9
Menurut Ibu Nur Handayani selaku Ketua UPPKS Desa Sepat Wawancara tanggal 2 Januari 2010
pusat. Modal UPPKS merupakan modal pinjaman yang harus dikembalikan dengan bunga yang ringan yaitu sekitar 0,6 setiap
tahunnya. Modal menjadi salah satu hal terpenting dalam pengembangan UPPKS, ketika modal sudah habis untuk produksi
maka harus mencari pinjaman modal lagi dengan mengajukan proposal. Jika pinjaman belum ada maka produksi tas terhenti
sementara.
9
Terkendalanya modal juga mempengaruhi pemasaran yaitu permintaan pasar kadang tidak sepenuhnya dapat dicukupi karena
modal yang kurang. Pemasaran pada awal berdirinya UPPKS memang masih sulit, namun sekarang pemasarannya dalam
kategori mudah median 4. Pemasaran bukan menjadi masalah lagi karena sudah ada agen yang menampung produksi tas di berbagai
propinsi. Jangkauan pemasaran produk anyaman tas UPPKS yaitu meliputi Jawa, Sumatera, Lampung, Sulawesi, Irian Jaya, Bali dan
Nusa Tenggara Timur NTT. Namun disisi lain, sebanyak 19 orang atau 95 wanita tani tidak pernah mengakses informasi pasar
dalam kategori sangat rendah ditunjukkan dengan median 1 alasannya yaitu karena pasar atau konsumen yang menghubungi
UPPKS terkait dengan keinginan pasar menjalin kerjasama dalam penjualan anyaman tas.
9. Partisipasi Wanita Tani dalam Kegiatan UPPKS
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS di Desa Sepat, Kecamatan
Masaran, Kabupaten Sragen meliputi partisipasi dalam tahap perencanaan, partisipasi dalam tahap pelaksanaan, partisipasi dalam
tahap pemantauan dan evaluasi serta partisipasi dalam tahap pemanfaatan hasil.
a. Partisipasi Tahap Perencanaan
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap perencanaan adalah keikutsertaan petani dalam penyusunan rencana
kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan UPPKS. Partisipasi pada tahap perencanaan meliputi kehadiran wanita tani pada rapat
perencanaan, kesukarelaan
menghadiri rapat
perencanaan, memberikan pendapat atau pertanyaan dalam rapat perencanaan serta
tanggapan yang diberikan atas pendapat atau pertanyaan dalam rapat perencanaan. Partisipasi wanita tani dalam tahap perencanaan dapat
dilihat dalam tabel 19. Tabel 19. Partisipasi Wanita Tani dalam Tahap Perencanaan
No Kriteria
Skor Jumlah
orang Prosentase
Median 1.
. 2.
3. 4.
Kehadiran dalam rapat perencanan
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu Kesukarelaan menghadiri
rapat perencanaan Tidak pernah
Jarang Kadang-kadang
Sering Selalu
Memberikan suarapertanyaan
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu Tanggapan atas
suarapertanyaan Tidak pernah
Jarang Kadang-kadang
Sering Selalu
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5 4
4 5
7
4 4
5 7
9 5
3 3
9
11 20
20 25
35
20 20
25 35
45 25
15 15
45
55 4
4
3
5
Sumber: Analisis Data Primer, 2010
Hasil tabel 19 menunjukkan bahwa partisipasi wanita tani dilihat dari kehadiran wanita tani pada rapat perencanaan pada
kategori tinggi median 4 yaitu wanita tani hadir pada rapat perencanaan yang berlangsung empat kali. Rapat perencanaan
berlangsung sebanyak empat kali yaitu sosialisasi pembentukan UPPKS, pemilihan usaha ekonomi produktif dan pembentukan
pengurus UPPKS serta dua kali pelatihan tentang usaha yang akan dijalankan. Namun, ada sebanyak 4 orang atau 20 yang tidak
pernah mengikuti rapat perencanaan. Alasan wanita tani tidak hadir dalam rapat perencanaan karena sebagian besar wanita tani
mengetahui informasi UPPKS dari teman yang sudah terlebih dahulu mengikuti kegiatan UPPKS. Jadi setelah wanita tani mengetahui
kegiatan UPPKS mereka langsung terlibat pada pelaksanaan kegiatan UPPKS tersebut.
