Partikel serbuk atau butiran

18 dalam proses pembuatan komposit. Vcomposit adalah hasil campuran dari masing- masing prosentase reinforcing, matrik, dan katalis. Dalam pembuatan komposit dapat digunakan persamaan sebagai berikut. Vcat Vm Vr Vcomposit    , 2.1 Denga catatan : Vr = reinforcing Vcomposit = 100 Vm = matrik Vcat = katalis

2.6 Mekanika komposit

Sifat mekanis bahan komposit berbeda dengan bahan konvensional lainnya. Tidak seperti bahan teknik lainnya yang pada umumnya bersifat homogen isotropic. Bahan komposit cenderung bersifat heterogen atau berbeda pada setiap titiknya. Ini terjadi karena bahan komposit tersusun atas dua atau lebih material yang mempunyai sifat mekanis yang berbeda sehingga analisis mekanik komposit berbeda dengan bahan teknik konvensional lainnya. Sifat mekanis bahan komposit merupakan fungsi dari: 1. Sifat mekanis komponen penyusunnya. 2. Geometri susunan masing-masing komponen. 3. Inter fasa komponen. Mekanika komposit dianalisis dari dua sudut pandang yaitu dengan analisa mikro dan analisa makro mekanik. Analisa mikro bahan komposit memperlihatkan sifat-sifat mekanik bahan penyusun dan hubungan antara komponen penyusun dengan sifat-sifat mekanik bahan penyusun dan hubungan antara komponen penyusun dengan sifat-sifat bahan komposit secara umum tanpa 19 memperlihatkan sifat maupun hubungan antara komponen penyusun Murphy,1975:11. Mekaniskme penguat tergantung dari ukuran partikel. Dalam skala mikroskopis digunakan partikel berupa serbuk sangat halus. Serbuk akan menjadikan matrik mengeras dan menghambat gerakan dislokasi. Dalam hal ini sebagian besar beban luar yang diberikan bekerja pada matrik. Bena luar yang diberikan didukung bersama-sama oleh matrik dan partikelnya.

2.7 Koefisien gesek

Gaya gesekan ini terjadi jika dua buah benda bergesekan, yaitu permukaan kedua benda bersinggungan waktu benda yang satu bergerak terhadap benda yang lain. Benda yang satu melakukan gaya pada benda yang lain sejajar dengan permukaan singgung, dan dengan arah berlawanan terhadap gerak benda yang lain. Gaya –gaya gesekan selalu melawan gerak. Meskipun bahan tidak ada gerak relatif antara dua benda yang bersinggungan, gaya gesekan dapat juga terjadi. Gaya-gaya gesekan yang bekerja antara dua permukaan yang berada dalam keadaan diam relatif satu dengan lainnya desebut gaya-gaya gesekan statik. Gaya gesek yang dilambangkan S F dihubungkan dengan gaya normal N yang bekerja pada benda itu Sutrisno, 1981:48. Pencarian nilai koefisien gesek dapat dicari dengan menggunakan persam- aan sebagai berikut: a b s m m   2.2 Dengan catatan : S  = koefisien static b m = massa pemberat a m = massa benda uji + massa pemberat 20 Gambar 2.7.Metode pencarian nilai koefisien gesek 2.7 Uji keausan Uji keausan merupakan pengujian yag dilakukan untuk mengetahui ketahanan benda uji terhadap gesekan yang diberikan secara kontinyu selama beberapa waktu. Goresan karena bahan yang keras menyebabkan permukaan kasar. Pemolesan dengan bahan abrasi keras, kertas amplas atau debu memberikan fenomena abrasi disebut keausan goresan atau keausan permukaan licin Tata Surdia, 1995: 39. Abrasi antara bidang bisa menyebabkan temperatur naik karena gesekan yang berulang dan pada akhirnya akan terkikis dan habis. Keausan menerima pengaruh yang besar dan rumit dari laju pergerakan relatif dan tekanan pada bidang kontak. Keausan kumulatif antara permukaan halus pada tekanan tetap menghasilkan harga maksimum pada laju pergerakan relatif tertentu. Keausan korosi bisa disebabkan juga oleh zat kimia, proses elektrokimia dari bahan pelumas, dan juga ada keausan flet yang menyebabkan kerontokan oleh retakan lelah lokal karena tegangan yang berulang-ulang dari persentuhan yang tegangannya lebih tinggi dari batas elastis. Mekanisme gesekan pada bahan polimer sangat berbeda dengan mekanisme pada logam. Pada logam, koefisien gesekan hampir konstan tidak tergantung beban, luas bidang kontak laju gesekan. Tetapi pada polimer koefisien gesekan tergantung beban, bidang kontak dan seterusnya. Umumnya cenderung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI