Alternatif Kegiatan Dampak Ekonomi Alternatif Rehabilitasi Eks-Areal HPH

164 menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyesuaian terhadap harga pasar menjadi nilai ekonomi serta internalisasi terhadap biaya imbangan penggunaan lahan pada saat persiapan, maka kedua usahatani tersebut memberikan dampak yang negatif kepada masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. Penyesuaian harga pasar menjadi nilai ekonomi menunjukkan bahwa usahatani kelapa sawit yang pengelolaannya relatif lebih intensif telah menimbulkan biaya produksi dan biaya imbangan yang lebih tinggi. Kedua faktor ini merupakan penyebab utama terhadap penampilan kedua usahatani yang tidak menguntungkan. Sedangkan pengusahaan kebun karet yang dikelola masyarakat tetap menunjukkan kelayakan ekonomi setelah dilakukan internalisasi biaya imbangan.

6.4. Dampak Ekonomi Alternatif Rehabilitasi Eks-Areal HPH

Hasil-hasil yang diperoleh dari masing-masing tahap analisis finasial dan ekonomi terhadap beberapa alternatif kegiatan yang dapat dikembangkan bagi pengelolaan kerusakan hutan dan lahan sebagai akibat praktik penggunaan lahan eks-areal HPH, di sekitar zona penyangga TNKS adalah sebagai berikut.

