4.3. Analisis Data
4.3.1. Faktor Internal Yang Menjadi Kekuatan dan Kelemahan Peternakan Bibit Ikan Lele di Kota Binjai
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam peternakan bibit ikan lele Asio Jalan Lincun Binjai Barat yang mencakup kekuatan dan kelemahan
ditinjau dari analisis lingkungan internal. 1.
Manajemen Manajemen peternakan bibit ikan lele yang dijalankan oleh Asio diakui
sudah cukup efisien. Dalam me-manajemen peternakan ini, Asio selaku pemilik peternakan bibit ikan lele telah menjalankan empat aktivitas dasar dari
manajemen, yang pertama yaitu perencanaan. Rencana Asio untuk membuka bisnis peternakan bibit ikan lele dengan menawarkan bibit yang unggul yang
sudah ia jalankan. Selanjutnya adalah pengorganisasian, dalam mengorganisasikan
peternakannya ini, pemilik peternakan ini memiliki hak sepenuhnya untuk mengatur peternakan bibit ikan lele Asio. Yang ketiga adalah pemberian motivasi,
pemberian motivasi ditujukan kepada karyawan agar dapat bekerja sama dalam melayani pembeli dengan baik agar pembeli yang datang merasa puas dengan
pelayanan yang baik. Yang keempat adalah pengelolaan staf serta pengendaliankontrol. Semua aktivitas yang berhubungan dengan peternakan
dikendalikan dan diawasi Asio sebagai pemilik peternakan. Pertanyaan 1: Bagaimana anda me-manajemen bisnis peternakan ikan
lele ini ? apakah sudah sesuai dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi dan pengendalian?
Jawaban: ”dalam me-manajemen peternakan ini, saya rasa sudah sesuai dengan perencanaan, dimana sebelumnya saya sudah merencanakan untuk
Universitas Sumatera Utara
membuat peternakan yang dapat mengasup bibit ikan lele sampai keluar kota Binjai. Saya memiliki pekerja agar dapat membantu saya dalam menjalankan
bisnis ini, tentunya saya selalu memberikan motivasi kepada karyawan asya untuk selalu bekerjasama dalam bekerja. Pengendalian yang saya lakukan yaitu dengan
mengontrol dan mengawasi kegiatan yang ada di peternakan agar semuanya berjalan dengan baik dan mencapai tujuan”. Asio, 2015.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh David dalam bukunya Manajemen Strategi Konsep, 2004:67 yang berpendapat bahwa manajemen
merupakan pengaturan organisasi secara keseluruhan, mencakup empat aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi dan pengendalian.
2. Keuangan
Modal yang dimiliki pemilik untuk membuka bisnis ini sudah cukup terpenuhi. Modal awal membuka bisnis ini didapatkan pemilik dari uang hasil
tabungannya. Dalam penetapan keuntungan peternakan ini, pemilik memperhitungkannya dari tingkat besarnya bibit ikan lele yang dibeli oleh
pembeli. Dari sumber dana tersebut digunakan pemilik untuk menjalankan usahanya.
Untuk pengelolaan keuangan peternakan bibit ikan lele, dikendalikan sepenuhnya oleh pemilik peternakan. Tugas karyawan yang memberikan
pelayanan agar pembeli memilih benih yang diinginkannya, dengan mencatat jenis dan harga produk yang dibeli, selanjutnya akan dilaporkan kepada pemilik
peternakan, yang kemudian akan dianalisispemilik peternakan. Dari laporan catatan tersebutlah pemilik mengetahui berapa pendapat yang diperoleh.
Pertanyaan 2: bagaimana anda menetapkan keuntungan yang akan menjadi sumber dana dalam menjalankan bisnis ? dan bagaimana sistem
pengendalian keuangan di peternakan anda?
Jawaban: modal mulanya berasal dari tabungan saya sendiri, penetapan keuntungan saya pertimbangkan dari jenis-jenis benih yang dihasilkan. Untuk
pengendalian keuangan saya sendiri yang menganalisisnya, nanti kasir yang
Universitas Sumatera Utara
mencatat jenis dan harga benih yang terjual, kemudian dilaporkan kepada saya, yah dari situ saya bisa tahu pendapatan bisnis saya ini kemudian jadi sumber
dana untuk menjalankan bisnis ini. Asio, 2015.