10
Perencanaan UPPKS berawal dari adanya arisan ibu-ibu yang terdiri dari 20 orang kemudian dalam
arisan tersebut ada sosialisasi UPPKS dari Petugas BKKBN Kecamatan Masaran. Sosialisasi tersebut menarik ibu-ibu untuk
membentuk suatu kelompok yang mempunyai suatu usaha ekonomi produktif. Usaha ekonomi produktif yang dipilih adalah pembuatan
tas anyaman dari pita stering. Kesukarelaan wanita tani hadir dalam rapat perencanaan dalam
kategori tinggi median 4, kategori tinggi menunjukkan bahwa wanita tani hadir dalam rapat perencanaan karena dibujuk oleh
pihak-pihak seperti Petugas BKKBN Kecamatan Masaran dan Ketua UPPKS. Walaupun pada awalnya wanita tani memang dibujuk oleh
BKKBN Kecamatan Masaran untuk ikut rapat perencanaan. Namun keputusan akhir tetap ada di tangan wanita tani. Partisipasi seperti
ini disebut partisipasi terinduksi artinya peranserta yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motif ekstrinsik berupa bujukan,
pengaruh dan dorongan dari luar, meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasann penuh untuk berpartisipasi Mardikanto, 2009.
10
Menurut Ibu Sri Supadmi selaku Bidan Desa Sepat Wawancara tanggal 25 Desember 2009
11
Menurut Ibu Nur Handayani selaku Ketua UPPKS Desa Sepat Wawancara tanggal 2 Januari 2010
12
anut grubyuk artinya tidak mengajukan pendapat hanya setuju dengan pendapat orang lain
Wanita tani tertarik atas bujukan dari Petugas BKKBN Kecamatan Masaran yang mengatakan bahwa dengan terlibat UPPKS dapat
meningkatkan pendapatan maka wanita tani mengikuti rapat perencanaan dengan sukarela tanpa paksaaan pihak manapun dan
tidak ada yang memberikan imbalan atas keinginan wanita tani menghadiri rapat perencanaan.
11
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap perencanaan juga dilihat dari adanya kesempatan bagi wanita tani
untuk memberikan pendapat atau pertanyaan dalam rapat perencanaan. Pada tabel 19 menunjukkan bahwa wanita tani
memberikan pendapat atau pertanyaan dalam rapat perencanaan termasuk dalam kategori cukup tinggi median 3, artinya sebagian
besar wanita tani ikut memberikan pertanyaan atau pendapatnya. Namun, ada sebanyak 9 orang atau 45 wanita tani yang tidak
pernah memberikan pendapat atau pertanyaan ketika rapat perencanaan karena penjelasan dari Petugas BKKBN Kecamatan
Masaran terkait dengan kegiatan UPPKS sudah cukup jelas. Disamping itu, pertanyaan dari wanita tani yang lain sudah dapat
menjawab keingintahuan wanita tani tentang kegiatan UPPKS, yaitu sebanyak 5 orang atau 25 wanita tani kadang-kadang memberikan
pertanyaan atau pendapat tentang kegiatan UPPKS dan sebanyak 3 orang atau 15 wanita tani selalu bertanya atau memberikan
pendapatnya tentang kegiatan UPPKS. Pendapat yang diajukan misalnya tentang usaha ekonomi produktif yang dijalankan yaitu
pembuatan anyaman tas dari pita stering. Wanita tani yang tidak pernah mengajukan pendapat atau pertanyaan dalam rapat
perencanaan dikarenakan kebanyakan dari mereka ikut-ikutan setuju dengan pendapat orang lain atau istilahnya anut grubyuk
12
sehingga mereka mengiyakan saja.
Adanya pendapat atau pertanyaan dari wanita tani selalu mendapat tanggapan yang baik yaitu kategori sangat tinggi median
5 artinya pertanyaan yang ditanyakan oleh wanita tani selalu dijawab sesuai dengan pertanyaannya dengan memberikan contoh
agar mudah dipahami oleh wanita tani. Pertanyaan tidak dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan karena pertanyaan
hanya bersifat ketidakpahaman wanita tani sehingga harus dijelaskan kembali oleh Petugas BKKBN Kecamatan Masaran sedangkan untuk
pendapat yang diajukan dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan misalnya saja ketika wanita tani mengusulkan bahwa
usaha ekonomi produktif yang dijalankan ádalah tas anyaman, maka BKKBN Kecamatan Masaran menyetujuinya dan melakukan
pembinaan terhadap kegiatan UPPKS tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh wanita tani anggota UPPKS bahwa :
“Tanggapannya baik, pertanyaannya selalu dijawab dengan memberikan pengertian-pengertian agar paham”
Wiro, wawancara tanggal 6 Februari 2010 “Pertanyaan yang masuk dijawab dengan baik, ya kayak tas kan ya
karena masukan dari ketua UPPKS dan sekarang dijadikan produk unggulan”
Nur , wawancara tanggal 4 Februari 2010
Tanggapan yang baik dari petugas BKKBN Kecamatan Masaran atas pendapat atau pertanyaan yang diajukan menjadikan
respon yang positif pada wanita tani sehingga wanita tani tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan UPPKS.
