Prosedur analisis Pedoman identifikasi biaya dan manfaat pemanfaatan lahan Penentuan nilai

81 Dengan mengasumsikan bahwa pola penggunaan lahan merupakan single project, penampilan praktik penggunaan lahan pada eks-areal hutan konsesi, menggunakan variasi NPV: 1 Jika terdapat praktik penggunaan lahan yang telah menghasilkan komoditas tertentu, maka NPV yang terbesar menunjukkan kelayakan yang terbaik 2 Jika tidak ada pengaruh terhadap jasa ekosistem eks-areal HPH, maka NPV terbesar menunjukkan kelayakan yang baik 3 Kelayakan praktik penggunaan lahan yang baik harus bernilai NPV positif. Dalam rangka penerapan evaluasi ekonomi suatu alternatif penggunaan lahan land use options di eks-areal HPH yang diusulkan, digunakan analisis finansial dan analisis ekonomi, dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:

1. Prosedur analisis

1. Identifikasi faktor prasyarat, meliputi faktor-faktor seperti: jenis flora dan fauna yang terdapat di eks-areal HPH, pola penggunaan lahan yang berlangsung, nilai-nilai sosialadat-istiadat, kepercayaan, pengetahuan, juga karakteristik sosial-ekonomi dan demografi masyarakat setempat. 2. Menjelaskan opsi alternatif penggunaan lahan yang diusulkan. 3. Menjelaskan barang-barang dan jasa yang dihasilkan dari masing-masing alternatif penggunaan lahan. 4. Mengidentifikasi dan mengukur perubahan produktivitas barang-barang dan jasa yang dihasilkan. 5. Mengukur perubahan dalam penggunaan barang-barang dan jasa 6. Menjelaskan dan mengkuantifikasi perubahan dalam bentuk dampak yang dihasilkan. 82 7. Mengukur dampak yang ditimbulkan, meliputi identifikasi keuntungan dan kerugian terhadap rumah tangga di sekitar kawasan 8. Dampak tersebut diukur dalam nilai moneter yang merupakan ringkasan manfaat dan biaya berkenaan dengan skema alternatif pengelolaan yang diajukan. 9. Dari manfaat dan biaya tersebut, dilakukan analisis ekonomi dengan menggunakan indikator ekonomi yang tepat dalam upaya menentukan pilihan pengelolaan yang paling efisien. 10. Mempersiapkan rekomendasi kebijakan berkenaan dengan perlindungan zona penyangga TNKS.

2. Pedoman identifikasi biaya dan manfaat pemanfaatan lahan

1. Identifikasi biaya langsung, meliputi biaya investasi, biaya operasional, biaya pemeliharaan tanaman dan penyusutan. 2. Identifikasi manfaat langsung, meliputi manfaat yang berkenaan dengan peningkatan penjualan ouput, pinjaman dari bank dan modal penyertaan. 3. Transfer payment , dalam analisis finansial masih diperhitungkan, akan tetapi dalam analisis ekonomi dikeluarkan dari perhitungan. 4. Biaya sosial, meliputi komponen dari nilai ekonomi total eks-areal HPH yang dikorbankan dari kegiatan penggunaan lahan.