Dari penjelasan pengusaha peternak bibit ikan lele sesuai dengan yang dikatakan oleh Solihin 2012:32 bahwa keuangan perusahaan sangat penting
untuk memformulasikan strategi secara efektif. Aspek keuangan mencakup uang dari berbagai sumber yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan
strategi. Bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat sebaik apa dana yang ditangani.
3. Pemasaran
a. Produk
Produk yang ditawarkan berdasarkan ukuran benih, yaitu kecil, sedang dan besar. Produk yang dibeli kemudian dipeking ke dalam plastik berisi oksigen.
Pertanyaan 3: jenis benih apa saja yang ada di peternakan bibit ikan lele? Jawaban: jenis produk yang saya hasilkan adalah bibit ikan lele
berukuran kecil, sedang dan besar. Asio, 2015 Pemaparan dari hasil wawancara dengan pelanggan peternakan bibit ikan
lele Asio. Jawaban: Jenis produk yang pak Asio hasilkan terdiri dari 3 jenis yaitu
bibit ikan berukuran kecil, sedang dan besar. Saya lebih sering membeli jenis bibit ikan yang berukuran sedang. Mulyadi, 2015
Jawaban: Hanya tiga jenis ukuran yang dijual kepada kami, tetapi kami lebih sering membeli bibit ukuran besar, karena lebih mudah merawatnya
walaupun dengan harga yang lebih mahal. Susilo, 2015.
Jawaban: Jenis produk saya lihat bervariasi dari mulai bibit kecil, sedang sampai besar. Harga berbeda tergantung ukuran bibitnya. Mahmudin, 2015.
Universitas Sumatera Utara
b. Tempat
Salah satu keputusan yang sangat penting sebelum memulai suatu bisnis adalah memilih lokasi yang tepat dan strategis sebagai tempat usaha. Hal ini
dikarenakan lokasi ikut berperan di dalam menentukan tingkat kesuksesan suatu jenis bisnis. Jika memilih lokasi yang kurang strategis maka dapat menghambat
kelancaran dari bisnis tersebut, atau konsumen yang enggan pergi ke tempat tersebut karena merasa tempatnya jauh.
Pertanyaan 4: bagaimana dengan lokasi peternakan ? mengapa memilih lokasi ini untuk membuka peternakan bibit ikan lele ?
Jawaban: memang lokasi jauh dari pusat kota, alasan memilih lokasi di sini karena peternakan bibit ikan lele membutuhkan luas lahan yang lebih luas
dari usaha lain dan dekat dengan sumber air. Potensi lokasi saya lihat menjanjikan karena disekitar tempat saya berusaha banyak peternakan ikan lele
yang membutuhkan bibit ikan yang unggul. Asio, 2015
Pemaparan dengan pelanggan adalah sebagai berikut: Jawaban: Lokasi pak Asio memang jauh dari keramaian, tetapi bagi kami
yang mempunyai tempat pembesaran ikan lele di Binjai masih belum merasa jauh, karena kami juga berusaha di dekat situ-situ juga. Mulyadi, 2015
Jawaban: Saya tau lokasi pak Asio dari teman-teman juga, walaupun jauh dari tempat saya berusaha tetapi saya lebih suka berlangganan kepada bapak ini,
karena dia memberikan pelayanan yang baik dan belum pernah saya merasa kecewa dengan membeli produk yang dihasilkannya. Susiolo, 2015.
Jawaban: Saya juga merasa tempat atau lokasi usaha pak Asio tergolong jauh, karena saya membuka usaha peternakan lele di daerah Pancur Batu,
sedangkan pak Asio berada di Binjai, tetapi saya tidak merasa keberatan. Mahmudin, 2015.
Lokasi bisnis pak Asio memang jauh dari pusat kota dan tidak terlihat di jalan karena berhubungan dengan syarat-syarat yang harus diikuti yaitu harus
dekat dengan sumber air.
Universitas Sumatera Utara
c. Promosi
Promosi yang dilakukan olen pak Asio cukup elit. Promosi adalah salah satu cara terbaikuntuk memperkenalkan produk yang dijual. Pak Asio hanya
menggunakan media sosial seperti blacberry massanger dalam mempromosikan produk-produknya. Disamping itu informasi dari mulut ke mulut juga sangat
diharapkan oleh pak Asio. Pertanyaan 5: Bagaimana promosi yang dilakukan peternakan bibit ikan
lele Asio ? Jawaban: Awalnya saya hanya memberi tahu dari mulut ke mulut melalui
saudara dan juga pelanggan yang sudah pernah membeli bibit saya. Kemudian saya kembangkan menjadi promosi online melalui Blacberry massanger, dimana
disini diperlukan sistem kepercayaan. Saya mencantumkan secara mendetail tentang produk yang saya jual, mulai dari harga, jenis, supaya pembeli tahu
walaupun mereka belum liat bibitnya. Asio, 2015.
