9 masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk memanfaatkan
sumberdaya eks-areal HPH di sekitar daerah penyangga TNKS. 4. Memberikan informasi kepada para pengambil kebijakan dan pengelola hutan
di tingkat operasional lapangan mengenai alokasi sumberdaya eks-areal HPH yang dapat dimanfaatkan dan dapat memberikan tingkat kepuasan tertentu
pada berbagai kelompok yang saling berkepentingan. 5. Dari penelitian ini dapat disampaikan rekomendasi untuk meningkatkan
ketepatan setiap penggunaan lahan eks-areal HPH, dengan demikian rencana- rencana untuk pelaksanaan kegiatan dapat diperbaiki bilamana kegiatan
sedang berjalan dan juga kegiatan-kegiatan yang akan datang dapat direncanakan lebih baik lagi jika kegiatan yang dievaluasi sudah selesai.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Secara umum, penelitian ini dapat dibagi atas dua bagian. Pada bagian
pertama dilakukan evaluasi tutupan lahan terhadap eks-areal HPH di daerah
penyangga TNKS yang meliputi kegiatan analisis perubahan tutupan lahan land cover change
yang selanjutnya difokuskan pada kegiatan penggunaan lahan eks- areal HPH. Evaluasi perubahan penutupan lahan dilakukan di dua eks-areal HPH,
yakni di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dan Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode analisis
citra digital untuk memperoleh hasil interprestasi citra satelit Landsat terhadap klasifikasi perubahan penggunaan eks-areal HPH dimaksud. Adapun klasifikasi
perubahan tutupan lahan yang diteliti meliputi lima kegiatan alih fungsi lahan yang dominan, yakni: alih fungsi hutan primer dan hutan bekas tebangan logged
10 over area
atau LOA menjadi perkebunan besar; kebunladang masyarakat; semak belukar, alang-alang dan lahan kosong atau tanah terbuka.
Kegiatan penggunaan lahan yang diteliti meliputi kegiatan yang dilakukan oleh swasta dan masyarakat di sekitar kawasan yang memanfaatkan kawasan
hutan yang terdapat pada eks-areal HPH di sekitar penyangga TNKS untuk dijadikan lahan perkebunan. Pada penelitian ini, areal perkebunan yang dievaluasi
dibatasi pada studi kasus areal tanaman yang dominan diusahakan pada eks-areal HPH, yakni perkebunan kelapa sawit dan karet.
Bagian kedua dari penelitian ini adalah evaluasi ekonomi, meliputi
kegiatan valuasi ekonomi dan penentuan kelayakan ekonomi praktik penggunaan lahan. Valuasi ekonomi dalam penelitian ini meliputi kegiatan menghitung nilai
kerugian yang ditimbulkan akibat praktik penggunaa lahan eks-areal HPH berupa kehilangan biaya sosial: 1 kehilangan nilai kegunaan langsung direct use value
losses , antara lain kehilangan kayu komersial dan hasil hutan non-kayu, 2
kehilangan nilai kegunaan tidak langsung indirect use value losses, seperti: kehilangan pengontrol banjir, unsur hara tanah, karbon, 3 kehilangan nilai
pilihan option value losses, terdiri dari nilai pilihan dan nilai warisan, dan 4 nilai bukan kegunaan non use value yakni: nilai keberadaan existence value.
Mengingat manfaat dari usaha perkebunaan demikian beragam, maka dibatasi pada total nilai manfaat yang diterima dari usahatani on farm.
Sementara, pendugaan biaya meliputi: biaya investasi, biaya produksi, biaya pemeliharaan dan biaya sosial yang terjadi di lokasi penggunaan lahan on site.
Selanjutnya dilakukan estimasi dampak penggunaan lahan pada tataran proyek project level yang dibatasi pada dampak ekonomi economic effects. Dampak
11 ekonomi meliputi tingkat pengembalian rate of return suatu kegiatan
penggunaan lahan. Tingkat pengembalian ini diperoleh dari hasil analisis finansial dan analisis ekonomi meliputi: tingkat pengembalian internal atau internal rate
return IRR, rasio manfaat-biaya atau benefit-cost ratio BC ratio, dan nilai
bersih sekarang atau net present value NPV.
1.6. Definisi Operasional