Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data

3.3. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data

Uji keseragaman data dimaksudkan untuk menentukan bahwa populasi data sampel yang digunakan memiliki penyeimbangan yang normal dari rata- ratanya pada tingkat kepercayaansignifikansi tertentu.13 Pengujian terhadap keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh telah berada dalam keadaan yang terkendali atau belum. Suatu data yang berada di dalam batas kendali yaitu BKA Batas Kendali Atas dan BKB Batas Kendali Bawah dapat dikatakan dalam keadaan terkendali, sebaliknya jika suatu data berada di luar BKA dan BKB, maka data tersebut dikatakan berada dalam keadaan tidak terkendali. Nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah dapat dihitung apabila nilai standar deviasi telah diketahui. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung standar deviasi dari suatu kumpulan data. Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung BKA dan BKB dari suatu kumpulan data. BKA = x + k σ BKB = x + k σ Dimana : σ = standar deviasi x 1 = Data pengamatan x = Nilai rata-rata data Universitas Sumatera Utara N = banyak data BKA = batas kendali atas BKB = batas kendali bawah k = tingkat kepercayaan Setelah nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah diketahui, maka data harus diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh nilai data berada di antara BKB dan BKA. Apabila terdapat data yang lebih kecil dari BKB ataupun data yang lebih besar dari BKA, maka data tersebut tidak boleh diikut sertakan dalam proses perhitungan dieliminasi. Uji kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan sampel minimum yang dapat diolah untuk proses selanjutnya. Uji kecukupan data ini dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah cukup atau belum. Uji ini memiliki lambang N dan N’. Rumus Umum: Dimana : N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang diperlukan N = Jumlah pengamatan aktual yang dilakukan Xi = Data pengamatan hasil pengukuran K = Tingkat kepercayaan s = Tingkat ketelitian dalam bentuk persen Universitas Sumatera Utara Jika N jumlah data yang telah diperoleh lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan jumlah data yang dibutuhkan N’ berarti data tidak cukup sehingga diperlukan penambahan data sebanyak N’-N buah. Sebaliknya apabila N lebih besar daripada N’ berarti data telah cukup. 3.4.Penggunaan Distribusi Normal Penerapan data antropometri dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-rata mean dan Standart deviasi SD dari suatu distibusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean rata-rata dan SD Standar deviasi. Sedangkan percentile adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa percentase tertentu dari suatu kelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.9. Distribusi Normal dan Perhitungan Percentil 3.5.Keluhan Muskuloskeletal 3.5.1. Definisi Keluhan Muskulokeleta Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai keluhan sangat sakit.8Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders MSDs atau cedera pada sistem musculoskeletal. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Keluhan sementara reversible, yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namum demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan, dan Universitas Sumatera Utara b. Keluhan menetap persistent, yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut. 3.5.2. Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Musculoskeletal Peter Vi 2000 menjelaskan bahwa terdapat beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu: 1. Peregangan otot yang berlebihan Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal. 2. Aktivitas berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relaksasi 3. Sikap kerja tidak alamiah Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. 4. Faktor penyebab sekunder Faktor penyebab sekunder terbagi atas: Universitas Sumatera Utara a. Tekanan Terjadi karena tekanan langsung pada otot jaringan lunak. Sebagai contoh pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap. b. Getaran Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontaksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot. c. Mikroklimat Paparan suhu yang dingin secara berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak karena menurunnya kekuatan otot. Sedangkan paparan suhu panas, beda suhu lingkungan dan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energy dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. 5. Penyebab kombinasi Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat apabila dalam melakukan tugas nya, pekerja dihadapkan pada beberapa factor resiko kerja dalam waktu yang bersamaan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Florindo Makmur yang bergerak dalam memproduksi tepung. Perusahaan ini berlokasi di desa Pergulaan, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga januari 2017. 4.2.Jenis Penelitian Penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif analisis kerja dan aktivitas job and activity analysis yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang agar mendapatkan rekomendasi untuk berbagai keperluan seperti mendapatkan keseimbangan beban kerja antar karyawan, penentuan standar pengupahan, standar prestasi kerja dan lain-lain. Sinulingga, 2011.

4.3. Objek Penelitian

Objek yang diamati adalah operator yang bekerja pada bagian pengoplosan di PT. Florindo Makmur. Postur kerja operator menjadi objek penelitian untuk merancang suatu fasilitas kerja yang baru. Universitas Sumatera Utara