Pertanyaan 6: Darimana pembeli mengetahui peternakan bapak ? Jawaban: Tentunya informasi dari mulut ke mulut dan media sosial yang
sudah saya ikuti beberapa tahun belakangan ini. Asio, 2015. Jawaban: Saya tahu tempat peternakan ini dari mulut ke mulut karena
sebelumnya ada teman yang sudah pernah membeli bibit dari sini, makanya juga saya kemari disamping tempatnya juga tidak jauh dari tempat saya berusaha.
Mulyadi, 2015
Jawaban: Kalau saya tahu dari informasi teman yang memang sudah berlangganan lama dengan bapak ini Susilo, 2015
Jawaban: Kebetulan saya suka buka situs internet dan saya mendapat informasi dari media sosial dimana bapak ini membuat bibit ikan lele
Mahmudin, 2015
Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan pengusaha ternak bibit ikan lele cukup berjalan efektif, karena pelanggan mengetahui bisnisnya dari
kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh pemiliknya.
Universitas Sumatera Utara
d. Harga
Penetapan harga yang dilakukan pemilik terhadap setiap produk dengan metode sederhana. Pemilik melakukan penetapan harga dengan beberapa
pertimbangan. Untuk bisnis ini, pemilik menetapkan harga dengan menghitung biaya produksi yang sudah dikeluarkan kemudian ditambah dengan persen laba
yang diinginkan pemiliknya dan disamping itu juga melihat harga yang dijual oleh pesaing.
Pertanyaan 7: bagaimana harga yang ditawarkan pada setiap produk yang dijual ?
Jawaban: Yah, masalah harga sih sederhana aja, saya hitung biaya produksi yang sudah dikeluarkan mulai dari bahan induk, tenaga kerja dan biaya
tidak langsung seperti perawatan, kemudian saya tambahkan dengan laba yang saya inginkan, dan juga saya melihat harga yang diberikan oleh pengusaha bibit
yang lain. Asio, 2015
Harga yang ditetapkan oleh pemilik peternakan bibit ikan lele berbeda dengan pedagang-pedagang yang lain. Keuntungan yang diinginkan tidaklah
terlalu banyak, yang penting pelanggan lebih banyak. Adanya bisnis lain yang menjual produk yang sama dengan peternakan
bibit ikan lele, membuat pemilik harus mempertimbangkan harga pesaing, sebelum menetapkan harga produknya, pemilik akan melihat selisih harga produk
tersebut, dan menentukan harga produknya. Berikut ini merupakan pemaparan pelanggan mengeai harga yang
ditawarkan peternak bibit ikan lele. Jawaban: Harganya tidak terlalu mahal, karena harga selalu disesuaikan
dengan jenis ukuran yang kami pilih, dan kami merasa harganya seperti harga pasaran, jadi kami tidak merasa komplen. Mulyadi, 2015.
Jawaban: Karena saya memilih bibit yang besar, tentu harganya beda dengan yang kecil, dan saya rasa harga tidak mahal. Susilo, 2015.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban: Harga masih sama seperti pasaran, walaupun saya berada di Pancur Batu tetapi saya liat harga hampir di Binjai tidak beda dengan yang ada
di Pancur Batu Mahmudin, 2015.
Dari beberapa pelanggan yang diwawancarai oleh peneliti, mengatakan bahwa alasan membeli produk di peternakan Asio karena harga tidak mahal dan
masih sesuai dengan harga pasaran. Hal yang membuat usaha ini lebih dikenal orang karena pemiliknya
memberikan pembelian kredit dan membayar secara cicil, disamping itu memberikan potongan harga apabila membeli dalam jumlah yang besar.
Pertanyaan 8: Apakah ada potongan harga untuk produk yang dijual ? Jawaban: Ya, saya memberikan potongan harga apabila pembeli
memberli dalam partai besar, diskonnya bisa sampai 10 . Untuk pelanggan yang lama saya juga kasih pengurangan harga walaupun tidak terlalu banyak.
