Pembuatan Metanol–HCl 0.1M Pembuatan Larutan Induk Baku I Piroksikam Sigma – Aldrich Pembuatan Larutan Induk Baku II Piroksikam Sigma – Aldrich Pembuatan Blanko dan Penentuan Baseline

23 jumlah sampel yaitu 1 + N Torbeck, 2009.Masing-masing dari nama obat piroksikam dalam sediaan kapsul tersebut kemudian ditulis dikertas dan dimasukkan kedalam wadah. Selanjutnya diambil 6 sampel secara acak dan diperoleh masing-masing 5 sediaan piroksikam dengan nama dagang dan 1 sediaan piroksikam dengan nama generik contoh perhitungan pengambilan sampel dapat dilihat pada Lampiran 1, Halaman 37. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pembuatan Pereaksi

3.4.1.1 Pembuatan Metanol–HCl 0.1M

Asam klorida pekat sebanyak 8.5 ml diencerkan dengan metanol sampai 1000 ml Ditjen.POM.,1995.

3.4.2 Pembuatan Kurva Serapan dan Kurva Kalibrasi Larutan Piroksikam dalam Metanol–HCl 0.1M

3.4.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I Piroksikam Sigma – Aldrich

Piroksikam ditimbang sebanyak 50 mg dan dimasukkan kedalam labu tentukur 50.0 ml, ditambahkan metanol −HCl 0.1M, dikocok lebih kurang 5 menit, kemudian dicukupkan dengan metanol −HCl 0.1M sampai garis tanda.Konsentrasi piroksikam Larutan Induk Baku LIB I adalah 1000 µgml.

3.4.2.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II Piroksikam Sigma – Aldrich

Dipipet 5.0 ml Larutan Induk Baku I kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 50.0 ml dan dicukupkan dengan metanol −HCl 0.1M sampai garis tanda.Konsentrasi piroksikam Larutan Induk Baku LIB II adalah 100.0 µ gml. Universitas Sumatera Utara 24

3.4.2.3 Pembuatan Blanko dan Penentuan Baseline

Pelarut Metanol −HCl 0.1M dimasukkan kedalam kedua kuvet sebagai blanko, kemudian diukur absorbansinya sehingga didapat baseline untuk pengukuran sampel. 3.4.2.4 Pembuatan Kurva Serapan Piroksikam Sigma – Aldrich Dari Larutan Induk Baku II dipipet sebanyak 1.0 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25.0 ml dicukupkan dengan metanol–HCl 0.1M sampai garis tanda. Konsentrasi piroksikam adalah 4.0 µ gml. Lalu diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV pada panjang gelombang 200 − 400 nm. 3.4.2.5 Pembuatan danPenentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Piroksikam Sigma – Aldrich dalam Larutan Metanol–HCl 0.1 M Dari Larutan Induk Baku II dibuat larutan piroksikam dengan berbagai konsentrasi yaitu : 2.0; 3.0; 4.0; 5.0; 6.0 µgml dengan memipet Larutan Induk Baku II masing – masing : 1.0; 1.5; 2.0; 2.5; 3.0 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml kemudian dicukupkan dengan metanol–HCl 0.1M sampai garis tanda, dikocok sampai homogen. Diukur serapannya dengan Spektrometer UV pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dengan menggunakan metanol–HCl 0.1M. 3.4.2.6 Penentuan Kadar Piroksikam dalam Sediaan Kapsul Ditimbang piroksikam sebanyak 20 kapsul, dicatat beratnya, isi piroksikam dalam kapsul dikeluarkan kemudian digerus homogen, cangkang kapsul ditimbang. Serbuk piroksikam ditimbang setara dengan 20 mg sebanyak 6 kali, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, kemudian dilarutkan dengan metanol −HCl 0.1M, dikocok lebih kurang 5 menit, dicukupkan Universitas Sumatera Utara 25 dengan metanol −HCl 0.1M sampai garis tanda, konsentrasi piroksikam adalah 400.0 µgml. Disaring dan lebih kurang 5.0 ml filtrat pertama dibuang dan filtrat selanjutnya ditampung. Dari larutan dipipet 0.25 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 25.0 ml, dicukupkan dengan metanol–HCl 0.1M sampai garis tanda, konsentrasi piroksikam adalah 4.0 µgml. Kemudian ukur serapannya pada panjang gelombang dengan menggunakan metanol–HCl 0.1M sebagai blanko.

3.5 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi, dan Batas Kuantitasi.

3.5.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali Recovery

Menurut Harmita 2004, uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku Standard Addition Method yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan rentang spesifik 80, 100, 120, dihitung dari jumlah piroksikam yang terdapat pada etiket, dimana masing masing dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70 analit dan 30 baku pembanding, kemudiaan dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar sampel hasil dapat dilihat pada Tabel 4, Halaman 30. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali Recovery dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Recovery = C B A − x 100 Keterangan : A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku Universitas Sumatera Utara