sifatnya pinjaman yang disalurkan pada masyarakat dengan bunga yang sangat ringan Irawan, 2009.
Terjadi peningkatan pendapatan keluarga bahkan peningkatan kesejahteraan keluarga setelah terlibat dalam UPPKS, seperti
diungkapkan oleh http:www.pikiranrakyat.com
2008 bahwa Nandang
Iskandar 45, warga Desa Sukaraja, Kecamatan
Kadupandak, Kabupaten Cianjur ádalah seseorang yang mapan. Nandang merupakan salah satu potret keberhasilan warga yang
mendapatkan dana bergulir program UPPKS. Kondisi kehidupan ekonomi Nandang tidak terjadi begitu saja, melainkan berkat keuletan
dan semangat serta disokong program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS. Bermodalkan dana bergulir dari Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Jawa Barat, suami Dahyaningsih ini membuka usaha kecil-kecilan di bidang
produksi sale pisang dan manisan pepaya.
F. Kerangka Berfikir
Keterlibatan wanita tani dalam berbagai kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS di Desa Sepat, Kecamatan Masaran,
Kabupaten Sragen dilakukan karena berbagai alasan. Ada wanita tani yang beralasan bahwa terlibat dalam UPPKS karena menunggu datangnya musim
tanam dan ada juga yang terlibat karena ingin mencari tambahan pendapatan keluarga daripada hanya di rumah menjadi ibu rumah tangga saja. UPPKS di
Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen sendiri mempunyai berbagai kegiatan seperti kegiatan arisan, pembuatan anyaman, KB Keluarga
Berencana, KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi dan pembinaan UPPKS. Produk andalan dari UPPKS adalah tas anyaman dari bahan pita
plastik stering yang biasa dikerjakan oleh wanita tani setelah pulang dari sawah atau ketika tidak ada pekerjaan di sawah mereka. Jadi melalui berbagai
kegiatan UPPKS dapat memberikan sumbangan pendapatan pada wanita tani. Partisipasi wanita dalam berbagai kegiatan Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS dalam rangka menambah
pendapatan keluarga dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti pendidikan formal, pendidikan non
formal, luas penguasaan lahan, pendapatan dan jumlah anggota keluarga sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan tempat wanita tani
tinggal. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi serta tahap pemanfaatan hasil. Faktor internal dan faktor eksternal dapat menjadi faktor pendorong maupun faktor penghambat
partisipasi wanita tani dalam kegiatan UPPKS sehingga dapat diketahui pencapaian tujuan dari UPPKS dan tercapai tidaknya tujuan wanita tani dalam
kegiatan UPPKS. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan, dari keadaan
masyarakat desa serta kegiatan wanita tani dalam UPPKS yang ada dapat digambarkan kerangka berfikirnya yaitu sebagai berikut:
G. Dimensi Penelitian