b. Partisipasi Tahap Pelaksanaan
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap pelaksanaan dapat dilihat dari sumbangan biaya, adanya sumbangan
tenaga dan imbalan atas kontribusi yang diberikan wanita tani.
13
Menurut Ibu Nur Handayani selaku Ketua UPPKS Desa Sepat Wawancara tanggal 2 Januari 2010
14
Menurut Ibu Suyati selaku wanita tani anggota UPPKS Desa Sepat Wawancara tanggal 11 Januari 2010
Tabel 20. Partisipasi Wanita Tani dalam Tahap Pelaksanaan
No Kriteria
Skor Jumlah
orang Prosentase
Median 1.
. 2.
3. Sumbangan biaya
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu Sumbangan tenaga
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu Imbalan atas kontribusi
yang diberikan wanita tani Tidak pernah
Jarang Kadang-kadang
Sering Selalu
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5 20
1 3
16
19 1
100
5 15
80
95 5
1
5
3
Sumber: Analisis Data Primer, 2010 Terkait dengan sumbangan biaya dalam kategori sangat rendah
median 1, karena selama ini dalam UPPKS tidak ada sumbangan biaya apapun yang harus dikeluarkan oleh wanita tani. Segala biaya
kegiatan dalam UPPKS diambilkan dari pinjaman modal yang ada di UPPKS.
13
Wanita tani berpartisipasi dalam UPPKS mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan pendapatannya jadi jika ada
sumbangan biaya, maka hal tersebut malah dirasa memberatkan wanita tani.
14
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap pelaksanaan dapat pula dilihat dari adanya sumbangan tenaga.
Sumbangan tenaga diberikan oleh wanita tani dalam kegiatan UPPKS dalam kategori sangat tinggi median 5 yaitu sebanyak 16
orang atau 80 wanita tani menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan UPPKS. Misalnya saja ketika wanita tani mengikuti
kegiatan seperti membuat anyaman tas, KIE, arisan, pameran atau
kunjungan dan saat memberikan pelatihan ke daerah lain. Pada kegiatan menganyam tas wanita tani merelakan tenaganya untuk
menganyam tas sesuai dengan permintaan pasar, ketika ada pesanan dari luar kota dalam jumlah banyak dan jumlah tas belum memenuhi
permintaan pasar maka wanita tani mengusahakan untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Pada kegiatan KIE yang diadakan
BKKBN Kecamatan Masaran, wanita tani juga menyumbangkan tenaganya yaitu ikut mempersiapkan segala perlengkapan saat
kegiatan seperti penataan meja kursi dan pembuatan makanan untuk kegiatan. Pada kegiatan arisan dan pameran atau kunjungan, wanita
tani juga
menyumbangkan tenaga
dalam mempersiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh informan-informan sebagai berikut:
”ya ada juga, misalnya ada lomba atau pameran ya ikut menyiapkan semuanya”
Dariyatun , wawancara tanggal 7 Februari 2010 ”ikut mempersiapkan perlengkapan saat kegiatan seperti penataan
meja kursi dan pembuatan makanan untuk kegiatan. Kalau ada arisan dan pameran atau kunjungan juga menyumbangkan tenaga
dalam mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan”
Nur , wawancara tanggal 4 Februari 2010 Partisipasi wanita tani dalam UPPKS dapat juga dilihat dari
adanya imbalan yang diberikan UPPKS atas kontribusi yang diberikan wanita tani kepada UPPKS. Imbalan yang diterima wanita
tani dari kegiatan UPPKS dalam kategori cukup tinggi median 3 yaitu sebanyak 19 orang atau 95 wanita tani yang mengharap
imbalan sesuai kontribusi yang diberikannya pada UPPKS. Imbalan dari UPPKS diperoleh wanita tani dari kegiatan menganyam tas
yaitu imbalan dalam bentuk uang. Imbalan tersebut diterima oleh wanita tani ketika wanita tani berhasil menganyam tas dengan
ukuran masing-masing tas. Tas berukuran kecil yaitu diberikan imbalan uang sebesar Rp 700,-, tas ukuran sedang di beri imbalan
sebesar Rp 800,- dan tas ukuran besar imbalan uangnya sebesar Rp
900,-, dari partisipasinya dalam kegiatan UPPKS, wanita tani memang mengharapkan imbalan dalam bentuk uang. Imbalan
tersebut membuat wanita tani merasa senang terlibat dalam UPPKS karena salah satu alasan mereka terlibat dalam UPPKS yaitu
memperoleh uang, dengan uang tersebut mereka dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga dan dapat membantu suami
mencukupi kebutuhan
hidup keluarganya.