Asio. 2015
Jawaban: Saya memang belum pernah dapat diskon karena usaha saya kecil-kecilan dengan lahan yang tidak luas, makanya tidak pernah dapat itu, tapi
saya dengar memang ada potongan harga kalau beli banyak. Mulyadi, 2015
Jawaban: Pernah sekali dapat potongan harga karena beli banyak, tapi karena usaha saya mengalami kemunduran makanya belinya hanya sedikit-sedikit
saja, karena kekurangan modal. Susilo, 2015
Jawaban: Benar, pak Asio pernah memberi saya diskon karena beli banyak, dan kadang mau ditambahinya jumlah bibit yang saya pesan, mungkin
karena saya langganan lamanya ya. Mahmudin, 2015
Adanya potongan harga yang dilakukan pihak peternak menjadi salah satu kekuatan peternakan pak Asio. Salah satu pelanggan yang diwawancarai
Mahmudin, mengatakan karena langganan lama juga dikasih jumlah yang lebih dari yang dipesan.
Dari hasil wawancara pertanyaan nomor 3 sampai dengan 8 sesuai dengan yang dikatakan oleh Hunger dan Wheelen 2003 dalam buku Manajemen
Universitas Sumatera Utara
Strategis yang mengatakan bahwa bauran pemasaran yang disebut 4P adalah produk, tempat, promosi dan harga.
4. ProduksiOperasional
a. Kualitas Produk
Produk-produk yang ditawarkan peternak memiliki kualitas produk yang baik. Semua pelanggan yang diwawancarai oleh peneliti mengatakan bahwa
kualitas produk sangat baik dan memuaskan. Pak Asio selalu memperhatikan kualitas bibit ikan yang ditawarkannya kepada pelanggan.
Pertanyaan 9: Apakah kualitas produk yang ditawarkan sudah memenuhi kebutuhan pelanggan ?
Jawaban: Ya, saya selalu memperhatikan kualitas bibit-bibit yang saya jual kepada pelanggan agar mereka tidak merasa kecewa, agar pelanggan tidak
merasa rugi membeli produk bibit ikan lele ini. Asio, 2015.
Jawaban: Ya, kualitas yang kami beli dari pak Asio cukup baik dan memuaskan, kami tidak pernah merasa bermasalah dengan bibit ikan yang kami
beli dari dia Mulyadi, 2015
Jawaban: Bibit ikannya lumayan bagus jadi terbilang kualitas baik, belum pernah ada komplen dengan bibit yang sudah pernah kami beli. Susilo, 2015
Jawaban: Sudah kualitasnya baik, mendapat potongan harga lagi, jadi saya cukup senang berlangganan dengan bapak Asio ini. Mahmudin, 2015.
Dari semua pelanggan yang telah diwawancarai, peternakan bibit ikan lele Asio mengatakan produk bibitnya tergolong berkualitas dan bisa menjadi
kekuatan peternakan bibit ikan lele. b.
Persediaan Persediaan yang mencakup bahan baku untuk memproduksi suatu produk
maupun persediaan produk yang siap untuk dijual kepada pelanggan sudah terpenuhi di Peterkanan Asio ini.
Universitas Sumatera Utara
Pertanyaan 10: Apakah persediaan yang menunjang operasional peternakan sudah mencukupi ? dan apakah produk yang dicari pelanggan selalu
tersedia ?
Jawaban: Persediaan bibit ikan saya selu banyak dengan jenis ukuran dari yang kecil sampai besar Asio, 205
Jawaban: Iya, selalu tersedia kapan saja, sehingga kami tidak merasa kewalahan mencari lagi kemana-mana. Mulyadi, 2015
Jawaban: Tersedia selalu dan tidak pernah mengecewakan membelinya. Susilo, 2015
Jawaban: Ada semua dari berbagai ukuran yang ditawarkan, mungkin karena selalu laku jadi selalu tersedia. Mahmudin, 2015
c. Proses dan Kapasitas
Salah satu peralatan yang digunakan untuk peternakan bibit ikan lele adalah mesin pompa air. Mesin tersebut sebagai alat untuk membuang air pada
waktu menguras dan membersihkan kolam. Karyawan yang dipekerjakan juga termasuk rajin sehingga bibit bisa terawat dengan baik.
Pertanyaan 11: Jenis mesin apa yang sudah bapak miliki untuk menunjang proses produksi bibit ikan ?
