6. Refleksi reflection
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam
hal belajar dimasa yang lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang
merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahuan yang baru diterima.
7. Penilaian sebenarnya Authentic Assessment
Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar dengan benar.
Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasi bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa
mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan
disepanjang proses pembelajaran, mak assessment tidak dilakukan diakhir periode seperti akhir semester.
Program pembelajaran yang dirancang oleh guru dalam bentuk tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran siswa harus tercermin penerapannya dari ketujuh komponen CTL dengan jelas. Adanya ketujuh komponen
tersebut maka setiap guru memiliki persiapan yang utuh mengenai rencana yang akan dilaksanakan dalam membimbing kegiatan belajar-mengajar di
kelas.
2.2.2. Skenario Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL
Desain atau skenario merupakan pedoman atau alat kontrol dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan
CTL guru harus manyusun desain terlebih dahulu. Intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut menurut Rusman 2010:199, dalam
pembelajarannya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar
lebih bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
yang harus dimilikinya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topic
yang diajarkan. 3.
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok
berdiskusi, Tanya jawab, dan lain sebagainya. 5.
Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bida melalui ilustrasi, model, bahkan yang sebenarnya.
6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. 7.
Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.
2.2.3. Tahap-tahap Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL
Pembelajaran dengan model berbasis CTL terdiri dari lima tahap seperti yang dikemukakan oleh Nurhadi dalam bukunya Kunandar 2007:358
sebagai berikut :
Tabel 2.2.3 Tahap Pembelajaran dengan Model Berbasis CTL
Tahapan Kegiatan Guru
Tahap 1 : Orientasi
siswa kepada masalah
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran,
menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya. Tahap 2 :
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 : Membimbing
penyelidikan individual
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya.
Tahap 4 : Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya Guru membantu siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5 :
Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.
Contextual Teaching and Learning CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
2.3. Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Dalam Kurikulum