Sebagaimana diungkapkan wanita tani anggota UPPKS berikut ini:
”Ada, tergantung ukuran tas. Imbalan ya jelas ngarep Mbak, sekarang ini apa-apa ya biar dapat uang. Kalau dapat uang ya baru
kita tertarik, nah di UPPKS ini banyak yang tertarik karena bisa nambah uang”
Kasni, wawancara tanggal 6 Februari 2010
”Rp 700,- untuk yang kecil, yang sedang Rp 800,- yang besar Rp 900,- ya jelas mengharapkan imbalan uang karena dapat bantu-
bantu suami nyukupi makan dan uang sekolah anak Mbak” Sukamti, wawancara tanggal 7 Februari 2010.
Berdasarkan dua ungkapan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa wanita tani tertarik terlibat di UPPKS karena adanya imbalan.
Imbalan tersebut berupa uang yang dirasa dapat meningkatkan pendapatan wanita tani dan keluarganya.
c. Partisipasi Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap pemantauan dan evaluasi dapat dilihat dari adanya keterlibatan
wanita tani dalam perumusan tujuan, menentukan variabel dan indikator, keterlibatan dalam mengukur keberhasilan, pengumpulan
dan mengolah data serta keterlibatan dalam analisis dan kesimpulan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 21. Partisipasi Wanita Tani dalam Pemantauan dan Evaluasi
No Kriteria
Skor Jumlah
orang Prosentase
Median 1.
. 2.
3. 4.
5. Perumusan tujuan
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu Menentukan variabel dan
indikator Tidak pernah
Jarang Kadang-kadang
Sering Selalu
Mengukur keberhasilan Tidak pernah
Jarang Kadang-kadang
Sering Selalu
Mengumpulkan dan mengolah data
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu Analisis dan kesimpulan
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5 20
20
19 1
18 2
20 10
100
95 5
90
10 100
1
1
1
1
1
Sumber: Analisis Data Primer, 2010 Partisipasi wanita tani dalam tahap pemantauan dan evaluasi,
pertama kali dapat dilihat dari keterlibatan wanita tani dalam perumusan tujuan. Keterlibatan wanita tani dalam perumusan tujuan
dalam kategori sangat rendah median 1. W anita tani dalam UPPKS tidak dilibatkan dalam merumuskan tujuan UPPKS karena
pada saat BKKBN Kecamatan Masaran mensosialisasikan program UPPKS, mereka sudah menentukan tujuan dari UPPKS yaitu dengan
UPPKS diharapkan dapat meningkatkan pendapatan wanita tani sehingga kesejahteraannya dapat meningkat pula. Walaupun wanita
tani tidak dilibatkan dalam merumuskan tujuan tetapi wanita tani mengetahui tujuan dari adanya UPPKS yaitu meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
15
Wanita tani juga tidak dilibatkan dalam menentukan variabel dan indikator yaitu dalam kategori sangat rendah median 1 karena
segala bentuk pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh BKKBN Kecamatan Masaran. Wanita tani tidak dilibatkan dan tidak
mengetahui dalam menentukan variabel dan indikator keberhasilan UPPKS tetapi ada sebagian kecil wanita tani yang mengetahui
indikator keberhasilan UPPKS yaitu apabila terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pada diri wanita tani. Sebagaimana
diungkapkan oleh informan-informan berikut ini: ”Nggak pernah dilibatkan, tapi kalau indikatornya sepertinya
peningkatan pendapatan anggota” Dariyatun , wawancara tanggal 7 Februari 2010
”Indikatornya ya
terjadi peningkatan
pendapatan dan
kesejahteraan pada wanita” Nur Handayani, wawancara 2 Januari 2010
Partisipasi wanita tani dalam tahap pemantauan dan evaluasi selanjutnya dapat dilihat dari keterlibatan wanita tani dalam
merumuskan ukuran keberhasilan dari UPPKS. Wanita tani di Desa Sepat tidak dilibatkan dalam mengukur keberhasilan UPPKS. Tabel
21 menunjukkann bahwa keterlibatan wanita tani dalam merumuskan ukuran keberhasilan dari kegiatan UPPKS dalam
kategori sangat rendah median 1, tetapi wanita tani mengetahui beberapa ukuran keberhasilan UPPKS yaitu keberhasilan UPPKS
yaitu ketika kegiatan UPPKS masih berjalan, anggota terus bertambah dan pendapatan anggota meningkat.