3. Penentuan nilai

ekonomi Harga-harga finansial disesuaikan menjadi harga bayangan shadow prices 5 guna menggambarkan nilai proyek bagi masyarakat secara keseluruhan, 5 Harga bayangan adalah setiap harga yang bukan merupakan harga pasar, sebagai perkiraan nilai ekonomi dari barang atau jasa yang dipermasalahkan, yang mungkin ditimbang untuk memberikan gambaran mengenai tujuan tentang distribusi pendapatan dan tabungan Gittinger, 1986 83 baik dari sisi input maupun output proyek. Terdapat tiga langkah untuk menyesuaikan harga finansial menjadi nilai ekonomi, meliputi Gittinger, 1982: 1. Penyesuaian pembayaran transfer langsung, yaitu menghapuskan pembayaran transfer langsung yang meliputi: pembayaran untuk atau dari pemerintah pajak dan subsidi; dan transaksi kredit pinjaman, penerimaan, pembayaran kembali modal dan bunga. 2. Penyesuaian untuk penyimpangan harga pada barang yang diperdagangkan, meliputi barang-barang yang telah menjadi komoditas perdagangan internasional ekspor-impor, dengan ketentuan sebagai berikut: a. barang yang di ekspor dimana harga ekspor atau harga Free on Board F.o.B 6 biaya produksi domestik b. barang yang diimpor dimana biaya produksi domestik Cost, Insurance and Freight C.i.F 7 c. untuk barang yang merupakan substitusi impor, nilainya bagi masyarakat menjadi devisa yang dihemat dengan jalan menggunakan hasil dalan negeri dengan harga batas harga C.I.F.. d. untuk barang yang merupakan barang ekspor yang dialihkan, maka biaya imbangan bagi masyarakat dari barang-barang ini merupakan devisa yang hilang pada ekspor yang tidak jadi dan dinilai pada harga batas harga F.O.B.. 6 Harga saat barang dimuat ke kapal atau dengan kedaraan lainnya yang akan mengangkut ke pembeli di liar negeri , meliputi: semua biaya untuk mendapatkan barang yang akan diekspor tetapi masih di pelabuhan Negara pegekspor, biaya-biaya di pelabuhan local seperti pajak, penyimpanan, pengangkutan ke kapal, fumigasi fumigation, keagenan, dan biaya semacamnya, pajak dan subsidi ekspor, harga yang di lingkungan proyek, dan harga ditempat usaha Gittinger, 1982. 7 C.i.F meliputi biaya F.o.B pada saat ekspor, biaya pengangkutan ke tempat impor, biaya ansuransi dan biaya bongkar muat, namun tidak termasuk pajak impor dan subsidi dan biaya-biaya masuk pelabuhan impor seperti: pajak, pengangkutan local, penggudangan, biaya agen, dan semacamnya Gittinger, 1982 84 3. Penyesuaian untuk penyimpangan harga pada barang-barang yang tidak diperdagangkan. Barang-barang yang tidak diperdagangkan adalah barang-barang dimana CIFbiaya produksi domestikharga FOB. Demikian pula dengan barang yang tidak diperdagangkan karena investasi pemerintah dengan kebijaksanaan larangan ekspor-impor, kuota dan sebagainya. Pada prinsipnya barang-barang yang tidak diperdagangkan adalah barang-barang yang cenderung lebih murah apabila dibuat di dalam negeri daripada diimpor, tetapi harga ekspornya lebih rendah daripada ongkos produksinya di dalam negeri. Penentuan nilai ekonomi ini dilakukan dengan mengikuti dan mengembangkan diagram pengambilan keputusan yang disusun oleh Gittinger 1986, untuk menentukan nilai ekonomi yang disajikan pada Gambar 17.1 sampai dengan Gambar 17.3. Gambar 17.1 Bagan A- Diagram Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Nilai Ekonomi: Langkah-Langkah Utama Komiditi yang dinilai berwujud Tidak berwujud Pembayaran transfer langsung Termasuk sumbernyata yang dipergunakan Diperda- gangkan Tidak Diperda- gangkan Lihat Bagan B Lihat Bagan C Lihat Bagan D Diidentifikasi, dihitung dan nilai 85 Gambar 17.3 Bagan C-Diagram Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Nilai Ekonomi: Komoditi yang Diperdagangkan Diperdagangkan Input Proyek Output proyek Diekspor tanpa proyek Substitusi impor ekspor Harga varietas