Jawaban: Mesin yang saya pakai ya mesin pompa air, karena mesin ini sangat fital bagi saya agar bisa merawat bibit ikan dan sanitasi kolam terawat
dengan baik. Yang sering membuat saya pening kalau harga pakan ikan naik jadi saya terkadang bingung membuat harganya. Disamping mesin pompa, saya juga
memiliki tabung sebagai persediaan oksigen Asio, 2015
Jawaban: Mesin pompa saya lihat ada beberapa buah. Mulyadi, 2015. Jawaban: Proses produksi yang dibutuhkan mesin pompa air yang
digunakan untuk sanitasi kolam dan menyedot air. Susilo, 2015 Jawaban: Kalau memelihara ikan yang paling penting itu memang pompa
air, biar air bisa tersedia selalu ke kolam. Mahmudin, 2015 Pemaparan pemilik peternakan mengeluhkan adanya harga pakan yang
naik turun, mengakibatkan keuntungan menjadi lebih sedikit sehingga ini menjadi kelemahan yang ada di peternakan Asio.
Universitas Sumatera Utara
d. Sumber Daya Manusia dan Pekerjaan
Pak Asio memiliki 4 orang karyawan, yang bertugas untuk memelihara dan membersihkan kolam-kolam ikan yang dimilikinya.
Pertanyaan 12: Apakah karyawan memiliki keahlian dibidangnya masing- masing dan disiplin dalam bekerja ?
Jawaban: Karyawan saya lumayan disiplin bekerjanya, disini saya tidak mementingkan keahlian yang spesial, yang penting dia mau bekerja dan rajin,
selalu mengikuti peraturan-peraturan yang sudah saya tetapkan dalam bekerja. Asio, 2015
Pak Asio walaupun sebagai pemilik tetap mau terjun langsung membantu karyawannya dalam bekerja, biar pekerja tidak malas dan bersemangat karena
dibantu oleh pemilik peternakan ini. e.
Perawatan Seluruh peralatan dan kolam yang digunakan di peternakan ikan lele
dalam kondisi baik. Pebisnis ini selalu melakukan perawatan dengan baik, karena hal ini berhubungan dengan kelancaran proses produksi.
Pertanyaan 13: Apakah peralatan produksi dan yang lain selalu dirawat dan terawat ?
Jawaban: Iyalah, itu ibarat senjata kami dalam berusaha, kalau ga ada senjata gimana mau perang ya, hehe..Saya selalu menghimbau kepada karyawan
biar mesin-mesin jangan dibiar-biarkan nanti bisa rusak, kalau sudah siap pakai langsung dilap dan disimpan dengan baik. Asio, 2015
Jawaban: Lingkungan tempat usaha bapak ini nampak terawat dengan baik dan tidak merasa sumpek. Mulyadi, 2015
Jawaban: Kolam yang ada dipeternakan ini kayaknya dirawat dengan baik dan selalu dijaga kebersihannya. Susilo, 2015
Jawaban: Yang saya liat sepertinya semuanya terawat dengan baik, dan suasananya nampak asri. Mahmudin, 2015
Universitas Sumatera Utara
5. Penelitian dan Pengembangan
Peternak bibit ikan lele memiliki produk hampir sama dengan peternak yang lain, yang paling diutamakan Asio adalah kualitasnya, artinya bibitnya dalam
keadaan baik dan sehat. Pertanyaan 14: Bagaimana cara bapak melakukan pengembangan usaha
yang telah digeluti ini? Jawaban: Saya selalu mencari informasi-informasi terkini agar bibit yang
saya jual tidak mengecewakan pembeli, karena bagaimanapun pembeli menginginkan produksi yang mereka hasil dari bibit ini baik dan tinggi, jadi
mereka akan merasa untung mengelola usahanya. Misalnya saya membeli sejenis obat agar bibit yang dihasilkan lebih banyak jantan, karena bibit jantan lebih
tinggi produksinya dan cepat berkembang dibanding betina. Asio, 2015
Hal ini sesuai dengan pendapat David 2004:78 yang mengatakan penelitian
dan pengembangan biasanya diarahkan untuk meningkatkan produksi sebelum pesaing melakukannya.
Pertanyaan 15: Untuk pengembangan usaha bapak, bagaimana dengan usaha pembesaran ikan lele di kolan sendiri?
Jawaban: Saya juga ada membuka usaha pembesaran ikan lele. Artinya bibit tetap saya sediakan untuk pembesaran ikan lele yang selalu saya siapkan
kolamnya bersebelahan dengan kolam pembibitan ikan lele. Hasil yang saya peroleh cukup memuaskan karena pemasaran ikan lele tidak pernah tersendat,
paling harganya yang turun naik sedikit-sedikit. Asio, 2015
4.3.2. Faktor Eksternal Yang Menjadi Kekuatan dan Kelemahan Peternakan Bibit Ikan Lele di Kota Binjai
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar peternakan bibit ikan lele di Kota Binjai Jalan Lincun Binjai Barat, yang mencakup peluang dan
ancaman ditinjau dari analisis lingkungan eksternal.
