Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama siswa kelas VIII

siswa terlihat pada pertanyaan-pertanyaan yang terus disampaikan pada guru ketika siswa merasa belum mampu atau belum tahu tentang teknik pemeranan tokoh. Keingintahuan siswa tentang pemeranan tokoh tidak terjadi di kelas kontrol. Hal ini terjadi karena dalam kelas kontrol kreatifitas siswa terikat pada naskah. Siswa tidak berani melakukan improvisasi yang sebenarnya dapat dilakukan meskipun ada naskah yang harus mereka lakonkan. Di kelas kontrol siswa diberikan pengetahuan teknik storyboard yang sama seperti di kelas eksperiman. akan tetapi tidak seperti di kelas eksperimen, kelas kontrol cenderung pasif menerima arahan dari guru dan tidak banyak pertanyaan dari siswa. Siswa merasa sudah ada naskah yang menuntunnya untuk bermain peran. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas siswa tidak terlatih dan hanya mengandalkan apa yang sudah ada dalam naskah.

3. Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama siswa kelas VIII

SMP Negeri I Karangpucung yang Diberi Pembelajaran dengan Menggunakan Storybord dan Tanpa Menggunakan Storyboard. Hasil perhitungan uji-t skor pretest pembelajaran menulis naskah drama kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan hasil pembelajaran menulis naskah drama antara siswa kelompok kontrol dan siswa kelompok eksperimen. Hal tersebut berarti kedua kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berangkat dari titik tolak yang sama. Setelah kedua kelompok tersebut dianggap sama, maka kedua kelompok tersebut diberi perlakuan. Pada kelompok eksperimen, siswa mendapat perlakuan berupa pembuatan naskah drama menggunakan teknik storyboard. Sementara itu, pada kelompok kontrol siswa tidak menggunakan teknik storyboard. Proses pembelajaran pada kelompok ini berlangsung seperti halnya pada saat tahap pretest. Siswa langsung membuat naskah drama . Hal ini membuat siswa kelompok kontrol kurang berminat dalam pembelajaran menulis naskah drama. Langkah terakhir setelah mendapat perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest. Pemberian posttest dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil pembelajaran menulis drama setelah diberi perlakuan. Siswa kelompok eksperimen menunjukkan hasil pekerjaan yang lebih baik dibandingkan ketika pretest. Selain itu, dengan teknik storyboard terlihat siswa tak dapat menemukan ide, mereka dapat melihat gambar storyboard yang mereka buat sendiri sebagai bagian dari improvisasi. Hal tersebut membuktikan bahwa semangat dan minat siswa kelompok eksperimen dalam pembelajaran menulis cukup tinggi.. Berikut ini disajikan gambar siswa dari kelompok eksperimen yang sedang menampilkan pementasan saat posttest. Gambar 5 : Praktik Posttest Kelompok Eksperimen Posttest diberikan tidak hanya pada kelompok eksperimen tetapi juga pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol tidak terlalu banyak perbedaan yang ditampilkan ketika pretest dan posttest.. Begitu juga dengan alur dan seting yang masih tidak terlalu tampak jelas. Praktek yang dilakukan siswa kelompok kontrol dapat dilihat dari gambar berikut ini. Gambar 6 : Praktik Posttest Kelompok Kontrol Perbedaan pengukuran hasil pembelajaran menulis naskah drama antara kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik storyboard dalam pembelajaran menulis naskah drama dan kelompok kontrol tanpa menggunakan teknik storyboard diketahui dengan rumus uji-t. Rata-rata tes awal pretest kelompok eksperimen sebesar 29,27 dan rerata tes akhir posttest sebesar 32,67. Sementara itu, pada kelompok kontrol diketahui bahwa skor rerata tes awal pretest sebesar 29,00 dan skor rata-rata tes akhir posttest sebesar 30,23. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama mengalami peningkatan rata-rata kelas pada saat pretest maupun pada saat posttest. Berdasarkan hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa hasil tes yang mengalami banyak peningkatan adalah kelompok eksperimen kelas yang diajar dengan menggunakan teknik storyboard. Hal ini membuktikan adanya perbedaan hasil pembelajaran menulis naskah drama pada siswa yang diajar dengan menggunakan teknik storyboard dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan teknik storyboard. Hal tersebut membuktikan bahwa teknik storyboard efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Karangpucung Cilacap dibandingkan dengan teknik pembelajaran yang biasa dipakai oleh guru.

4. Tingkat Keefektifan Penggunaan Teknik Storyboard dalam Pembelajaran