impor Diimpor dgn. Proyek Harga varietas ekspor Harga varietas impor Harga varietas ekspor Gambar 17.2 Bagan B-Diagram Pengambilan Keputusan untuk Menentukan Nilai Ekonomi: Pembayaran Transfer Langsung Pembayaran transfer langsung Pembayaran kepadadari i h Transaksi Subsidi Penerimaan pinjaman Hutang Diabaikan Subsidi Pembayaran kembali pokok Pembayaran bunga Diabaikan Diabaikan Diabaikan Gambar 17.4 Bagan D-Diagram Pengambilan Keputusan untuk Menentukan Nilai Ekonomi: Komoditi yang Tidak Diperdagangkan Tidak diperda- gangkan Input Proyek Output proyek Diprodu- ksi secara domestik Memenuhi permintaan industri yang beroperasi dengan kapasistas penuh Sewa Tidak diproduksi Upah pasaran Harga Pasar input Biaya Marginal memproduksi input Tanah Tng. Kerja Bekerja penuh tanpa proyek Tdk kerja penuh tanpa proyek Nilai produksi marginal Memenuhi permintaan industri yang memiliki kelebihan kapasistas Memenuhi perminta- an baru Mengganti posisi brg lain di pasar Proyek besar dalam hubungannya dengan harga; harga jatuh Hrg tanpa + Hrg dengan 2 Harga Pasar tanpa Proyek Proyek kecil dalam hubungan dgn pasar Sumber-sumber yang dihemat dari produksi lainnya 86 Berkenaan dengan kepentingan evaluasi alternatif pengelolaan lahan kritis akibat praktik penggunaan lahan, di telusuri beberapa jenis elemen pada diagram di atas yang banyak dijumpai dalam proyek pertanian. Subsidi atas pupuk merupakan pembayaran transfer langsung. Dengan demikian, subsidi diabaikan dari neraca ekonomi proyek. Pupuk adalah barang yang berwujud, menyangkut penggunaan sumber nyata, diperdagangkan, merupakan input proyek, telah diproduksi di dalam negeri, dan mungkin akan diekspor tanpa adanya proyek. Dengan demikian pupuk dinilai pada harga varietas ekspor. Tenaga kerja juga merupakan sumber nyata, tidak diperdagangkan, merupakan input bagi proyek, tidak dapat diproduksi, dan mungkin akan menganggur tanpa adanya proyek. Dengan demikian harus dinilai dengan mengambil nilai produksi marginal dari tenaga kerja di dalam pekerjaan tanpa proyek. Dalam penentuan nilai ekonomi, kurs resmi official exchange rate tidak digunakan secara langsung, melainkan menggunakan kurs premi premium exchage rate . Hal ini dilakukan karena adanya kebijaksanaan pemerintah termasuk tarif dan subsidi ekspor dimana orang membayar premi untuk barang yang diperdagangkan melebihi apa yang harus mereka bayar untuk barang-barang yang tidak diperdagangkan. Premi ini tidak cukup digambarkan bila harga barang- barang yang diperdagangkan dikonversikan menjadi alat pembayaran domestik yang ekuivalen dengan kurs resmi. Kurs premi ditentukan dengan 2 dua cara : 1 Untuk barang-barang yang diperdagangkan, digunakan kurs bayangan shadow exchage rate, yakni dengan cara mengalikan kurs resmi dengan kurs premi. Kurs bayangan kemudian di pergunakan untuk mengkonversikan 87 harga devisa dari barang-barang yang diperdagangkan pada alat pembayaran dalam negeri. Rumus yang digunakan adalah: Shadow exchange rate = OER x FXP dimana: OER = kurs resmi official exchange rate dan FXP = kurs premi foreign exchange premium . 2 Untuk barang-barang yang tidak diperdagangkan digunakan faktor konversi standar standard exchange rate, yaitu menurunkan nilai domestik atas barang-barang yang tidak diperdagangkan dengan suatu jumlah yang cukup untuk menggambarkan premi tersebut. Pendekatan faktor konversi digunakan untuk menentukan biaya oportunitas dari penggunaan barang-barang yang tidak diperdagangkan ke dalam alat pembayaran dalam negeri. Hubungan antara kurs resmi OER, kurs premi FXP, kurs bayangan SER, dan faktor konversi standar SCF yaitu dengan rumus : SER FXP OER = + × 1 dan FXP SCF + = 1 1 dengan demikian SCF OER SER = dan SER OER SCF =

4. Penggunaan ukuran kelayakan dan kriteria yang digunakan