Universitas Sumatera Utara
1. Persaingan antar peternakan sejenis
Disekitar lokasi usaha peternakan yang berada di Jalan Lincun Binjai Barat tidak ada peternakan lain, tetapi di Jalan Binjai yang lain ada juga.
Pertanyaan 16: Apakah ada usaha sejenis disekitar lokasi usaha ? Jawaban: Disekitar tempat saya berusaha tidak ada sampai saat ini,
paling agak jauh dari Jalan Lincun baru ada yang berusaha seperti saya Asio, 2015
Jawaban: Didaerah Jalan Lincun memang masih pak Asio yang berusaha pembibitan ikan lele, dan saya merasa dekat karena usaha saya juga di dekat
lokasi pembibitan pak Asio. Mulyadi, 2015
Jawaban: Di tempat saya membeli bibit ikan lele masih pak Asio yang saya liat Susilo, 2015
Jawaban: Belum ada saya liat peternak yang mengusahakan ternak bibit ikan lele lain di lokasi saya membeli bibit Mahmudin, 2015
2. Ancaman Produk Pengganti
Ada produk pengganti yang bisa digeluti oleh Asio, seperti pembesaran ikan lele, jadi pak Asio tidak merasa kawatir kalau bibit ikan lele yang
dikelolanya tidak laku. Pertanyaan 17: Apakah ada produk pengganti di lokasi tempat usaha ?
Jawaban: Saya merasa tidak terancam apabila bibit yang saya kelola tidak habis terjual, karena saya juga menyediakan kolam tempat pembesaran ikan
lele, jadi dari situ juga saya bisa mendapat keuntungan. Asio, 2015 3.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Meskipun pelanggan mengatakan harga yang ditawarkan tidak terlalu
mahal, tetapi pembeli juga melakukan tawar menawar dengan pengusaha, karena tetap juga ada rasa was-was apabila bibit yang diternakkannya banyak yang tidak
jadi. Pertanyaan 18: Apakah pembeli melakukan tawar menawar saat membeli
produk bibit ikan Asio ?
Universitas Sumatera Utara
Jawaban: Pembeli selalu saja melakukan penawaran dengan harga yang saya tawarkan kepada mereka, namanya juga mereka bukan pedagang tetapi
masih harus melakukan proses produksi juga untuk pembesaran ikan lelenya, jadi saya merasa wajar kalau mereka selalu menawar. Asio, 2015
Jawaban: Saya memang selalu menawar bibit yang saya beli, karena membesarkan ikan lele ini juga untung-untungan, bisa juga kadang rugi karena
banyak bibit yang mati, jadi lumayanlah bisa ada pengurangan dari pembelian bibit Mulyadi, 2015
Jawaban: Siapa tahu dapat pengurangankan lumayan itu Susilo, 2015 Jawaban: Kalau minta turunkan harga selalu saya lakukan, namanya
pembeli kalau bisa dapat harga yang murah tapi berkualitas hehe..Mahmudin, 2015
Tingginya tawar menawar pembeli untuk menurunkan harga bibit akan menurunkan keuntungan pengusaha, hal tersebut menjadi salah satu ancaman
yang ada di peternakan bibit ikan lele. 4.
Ancaman Pesaing Baru Maupun Pesaing yang Sudah Ada Banyaknya pengusaha pembibitan ikan lele di Kota Binjai dan munculnya
online shop yang menjual bibit ikan lele merupakan ancaman bagi peternak bibit ikan lele di Jalan Lincun Binjai Barat, karena akan menambah banyaknya pesaing
dan akan mengancam berjalannya usaha. Pertanyaan 19: Apakah ada ancaman pesaing baru ataupun yang sudah
ada ? Jawaban: Yang jadi ancaman peternakan bibit ikan lele ya banyaknya di
Kota Binjai, mungkin karena di Binjai cocok untuk tempat peternakan ikan, apalagi dari segi harga, pasti pembeli ingin cari yang murah. Asio, 2015
Berdasarkan wawancara dengan pemilik ternak bibit ikan lele ini pertanyaan 16 sampai 19 sesuai dengan pendapat David 2004:82 yang
mengatakan lingkungan industri merupakan lingkungan eksternal yang memiliki implikasi relatif lebih langsung terhadap operasional perusahaan. Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
industri terdiri dari persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, dan ancaman pesaing baru.
