Karakteristik Siswa SD Kelas V
30
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan salah satu dari mata pelajaran yang mengandung muatan budi pekerti. Selain mata
pelajaran PKn, mata pelajaran lain yang mengandung muatan budi pekerti yakni mata pelajaran Agama, IPS, dan Bahasa Indonesia. Mata pelajaran
tersebut tidak diajarkan melalui satu pelajaran khusus, akan tetapi terintergrasi ke dalam semua mata pelajaran yang ada di sekolah. Khususnya
pada mata pelajaran PKn, proses pembentukan kepribadian yang baik merupakan tujuan utama dari pendidikan budi pekerti.
Dalam rangka membentuk mental dan moralitasnya guna pembentukan kepribadian, maka pendidikan budi pekerti menawarkan lima
pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu pendekatan dari kelima pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran PKn di
sekolah adalah pendekatan perkembangan pertimbangan moral kognitif
cognitive moral development approach
. Sjarkawi 2006:81 menyatakan bahwa pendekatan perkembangan
pertimbangan moral kognitif ini menekankan pada tercapainya tingkat pertimbangan moral yang tinggi sebagai hasil belajar. Guru dapat menjadi
fasilitator dalam menerapkan proses pemikiran moral melalui diskusi dilema moral, sehingga anak tertantang untuk membuat keputusan moralitasnya.
Mereka diharapkan mencapai tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi sebagai hasil pemikiran moralnya. Tingkat pertimbangan moral itu terstruktur
dari yang rendah kepada yang tinggi, yaitu: takut hukuman, melayani kehendak sendiri, menuruti perasaan yang diharapkan, dan bertindak sesuai
31
dengan prinsip-prinsip etika sesuai nilai-nilai kemanusiaan. Adapun tujuan diberikannya mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar
adalah sebagai berikut : a. Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pemahaman tentang Pancasila
yang benar dan sah. b. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan
ciri khas serta watak ke-Indonesia-an. Sikap demokratis sendiri diartikan sebagai kecenderungan seorang
individu untuk menilai suatu situasi yang bermakna sosial dengan mempertimbangkan nilai demokrasi. Sikap demokratis yang ditunjukkan oleh
siswa antara lain adalah sikap toleransi, keadilan, sikap saling terbuka, dan tidak memaksakan kehendak. Maka penting bagi kita untuk mengajarkan
sikap demokratis pada siswa sejak dini. Siswa yang telah dibekali dengan sikap tersebut akan selalu berpikir positif dan mampu menyalurkan emosi,
kekesalan ke arah yang positif. Model pembelajaran
Humanizing The Classroom
adalah suatu model pembelajaran yang berorientasi pada pendidikan kepribadian atau pendidikan
nilai. Secara harafiah,
Humanizing The Classroom
adalah suatu model pembelajaran yang mana guru memperlakuakan siswa sesuai dengan kondisi
yang dialami. Pembelajaran yang mempergunakan
Humanizing The Classroom
sebagai model pembelajaran merupakan salah satu cara agar siswa dapat belajar dari lingkungan atau realitasnya dan guru juga dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
32
Penggunaan model pembelajaran
Humanizing The Classroom
yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap demokratis ini memungkinkan
siswa dapat memahami dirinya. Sehingga dalam dirinya akan timbul pemahaman mengenai kemampuan yang harus dimiliki untuk dapat
melangsungkan dan mempertahankan hidupnya. Dalam pembelajaran di kelas, siswa dapat saling menghargai hak asasi manusia seperti hak berpendapat,
hak menyiarkan kebenaran, hak untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuannya,dsb.
Selain itu, pemberian pelajaran khususnya yang menyangkut pada ranah afektif dengan mempergunakan
Humanizing The Classroom
akan lebih merangsang siswa untuk bebas dalam berpikir, berkehendak, dan berbuat.
Melalui sikap bebas ini, anak akan memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan dan kehidupan yang dijalaninya. Hal ini penting karena dengan
mempergunakan model pembelajaran ini, jika siswa belajar belajar dalam kondisi dan situasi yang menyenangkan maka siswa akan belajar dengan
semestinya.