16
Pada dasarnya
15
Menurut Ibu Suratmi selaku sekretaris UPPKS Desa Sepat Wawancara tanggal 4 Januari 2010
16
Menurut Ibu Warti selaku wanita tani anggota UPPKS Desa Sepat Wawancara tanggal 6 Februari 2010
ukuran keberhasilan dapat dilihat dari beberapa hal, yang pertama dari meningkatnya kualitas strata UPPKS, kedua meningkatnya
jumlah anggota yang melakukan kegiatan UPPKS, ketiga beragamnya usaha yang dilakukan oleh UPPKS, keempat
meningkatnya jumlah kegiatan dari UPPKS, kelima meningkatnya kualitas
dan kuantitas
ber-KB anggota
UPPKS, keenam
meningkatnya modal
usaha UPPKS
dan terakhir
adalah meningkatnya kemitraan pada kelompok UPPKS.
17
Jika dilihat dari keterlibatan wanita tani dalam pengumpulan dan pengolahan data, maka dapat dikatakan bahwa wanita tani tidak
dilibatkan dalam pengumpulan dan pengolahan data yaitu dalam kategori sangat rendah median 1. Pengumpulan data terkait dengan
kegiatan UPPKS dikumpulkan oleh ketua UPPKS dan sekretaris UPPKS yang kemudian dilihat oleh petugas BKKBN Kecamatan
Masaran untuk diolah dan dilaporkan ke tingkat kabupaten yaitu dilaporkan ke Dinas Pemberdayaan Keluarga Berencana Mandiri
PKBM. Seperti diungkapkan oleh Ibu Nur Handayani selaku Ketua UPPKS Desa Sepat :
”Data-datanya tentang kegiatan UPPKS dari rencana kegiatan, pelaksanaan, jumlah anggota dan modal yang ada. data ya saya
yang ngumpulkan dan ditulis di buku, ya bahasanya diarsipkan biar jelas kegiatannya, kalau ada kunjungan dari pemerintah kan juga
bisa melihat kegiatan dari UPPKS ini” Wawancara tanggal 2 Januari 2010
Ibu Suratmi selaku wanita tani anggota UPPKS juga membenarkan pernyataan tersebut dengan ungkapannya bahwa :
“Data-datanya yang paling tahu ya ketuanya, tapi memang saya ikut membantu dalam pengumpulan data dan pengarsipan setahu
saya ya cuma jumlah anggota dan arsip tentang macam kegiatannya” Wawancara tanggal 4 Januari 2010.
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap pemantauan dan evaluasi selanjutnya dapat dilihat dari adanya
keterlibatan wanita tani dalam analisis dan kesimpulan data. Keterlibatan wanita tani dalam analisis dan kesimpulan data
17
Menurut Bapak Kasto selaku Petugas BKKBN Kecamatan Masaran Wawancara tanggal 17 Desember 2009
termasuk dalam kategori sangat rendah median 1. Wanita tani dalam UPPKS tidak mengetahui tentang proses analisis dan
pembuatan kesimpulan dan wanita tani juga tidak dilibatkan dalam menganalisis dan menyimpulkan data-data karena memang segala
bentuk pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh BKKBN Kecamatan Masaran.
Guna mengikuti perkembangan kegiatan UPPKS di Desa Sepat, petugas BKKBN Kecamatan Masaran melakukan pemantauan
dan evaluasi secara berjenjang dan berkala untuk dapat meningkatkan pelaksanaan program secara efektif dan efisien.
