14 Kehidupan mereka yang berada dijalan sering menimbulkan kesan negatif bagi
sebagian masyarakat. Cara berinteraksi, berkomunikasi, berperilaku, berkelompok dan bertahan hidup anak jalanan yang khas menjadikan anak jalanan dianggap
sebagai anak pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, dan juga sampah yang harus diasingkan.
Anak jalanan sangatlah rawan terhadap berbagai bentuk ancaman. Eksploitasi dan ancaman kekerasan merupakan dua hal yang sering dialami oleh
anak jalanan. Maka dari itu banyak perhatian terhadap anak jalanan, baik dari masyarakat, maupun pemerintah. Banyaknya perhatian terhadap anak jalanan
disebabkan karena keberadaan mereka dijalanan. Dari definisi di atas dapat ditegaskan bahwa anak jalanan adalah anak
yang hidup dan atau menggunakan waktunya dijalanan untuk mencari nafkah atau hanya sekedar berkeliaran dijalanan atau tempat umum lainnya. Anak jalanan
dalam penelitian ini adalah anak jalanan yang tinggal di rumah singgah atau pun anak jalanan yang tinggal di lingkungan sekitar rumah singgah.
2. Karakteristik Anak Jalanan
Untuk mengenali anak-anak jalanan dapat dipergunakan ciri-ciri fisik dan psikis. Pada umumnya mereka mempunyai ciri-ciri yang membuat mereka
berbeda dengan anak pada umumnya. Widagdo dkk 2010 : 10 mengklasifikasikan anak jalanan biasanya memiliki ciri fisik dan psikis yang
mudah dikenali, yaitu sebagai berikut : a.
Ciri-ciri fisik antara lain: warna kulit kusam, pakaian tidak terurus, badan tidak terurus kurus, ceking, kondisi badan tidak terurus, bertato,
pakai aksesoris, seperti: tindik, anting-anting, kalung, gelang, dan sebagainya.
15 b. Ciri-ciri psikis antara lain antara lain: acuh tak acuh, sangat sensitif,
penuh curiga, berwatak keras, kreatif, berani menanggung resiko, serius dalam melakukan sesuatu, dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi
terhadap teman, dan mandiri.
Selain ciri-ciri tersebut indikator lain yang dapat digunakan untuk mengenali anak jalanan yaitu berdasarkan hasil yang disusun peserta lokakarya
Nasional Anak Jalanan yang diselenggarakan Departemen Sosial bulan Oktober 1995 Depsos, 1997: 3-4 adalah sebagai berikut:
a. Usia berkisar antara 6-18 tahun
b. Intensitas hubungan dengan keluarga : 1 masih berhubungan secara
teratur minimal bertemu sekali tiap hari; 2 frekuensi berkomunikasi dengan keluarga sangat kurang, misalnya hanya seminggu sekali; 3
sama sekali tidak ada komunikasi dengan keluarga.
c. Waktu yang dihabiskan banyak dijalanan.
d. Tempat tinggal : 1 tinggal bersama dengan orang tua; 2 tinggal
berkelompok dengan teman-temannya; 3 tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap.
e. Aktivitas anak jalanan, seperti penyemir sepatu, pengasong,
menjajakan koran, pemulung, pengamen, kuli, dan penjual jasa. f.
Sumber dana untuk melakukan kegiatan, antara lain berasal dari: modal sendiri, modal kelompok, modal majikan, dan modal bantuan.
g. Permasalahan yang biasa dialami oleh anak jalanan, yaitu korban
eksploitasi, rawan kecelakaan, razia petugas, konflik dengan anak lain, terlibat tindak criminal, dan ditolak masyarakatlingkungan.
h. Kebutuhan anak jalanan: 1 rasa aman dalam keluarga; 2 kasih
sayang; 3 bantuan usaha; 4 pendidikan; 5 bimbingan ketrampilan; 6 gizi dan kesehatan; 7 hubungan yang harmonis dengan orang
tua,keluarga,dan masyarakat.
Surbakti Suyanto, 2010 : 186-187 mengklasifikasikan anak jalanan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Children of the street
Anak yang hiduptinggal di jalanan dan tidak ada hubungannya dengan keluarganya. Anal-anak ini berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara
sosial maupun ekonomi. Kelompok ini biasanya tinggal di terminal, stasiun kereta api, emperan toko, dan kolong jembatan.
16 2.
Children on the street Anak yang bekerja di jalanan. Umumnya mereka adalah anak yang
putus sekolah, masih ada hubungannya dengan keluarga yakni tidak teratur mereka pulang kerumah secara periodik.
3. Children from families of the street
Anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walaupun anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup
mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat yang lain dengan segala resikonya.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditegaskan bahwa ciri-ciri anak jalanan adalah anak yang berusia 6-18 tahun yang sebagian besar berada
dijalanan menhabiskan waktunya dijalananan ; mereka yang masih maupun sudah tidak lagi berhubungan dengan orang tuanya; mereka melakukan aktivitas
ekonomi demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Faktor Munculnya Anak Jalanan