4.3.3. Strategi Pengembanga Usaha Yang Dapat Dijalankan Peternakan Bibit Ikan Lele Asio Jalan Lincun Binjai Barat
Dalam menjalankan bisnis di bidang peternakan, khususnya ikan lele memiliki banyak tantangan, karena banyaknya jenis bisnis yang menjalankan
bisnis dengan fokus usaha yang sama. Hal ini membuat suatu bisnis harus memiliki strategi khusus agar produk yang ditawarkan dapat menarik perhatian
konsumen untuk mengambil keputusan pembelian produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lainnya.
Persaingan dengan usaha lain menjadi resiko yang harus dihadapi ketika ingin menjalankan suatu bisnis. Strategi harus dibuat dengan sebaik mungkin agar
produk kita dapat bersaing dengan produk yang lain dan dikenal oleh konsumen. Strategi merupakan suatu cara atau upaya yang dilakukan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuan. Strategi yang digunakan pebisnis dalam menjalankan usaha merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menentukan
berjalan atau tidak usaha tersebut. Pebisnis harus mengetahui apakah strategi yang telah dilakukan dapat menarik minat konsumen.
Pertanyaan 20: Apakah anda sebagai pemilik peternakan bibit ikan lele telah menyusun suatu cara atau upaya agar tujuan dapat dicapai dan berfokus
pada tujuan jangka panjang yang berkaitan dengan peternakan ? Jawaban: sebelum saya memutuskan untuk membuka usaha peternakan
ini, saya telah menetapkan strategi agar peternakan ini dapat berkembang dan menarik peternak ikan lele yang lain. Strategi yang telah saya tetapkan adalah
berfokus pada tujuan jangka panjang sehingga saya dapat mencapai tujuan yang saya inginkan yaitu membuat peternakan saya maju dan dikenal masyarakat.
Asio, 2015
Universitas Sumatera Utara
Setiap pebisnis memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menjalankan usahanya. Begitupula yang dilakukan oleh pak Asio sebagai pemilik peternakan.
Peternakan Asio sudah melakukan strategi untuk membuat usahanya dikenal oleh masyarakat Kota Binjai yang khususnya peternak pembesaran ikan lele.
Hal ini sesuai dengan pendapat Husein 2003:31 yang mengatakan bahwa strategi merupakan suatu proses penentuan rencaa pada pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Pak Asion membuka usaha ini karena punya ide untuk menjadi pemasok bibit ikan lele di Kota Binjai. Ide tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk
konsep usaha. Pertanyaan 21: Konsep usaha seperti apa yang anda terapkan pada usaha
peternakan bibit ikan lele ini ? Jawaban: Konsep yang saya miliki hanya simpel, yaitu menjual bibit ikan
lele kepada peternak yang berusaha membesarkan ikan lele, karena jarang peternak tersebut dapat melakukan pembiakan sendiri untuk mendapatkan bibit
ikan lele yang baik.
Setelah ide tersebut dituangkan dalam konsep usaha, tahap selanjutnya
adalah pengembangan rencana usaha. Rencana usaha peternakan adalah menjadi pemasok bibit ikan lele terbesar di Sumatera Utara yang berkualitas.
Pertanyaan 22: Bagaimana rencana usaha yang anda lakukan untuk menjalankan usaha ini ?
Jawaban: Yah, saya menetapkan rencana usaha peternakan ini untuk bisa menjadi pemasok bibit ikan di Sumatera Utara dan diakui kualitasnya. Asio,
2015 Tahap terakhir adalah mengimplementasikan rencana usaha. Peternakan
bibit ikan lele memiliki sumber daya manusia, modal, materal dalam membuka peternakan Asio ini. Dalam mengimplementasikan rencana usaha ini, pemilik
Universitas Sumatera Utara
peternakan ini memperoleh umpan balik yang dapat digunakan dalam melakukan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan peternakan.
Pertanyaan 23: Apakah anda sudah mengimplementasikan rencana usaha anda dengan baik ?