Pemantauan dilakukan melalui sistem pencatatan, pelaporan dan kunjungan lapangan, sedangkan evaluasi dapat dilakukan dengan
mempelajari data sekunder dan data primer. Pemantauan dilakukan melalui sistem pencatatan dan pelaporan yang meliputi: identitas
UPPKS, keadaan anggota, perkembangan dana bergulir dan kegiatan UPPKS. Kegiatan pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan
menggunakan formulir dan kunjungan lapangan yang diawali dengan merumuskan
permasalahan-permasalahan yang
ditinjau dari
lapangan kemudian dilakukan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah menilai pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka
untuk menyempurnakan penyusunan rencana kegiatan berikutnya. Evaluasi dilakukan minimal enam bulan sekali dan difokuskan pada
kegiatan-kegiatan yang
berkaitan antara
lain: kelancaran
memperoleh modal, perkembangan usaha UPPKS, peningkatan kuantitas dan kualitas produk, perluasan jaringan pemasaran dan
peningkatan kesertaan anggota dalam KB. d.
Partisipasi Tahap Pemanfaatan Hasil Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap
pemanfaatan hasil dapat dilihat dari sejauh mana wanita tani merasakan manfaat dari partisipaisi wanita tani dalam kegiatan
UPPKS yaitu dilihat dari adanya manfaat ekonomi, manfaat sosial
dan manfaat psikologis yang dirasakan oleh wanita tani. Pada tabel 22 berikut ini dapat dilihat distribusi partisipasi wanita tani dalam
tahap pemanfaatan hasil. Tabel 22. Partisipasi Wanita Tani dalam Tahap Pemanfaatan Hasil
No Kriteria
Skor Jumlah
orang Prosentase
Median 1.
. 2.
3. Manfaat Ekonomi
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi Manfaat Sosial
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi Manfaat Psikologis
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5 18
2 5
15 4
16 90
10
25 75
20 80
4
5
5
Sumber: Analisis Data Primer, 2010 Tabel 22 menunjukkan bahwa manfaat ekonomi termasuk
dalam kategori tinggi median 4 yaitu wanita tani merasakan adanya peningkatan pendapatan dari kegiatan UPPKS terbukti dari keadaan
wanita tani yang tidak pernah kekurangan tetapi belum bisa menabung. Peningkatan pendapatan diperoleh dari kegiatan
menganyam tas karena setiap satu tas yang berhasil dianyam oleh wanita tani maka wanita tani tersebut memperoleh imbalan berupa
uang yaitu untuk tas ukuran kecil diberikan imbalan uang sebesar Rp 700,-, yang sedang Rp 800,- dan tas ukuran besar imbalannya
sebesar Rp 900,-. Pendapatan wanita tani dari usaha taninya tiap bulan rata-rata
sebesar Rp 566.687,- dan pendapatan dari usaha lain sebesar Rp
145.000,- Hal tersebut dirasa kurang karena jika dilihat pengeluaran total rata-rata tiap bulannya sebesar Rp 1.300.000,-. Pendapatan dari
suami wanita tani yang hanya bekerja sebagai buruh tani, buruh bangunan atau berdagang juga belum dapat mencukupi kebutuhan
hidup wanita tani dan keluarganya sehingga wanita tani masih harus bekerja, berjuang mencari pendapatan demi membantu suami
menghidupi anggota keluarganya. Partisipasi wanita tani dalam UPPKS dapat memberikan tambahan pendapatan bagi wanita tani
yaitu pendapatan dari UPPKS rata-rata tiap bulannya sebesar Rp 311.500,-. Total pendapatan rata-rata wanita tani sebelum terlibat
dalam kegiatan UPPKS adalah sebesar Rp 711.687,- dan total pendapatan rata-rata wanita tani setelah terlibat dalam kegiatan
UPPKS tiap bulannya yaitu Rp 1.023.187,- dengan pengeluaran total
rata-rata tiap bulannya sebesar Rp 1.300.000,-
18
Partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS dapat meningkatkan pendapatan wanita
tani sehingga wanita tani dapat membantu meringankan beban suami. Uang yang diperoleh wanita tani dari kegiatan UPPKS
digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup wanita tani seperti untuk makan, membeli baju dan untuk uang sekolah anak.
