5. Rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
6. Hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan, dan
kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Selain itu Penyandang cacat juga memiliki kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2.3. Pelayanan Rehabilitasi Sosial
2.3.1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain, baik materi maupun non materi agar orang itu dapat mengatasi permasalahannya sendiri
Soerojo, dalam Sudjadi, 2005 : 71. Selain itu pelayanan sosial dengan menekankan pada tujuan sebagai berikut
“social services may be interpreted ... ... as consisting of programs made available by other than market criteria to assure a basic level of health-education-welfare provision,
to enhance communal living and individual functioning, to facilitate access to services and institutions generally and to assist those in difficulty and need.” Didalam definisi ini
pelayanan sosial memuat beberapa hal penting : serangkaian program yang menyediakan hal-hal diluar pasar, gunanya untuk menjamin suatu kesehatan-pendidikan tingkat dasar,
pengadaan kesejahteraan, memperkuat kehidupan masyarakat maupun fungsi-fungsi individu, memfasilitasi akses terhadap pelayanan, lembaga-lembaga dan membantu
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang mengalami kesulitan serta yang membutuhkan Alfred J Khan, dalam Saragih, 2008 : 62.
Pelayanan sosial dikenal juga dengan istilah social treatment atau penyembuhan sosial, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh James K Whitaker 1974 dengan
menulis buku berjudul Social Treatment. Ia menggunakan konsep praktis dengan kata micro intervention untuk pelayanan sosial langsung, dan macro intervention untuk
pelayanan sosial tidak langsung Departemen Sosial, 2004 : 21-22. Pendekatan pelayanan sosial menekankan perlunya lintas profesi, lintas ilmu, dan
sebagai suatu jaringan kerja pelayanan, dikenal dewasa ini sebagai manajemen kasus. Manajemen kasus secara konseptual didefinisikan sebagai pendekatan pelayanan yang
berciri lintas profesi yang menjamin setiap individu klien memperoleh kebutuhan sesuai karakteristik masing-masing dan meningkatkan kemampuannya dalam menjangkau
sistem sumber yang terdapat di lingkungannya Departemen Sosial, 2004 : 4.
2.3.2. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan penyandang tuna daksacacat mampu melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar dalam kehidupan masyarakat Undang-undang No.4 Tahun 1997. Rehabilitasi diarahkan untuk memfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan
fisik, mental, dan sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat, kemampuan dan pengalaman.
Universitas Sumatera Utara
Rehabilitasi bagi penyandang tuna daksacacat meliputi rehabilitasi medik, pendidikan, pelatihan, dan sosial. Menurut buku petunjuk Pelaksanaan Penanganan
Masalah Sosial Penyandang Tuna Daksa di dalam panti, yang dimaksud rehabilitasi adalah suatu rangkaian usaha berencana untuk mempertahankan, memulihkan, dan
meningkatkan kemampuan mental dan sosial maupun vokasional bagi penyandang tuna daksa semaksimal sesuai dengan kemampuannya Sudjadi, 2005 : 74.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud rehabilitasi itu pada prinsipnya merupakan suatu usaha yang direncanakan untuk
mempertahankan, memulihkan dan meningkatkan kemampuan fisik, mental, sosial dan vokasional agar si penyandang tuna daksa dapat memperoleh kehidupan layak sesuai
dengan kemampuan yang masih ada, serta mandiri dalam mencari nafkah dan dapat melakukan aktivitas keseharian tanpa tergantung penuh dengan orang lain.
2.2.3. Jenis-jenis Rehabilitasi