Dr ive Theor y Zone of Optimal Functioning

Kuliah PSIKOLOGI OLAHRAGA. PJKR, FIK, UNY 14 Hubungan Antar Ar ousal dan Penampilan a. Hipotesis U-ter baik Teor i aw al yang menjelaskan tent ang anxiet y ini adalah Hipotesis U-ter baik. Dalam teor i ini anxiet y dikatakan member i pengar uh yang besar ter hadap penampilan. Setiap tugas atau ger akan mempunyai tingkat ar ousal ter tentu untuk mencapai optimum. Seor ang atlet akan tampil dan mengeksekusi ger akan dengan sangat baik jika ber ada di level optimum ar ousal tadi. Jika ar ousal ber ada di baw ah titik optimum ter sebut, maka penampilan tidak akan maksimal.

b. Dr ive Theor y

Menur ut teor i dr ive dor ongan, ada 3 faktor yang mempengar uhi penampilan atlet, yaitu: tingkat ker umitan tugas task complexity, ar ousal dan kebiasaan Lear ned habits. Menur ut teor i ini, semakin tinggi ar ousal yang dialami atlet, maka penampilannya akan selalu meningkat. Hubungan antar a ar ousal dan penampilan difor mulasikan sebagai ber ikut: Per fomance = Habit str ength ar ousal X dr ive Habit str ength mer ujuk pada pr oses belajar sebelumnya dalam menyelesaikan tugas ter tentu, sedangkan dr ive mer upakan tingkat an ar ousal bagi seseor ang. Jadi kombinasi antar a kondisi peningkatan kondisi ar ousal dan pengalaman ser ta hasil belajar akan menghasilkan penampilan yang lebih bai k. Jika salah satu faktor mengalami penur unan, maka penampilan juga akan mempengar uhi penampilan di lapangan. Kuliah PSIKOLOGI OLAHRAGA. PJKR, FIK, UNY 15 Hubungan antar a Kecemasan dan Penampilan a. Model Catastr ophe Model ini mer upakan penyempur naan dar i hipotesis U-ter balik. Menur ut teor i ini, ter kadang seor ang atlet mengalami penur unan secar a dr astis dalam penampilannya meskipun tingkat ar ousalnya masih cukup tinggi. Penur unan dr astis inilah yang disebut dengan catastr ophe.

b. Zone of Optimal Functioning

Teor i lain yang mer upakan pengembangan dar i teor i Hipotesis U-ter balik adalah teor i Zone of Optimal Functioning ZOF. Menur ut teor i ini, masing-masing individu mempunyai zona optimal ter sendir i yang mengakibat kan masing-masing individu mempunyai dampak atas anxi ety yang ber beda-beda. Menur ut gambar di atas, atlet A mempunyai level kecemasan yang r endah, atlet B mempunyai level kecemasan menengah dan atlet C mempunyai level kecemasan yang tinggi. Teor i ini membaw a dampak bahw a seor ang pelatih har us benar -benar memahami kondisi mental par a atletnya untuk menentukan pr ogr am yang sesuai dengan dir inya.

E. Penyebab Kecemasan