Efektifitas Peralatan Enam Kerugian Besar Six Big Losses

3. Wilayah End-Of-Life Wilayah dimana umur ekonomis suatu peralalatan telah habis dan telah melebihi batas yang diizinkan, sehingga resiko kerusakannya akan tinggi. Beberapa alasan dari terjadinya kerusakan pada wilayah ini adalah kurangnya perawatan, kerusakan karena telah dipakai terlalu lama, lifetime peralatan. Pada wilayah ini preventive maintenance diperlukan untuk mengurangi tingginya kerusakan.

2.3.3 Efektifitas Peralatan

Objektivitas dari setiap kegiatan perawatan dan perbaikan dalam produksi adalah menaikkan produktivitas dan meminimalkan biaya-biaya yang menyangkut penjaminan tingkat pada produktivitas. Berkaitan dengan preventive maintenance, efektifitas peralatan menjamin pada kelancaran produksi dan minimasi dalam biaya perawatan dan perbaikan. Total Preventive Maintenance TPM mengarah pada usaha untuk memaksimalkan output dengan menjaga kondisi operasi ideal dan mengoperasikan alat dengan efektif. Sebuah mesin ataupun peralatan yang mengalami breakdown, pengurangan kecepatan secara periodik, ataupun penurunan spesifikasi output, dan defect merupakan sasaran untuk dilakukan efektifitas, baik dengan jalan perbaikan maupun perawatan dengan seksama.

2.3.4 Enam Kerugian Besar Six Big Losses

Efektifitas mesin dan peralatan yang menyeluruh dapat dicapai dengan mengeliminasi atau menghilangkan kendala-kendala menyangkut efektifitas tersebut. Kendala-kendala tersebut disebut “six big losses”, yaitu: 1. Kerusakan Mesin Atau Peralatan Karena Downtime Dua jenis kerugian yang ditimbulkan oleh breakdown adalah, time losses saat produksi yang menyebabkan kuantitas output berkurang, dan quantity losses karena cacat produk yang tidak bisa lagi ditanggulangi. Sifat breakdown dibedakan menjadi: a. Breakdown sporadik, yaitu yang terjadi mendadak, dramatis dan tidak terduga. Breakdown jenis ini biasa terjadi dan relatif mudah ditangani. b. Breakdown kronik, yaitu merupakan minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya sering. Breakdown jenis ini sering diabaikan namun dapat juga menyebabkan dampak pada kegiatan proses produksi. Breakdown jenis ini biasanya setelah dilakukan perbaikan akan terulang kembali ataupun malah tidak bisa diperbaiki sama sekali dan terus menerus seperti itu. Untuk memaksimalkan efektivitas mesin dan peralatan, semua breakdown harus dikurangi sampai mencapai titik nol zero kejadian. Usaha ini memerlukan investasi dan perubahan cara berpikir terhadap breakdown. 2. Setup Dan Adjusment Losses Kerugian ini ditimbulkan akibat downtime dan cacat produksi. Oleh sebab itu saat mesin atau peralatan telah diperbaiki ataupun mengalami kendala cacat pada produk maka mesin atau peralatan tersebut harus di-adjust kembali agar siap pada kondisi dan spesifikasi awal mulanya. Kegiatan demikian tentunya akan memakan waktu produksi. Sehingga output produk yang dihasilkan sudah barang tentu akan berkurang dari planned. 3. Idling Dan Minor Stoppage Losses Minor stoppage terjadi saat produksi dihentikan karena kegagalan pemakaian sementara atau saat mesin tidak jalan. Sebagai contoh: salah satu sensor tidak dapat berfungsi dengan baik karena kotoran debu, sehingga mengaktifkan tanda bahaya yang menyebabkan mesin dihentikan. Kerugian jenis ini berbeda dengan breakdown. Produksi normal dapat segera dicapai dengan cara menyingkirkan kotoran yang menutupi sensor dan melakukan resseting. 4. Idling Dan Minor Stoppage Losses Kerugian jenis ini ditimbulkan oleh perbedaan antara kecepatan design mesin dengan kecepatan operasi sesungguhnya. Mesin beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan idealnya dengan beberapa alasan antara lain problem mekanis dan mutu, problem terdahulu, problem kualitas bahan cutting tool, dan lain sebagainya. 5. Quality Defect Dan Rework Merupakan kerugian dalam mutu yang ditimbulkan oleh fungsi dari peralatan produksi. Defectbisa bersifat sporadik ataupun kronik. Defect sporadis meliputi peningkatan tiba-tiba jumlah cacat, atau kejadian dramatis lainnya. 6. Start-Up Losses Merupakan yield losses yang terjadi selama tahap awal produksi dari saat mesin start-up sampai dapat bekerja dengan stabil atau normal. Volume kerugian bervariasi tergantung pada pencapaian kondisi stabilitas mesin atau peralatan, pemeliharaannya, keahlian operator dan lain-lain.

2.3.5 Pemeliharaan Mandiri Autonomous Maintenance