Jawaban: Iya, saya sudah mengimplementasikan rencana usaha saya, saya mempunyai karyawan, modal dan material yang saya rasa sudah cukup baik
dalam menjalankan peternakan ini dan saya juga mendapatkan umpan balik yang bisa digunakan dalam kegiatan berlangsungnya usaha ternak ini. Asio, 2015
Berdasarkan penyampaian hasil wawancara nomor 20 sampai dengan
nomor 23, hal ini sesuai dengan pendapat Solihin 2006:26 yang mengatakan bahwa di dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha, seorang wirausaha
pada umumnya akan melakukan kegiatan pengembangan kegiatan usaha melalui tahap pengembangan usaha yaitu memiliki ide bisnis, penyaringan ide atau konsep
usaha, pengembangan rencana usaha dan implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha.
Berdasarkan hasil analisis SWOT strategi pengembangan usaha yang dapat dijalankan peternakan bibit ikan lele jalan Lincun Binjai Barat adalah
sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kenyamana pelanggan Peternakan bibit ikan lele Asio selalu memperhatikan kebersihan peralatan
dan kolam serta lokasi, agar pembeli merasa nyaman untuk datang melakukan pembelian.
2. Meningkatkan kualitas produk
Kualitas produk yang diberikan kepada pelanggan harus senantiasa dijaga dan ditingkatkan. Sebab, apabila suatu usaha memberikan kualitas yang
baik maka pelanggan akan datang lagi untuk membeli bibit ikan lele.
Universitas Sumatera Utara
3. Menciptakan produk yang menghasilkan ikan lele pejantan lebih tinggi
persentasenya dibanding betina, sehingga produksi pembesaran ikan lele lebih tinggi.
4. Menambah jumlah karyawan agar karyawan dapat bekerja secara
maksimal. Adanya karyawan yang melakukan dua pekerjaan yaitu pembibitan ikan lele dan pembesaran ikan lele, sehingga perlu dilakukan
pemisahan tugas agar karyawan bekerja secara maksimal. 5.
Meningkatkan dan menambah kegiatan promosi Kegiatan promosi yang dilakukan peternakan Asio cukup modren, namun
banyak pembeli yang sulit mencari lokasi karena berada di pedalaman, artinya jauh dari pasar. Untuk itu pemilik peternakan dapat menambahkan
kegiatan promosi sebagai berikut: a. Membangun plakat yang mengarah ke badan jalan agar pengguna jalan
dan pelanggan yang kesulitan mencari lokasi mengetahui keberadaan lokasi peternakan.
b. Membuat label di kemasan bibit ikan yang berisi nama, alamat dan nomor telepon untuk memudahkan pembeli dalam melakukan
pembelian ulang. Dalam pengembangan usaha, peternak bibit ikan lele Asio juga melakukan
pembesaran ikan lele. Usaha pembesaran ikan lele memberikan tambahan pendapatan yang relatif besar, karena selain penyedia bibit ikan lele, Asio juga
menyediakan ikan lele yang siap untuk dipasarkan dengan harga yang tidak kalah bersaing dengan peternak yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembudidayaan pembesaran ikan lele, Asio telah menyediakan kolam tersendiri di lokasi usahanya. Dalam usaha ini Asio tidak lagi menyediakan
bibit ikan lele karena sudah tersedia dari usaha utama pengusaha ini. Kelanjutan dalam pembesaran ikan lele ini Asio tinggal melakukan pemeliharaan dengan
menyediakan pakan dan pengaturan air kolam. Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada
banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio FCR lebih kecil dari
satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal
dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang.
a. Pemberian pakan utama
Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein
minimal 30, lemak 4-16, karbohidrat 15-20, vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan
kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Pakan harus diberikan sesuai
dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6 dari bobot tubuhnya.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip pemberian pakan digunakan pengusaha Asio dengan menghitung ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram 5 bobot
tubuh per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen,
persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3 dari bobot tubuh. Jadwal pemberian pakan disesuaikan dengan nafsu makan ikan.
Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore
hari. b. Pemberian pakan tambahan
Selain pakan utama, pengusaha Asio juga memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran
pakan yang menguras kantong. Pakan tambahan yang diberikan adalah keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan
bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele. Selanjutnya dalam pemeliharaan ikan lele pengelolaan air hal yang sangat
penting. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Pengawasan kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di
dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembesaran ikan lele, Asio menyediakan 4 kolam dengan ukuran 3 x 4 meter dengan kedalaman kolam 1 meter. Jumlah bibit ikan yang dimasukkan
dalam masing-masing kolam sebanyak 200 ekor per meter persegi sehingga jumlah bibit ikan dalam 1 kolam sebanyak 3 x 4 x 200 = 2400 ekor.
4.4. Pembahasan