 5x10 -4 – 5x10 -3 mm 2 kg. d. Koefisien gesek 0,14 – 0,27. e. Massa jenis kampas rem adalah 1,5 – 2,4 grcm 3 . f. Konduktivitas thermal 0,12 – 0,8 W.m.°K. g. Tekanan Spesifiknya adalah 0,17 – 0,98 jouleg.C°. h. Kekuatan gesek 1300 – 3500 Ncm 2 . i. Kekuatan perpatahan 480 – 1500 Ncm 2.

2.11 Tinjauan pustaka

Nugroho 2007 pernah meneliti “komposit berpenguat pertikel tempurung kelapa sawit dengan resin epoxy sebagai alternatif pengganti kampas rem”. Hal ini didasarinya karena banyaknya limbah dari proses produksi kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan dan salah satu pemanfaatan yang dilakukan dengan cara dijadikan sebagai penganti alternatif kampas rem. Pada penelitiannya tempurung kelapa sawit digunakan sebagai reinforcement dan resin epoxy sebagai matriksnya. Fraksi yang dipergunakan sebesar 20, 30, 40, dan 50 dengan ukuran partikel 0,5 mm – 1 mm. Pengujian yang dilakukan yaitu mencari nilai koefisien gesek, uji keausan, uji thermal, uji mikro, dan uji makro. Setelah melakukan pengujian dan menganalisa data yang diperoleh dari pengujian diperoleh kesimpulan. Koefisien gesek terbesar terdapat pada spesimen komposit dengan partikel 40. Untuk tingkat keausan yang paling mendekati 25 tingkat keausan kampas rem ada pada spesimen dengan fraksi volume 40 dan 50. Untuk ketahanan thermalnya komposit berpenguat tempurung kelapa sawit dapat tahan sampai suhu 240°C. Sedangkan untuk struktur mikro dapat dilihat bahwa pada setiap komposit partikel terjadi perenggangan ikatan antara resin dan partikel namun struktur antara partikelnya semakin merapat. Borgias 2008 pernah meneliti “keausan dan kekuatan impak bahan komposit arang kayu glugu bermatrik epoxy ” penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui nilai laju keausan spesifik, koefisien gesek dan kekuatan impak komposit dengan penguat dari arang kayu glugu bermatrik epoxy. Sebelum digunakan serbuk kayu glugu diarangkan didalam oven dengan suhu 200°C dan 300°, selama 2 jam. Untuk pembuatan komposit dilakukan dengan cara mencampurkan serbuk gergaji yang telah masing-masing dioven dengan epoxy. Pencampuran sendiri menggunakan perbandingan 50 ; 50. Pembuatan komposit dilakukan dengan metode cetak tekan dan bentuk geometri benda uji impak mengacu pada standar ASTM A370. Pengujian impak sendiri menggunakan alat uji impak charpy. Bentuk benda uji keausan mengacu pada alat uji keausan dengan ukuran 40 x 25 x10 mm. pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji keausan Oghosi High Speed Universal Wear Testing Machine Type OAT-U. pengujian koefisen gesek dilakukan dengan menggunakan media piringan cakram dengan beban pembanding air. Dari hasil pengujian impak didapatkan harga keuletan yang relatif sama, tetapi keuletan tertinggi terjadi pada komposit dengan fraksi volume penguat 37 yaitu sebesar 2,86 kJmm 2 . Nilai keausan spesifik terbaik terjadi pada komposit dengan fraksi volume 46 yaitu 4,13x10 -6 mm 2 kg, dan koefisien gesek tertinggi terjadi pada komposit dengan fraksi volume penguat 55 yaitu sebesar 0,45. Berdasarkan hasil pengujian keausan dan koefisien gesek, komposit dengan fraksi penguat 46 hampir mendekati kelayaklan untuk digunakan sebagai kampas rem karena baik ketahanan geseknya teteapi ketahanan ausnya kurang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Skema penelitian

Agar lebih memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, maka dibuat alur jalannya penelitian seperti yang ditunjukan pada gambar 3.1 Gambar 3.1.Skema jalannya penelitian