Manfaat yang dirasakan tidak hanya itu saja, hasil tabel 22 menunjukkan bahwa wanita tani anggota UPPKS juga merasakan
adanya manfaat sosial yaitu dalam kategori sangat tinggi median 5. Adanya hubungan yang baik antar anggota dalam kegiatan UPPKS
dapat ditunjukkan dengan adanya kerjasama terkait dengan kegiatan dan terjalin hubungan baik di luar
UPPKS.
Menurut Sarwoto 1981 setiap orang mempunyai kebutuhan sosiologis yaitu meliputi adanya
jaminan keamanan, adanya persahabatan, adanya kerja sama, adanya rasa menjadi bagian suatu kelompok, adanya semangat dan
solidaritas. Hubungan antar wanita tani angota UPPKS terjalin dengan
baik yaitu adanya kerjasama antar wanita tani, misalnya saja ketika
18
Lihat Lampiran 2 Analisis Pendapatan Wanita Tani
wanita tani yang satu tidak mengikuti pelatihan pembuatan tas anyaman dengan model baru maka wanita tani yang lain bersedia
membantu mengajari cara pembuatan tas anyaman model baru tersebut. Disisi lain hubungan yang terjalin menimbulkan solidaritas
yang tinggi dan sudah seperti keluarga sendiri misalnya ada sesama anggota yang sakit maka saling menjenguk, ketika ada yang punya
hajat maka saling nyumbang atau rewang membantu pelaksanaan acara dan saling meminjami uang bagi anggota yang merasa
membutuhkan. Menurut peryataan dari salah satu informan yaitu Ibu Semi selaku wanita tani anggota UPPKS bahwa :
” hubungannya baik, saling bantu saling cerita kalau ada masalah. Kalau mantu atau ada yang sakit ya saling njenguk, wis koyo
sedhulur dewe seperti saudara sendiri” Wawancara tanggal 7 Januari 2010.
Hal ini dipertegas dengan pernyataan dari Ibu Suratmi selaku sekretaris UPPKS bahwa :
“ya sangat merasakan, hubungannya baik kalau ada yang mantu ya biasanya pada rewang. Kalau ada yang nggak punya uang ya saling
ngutangi” Wawancara tanggal 4 Januari 2010.
Partisipasi wanita tani dalam tahap pemanfaatan hasil juga dapat dilihat dari adanya manfaat psikologis yang dirasakan wanita
tani. Menurut Sarwoto 1981 setiap orang mempunyai kebutuhan psikologis meliputi berbagai macam kebutuhan kejiwaan, antara
lain: pengakuan, kasih sayang, perhatian, kekuasaan, keharuman nama, kedudukan sosial, kehormatan, rasa berprestasi, kebebasan
pribadi, rasa bangga, penghormatan, nama baik, perdamaian, rasa berbeda dengan yang lain, keadilan dan kemajuan
Manfaat psikologisnya tergolong sangat tinggi median 5 yaitu wanita tani merasakan adanya suatu pengakuan, kepuasan dan
kesenangan ketika terlibat dalam kegiatan UPPKS. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Suratmi selaku sekretaris UPPKS bahwa :
“Rasanya seneng, karena kalau dirumah itu spaneng, disini kan bisa ketemu temen-temen, bisa ngobrol-ngobrol dan bisa bantu
suami. Ya seneng pokoknya” Suratmi, wawancara tanggal 4 Januari 2010
”Ya seneng, ada kepuasan tersendiri. Bisa bantu suami dan kalau udah nganyam disini itu lupa kalau punya utang”
Semi, wawancara tanggal 7 Januari 2010 Pengakuan dan kepuasan dirasakan wanita tani karena dengan
hasil yang diterima wanita tani dari keterlibatannya dalam kegiatan UPPKS wanita tani dapat menunjukkan kemandiriannya pada suami,
keluarga dan orang disekitarnya dimana wanita tani tidak selalu tergantung pada suami. Kesenangan yang dirasakan wanita tani
ketika terlibat dalam kegiatan UPPKS yaitu wanita tani mendapatkan banyak teman baru yang dapat diajak bertukar pikiran atau sekedar
berbicara tentang hal-hal ringan yang dapat menyenangkan hati dan melupakan berbagai permasalahan yang dirasakan oleh wanita tani,
misalnya wanita tani melupakan sejenak masalah hutangnya karena terlalu asyik dengan kegiatannya menganyam tas bersama wanita
tani anggota UPPKS yang lain.
10. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Partisipasi Wanita