6.4.1. Alternatif Kegiatan

Alternatif pengelolaan ini disusun berdasarkan preferensi masyarakat di sekitar eks-areal HPH yang diperoleh dari kegiatan survei serta mempertimbangkan biaya imbangan yang ditimbulkan dari praktik penggunaan lahan eks-areal HPH. Dari hasil survei yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat berkeinginan agar pengelolaan lahan di eks-areal HPH lebih dari sekedar program rehabilitasi, tetapi diharapkan masyarakat dapat dijadikan pengelola utama dan menjadi kegiatan alternatif untuk meningkatkan pendapatan. 165 Ditinjau dari hak kepemilikan, eks-areal HPH yang terdapat di daerah penyangga TNKS adalah milik negara state property right. Namun sebagian besar masyarakat berharap agar mereka diberi akses untuk ikut mengelola lahan tersebut. Hasil survei yang terangkum dalam pada Tabel 51 menunjukkan sebagian besar masyarakat di sekitar eks-areal MJRT dan RKI masing-masing dengan proporsi 65 persen dan 70 persen menginginkan agar pengelolaan lahan dilakukan oleh masyarakat secara langsung. Tabel 51. Respon dan Harapan Masyarakat Terhadap Rencana Pengelolaan Lahan Eks-Areal HPH. PT. Maju Jaya Raya Timber dan Rimba Karya Indah No Nama Desa Akses Pengelolaan Penggunaan Lahan Masya- rakat Peme- rintah Swasta Tanaman Hutan Tanaman Kebun Campuran Desa-desa di sekitar Eks-areal MJRT 1 Suka Merindu 12 5 3 3 12 2 2 Suka Maju 15 7 5 5 15 4 3 Air Pandan 14 4 2 2 14 5 4 Air Putih 7 3 0 0 7 6 5 Cipta Mulya 19 5 2 2 19 7 Jumlah responden 67 24 12 12 67 24 Persentase 65 23 12 12 65 23 Desa-desa di sekitar Eks-areal RKI 1 Batu Kerbau 17 7 1 7 10 9 2 Pemunyian 20 5 2 6 11 11 3 R. Sei. Ipuh 21 8 2 7 13 9 Jumlah Responden 58 20 5 20 34 29 70 24 6 24 41 35 Sumber: Data Primer, 2005 diolah Sebagian besar masyarakat menginginkan pengelolaan lahan dapat melibatkan mereka. Dalam setiap program pemerintah, masyarakat berharap tidak hanya dilibatkan sebagai tenaga kerja ataupun hanya berupa sumbangan bina desa, melankan lebih memilih untuk ikut berpartisipasi aktif secara langsung dalam pengelolaan. Partisipasi masyarakat juga diharapkan oleh sebagian kecil responden dalam bentuk keterlibatan sebatas tenaga kerja saja lihat Tabel 53. 166 Keinginan masyarakat untuk ikut terlibat secara aktif juga terlihat jika pengelolaan lahan diserahkan kepada swasta. Sebagian besar berharap terbentuknya kerjasama antara swasta dengan masyarakat melalui program kemitraan permanen seperti Perkebunan Inti Rakyat PIR. Masyarakat menginginkan adanya kerjasama yang saling menguntungkan baik masyarakat sebagai plasma maupun pihak perusahaan swasta sebagai inti dan aturan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yang terlibat. Tabel 52. Partisipasi Masyarakat tentang Sistem Pengelolaan Lahan Eks-Areal HPH. PT. Maju Jaya Raya Timber dan PT. Rimba Karya Indah No Sistem Pengelolaan Desa-desa di Sekitar Eks-areal MJRT Suka Merindu Suka Maju Air Pandan Air Putih Cipta Mulya 1 Tanpa Partisipasi Masyarakat 0 0 1 2 Hanya Berupa Sumbangan Untuk Desa 3 2 3 1 8 3 Pembentukan Kel. Masy. Pengelola 20 19 21 25 22 83 4 Masy. Terlibat Sebatas Tenaga Kerja 0 5 5 3 10 No Sistem Pengelolaan Desa-desa di Sekitar Eks-areal RKI Batu Kerbau Pemunyian Renah Sei Ipuh 1 Tanpa Partisipasi Masyarakat 0 0 1 1 2 Hanya Berupa Sumbangan Untuk Desa 1 2 0 4 3 Pembentukan Kel. Masy. Pengelola 19 22 27 82 4 Masy. Terlibat Sebatas Tenaga Kerja 3 7 1 13 Sumber: Data Primer, 2005 diolah Sistem pengelolaan lahan menurut sebagian besar masyarakat sebaiknya dilakukan secara berkelompok dengan pembinaan masih diharapkan dari pemerintah melalui instansi terkait Tabel 53. Kelompok masyarakat yang menginginkan pengelolaan lahan dilakukan secara sendiri-sendiri, cenderung tidak membutuhkan keterlibatan pihak lain dan lahan dikelola secara swadaya. Pengelolaan lahan oleh masyarakat menurut sebagian masyarakat lainnya sebaiknya diserahkan di bawah koordinasi prangkat desa agar lebih mudah dalam pengawasan. 167 Disamping dari pemerintah, sebagian masyarakat ada yang berharap agar mereka dibina oleh lembaga lain baik perguruan tinggi maupun lembaga non- pemerintah seperti Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, namun dengan proporsi yang tidak besar. Menurut sebagian kecil masyarakat, pembinaan disamping oleh lembaga tersebut juga dapat dilakukan langsung oleh pihak swasta. Hal ini lebih memperkuat persepsi bahwa masyarakat masih membutuhkan pihak lain baik dalam bentuk permodalan maupun dalam pembinaan selama pelaksanaan program sampai masyarakat mandiri. Tabel 53. Harapan Masyarakat dalam Sistem Pengelolaan Lahan Eks-HPH. PT. Maju Jaya Raya Timber dan Rimba Karya Indah No Nama Desa Pengelolaan Pembinaan Pribadi Kelompok Desa Pemerintah Swasta LSM P.T Desa-desa di Sekitar Eks-areal MJRT 1 Suka Merindu 3 12 5 12 4 2 3 2 Suka Maju 2 13 5 3 3 1 3 3 Air Pandan 4 14 3 12 9 2 5 4 Air Putih 4 15 5 14 1 3 3 5 Cipta Mulya 3 13 2 12 4 3 4 Jumlah 16 67 20 53 21 11 18 16 65 19 51 20 11 17 Desa-desa di Sekitar Eks-areal RKI 1 Batu Kerbau 7 12 12 9 5 3 5 2 Pemunyian 5 11 9 12 3 5 7 3 Renah Sei Ipuh 5 14 8 12 7 7 8 Jumlah 17 37 29 33 15 15 20 20 45 35 40 18 18 24 Sumber: Data Primer, 2005 diolah Survei juga menanyakan jenis komoditi yang diinginkan masyarakat untuk dikembangkan. Hasil survei relatif beragam Tabel 54, namun sebagian besar komoditas yang dinginkan antara lain adalah: perkebunan karet, tanaman sawit, tanaman meranti, durian, dan tanaman padi. Komoditi tanaman perkebunan kelapa sawit sebagian besar 65 persen dipilih oleh masyarakat di sekitar desa-desa eks- areal MJRT, sementara di desa-desa sekitar eks-areal RKI sebagian besar 65 persen memilih tanaman karet sebagai jenis tanaman yang ingin dikembangkan. 168 Dengan demikian, alternatif kegiatan yang dapat dikembangkan merupakan pengusahaan tanaman yang terdiri atas kombinasi tanaman hutan, jenis tanaman perkebunan yang banyak diinginkan oleh masyarakat serta dapat meningkatkan jasa ekosistem eks-areal HPH dan pendapatan masyarakat. Konsep ini lebih dikenal dengan pengusahaan agroforestri, yakni usahatani yang memadukan antara tanaman perkebunan dan tanaman hutan. Tabel 54. Jenis Komoditi yang Diharapkan dapat Dikembangkan dalam Rencana Pengelolaan Eks-Areal HPH PT. Maju Jaya Raya dan PT. Rimba Karya Indah No Nama Desa Tanaman Hutan Tanaman Perkebunan Tanaman Pangan Meranti Jati Lainnya Karet Sawit Durian Plawija Buah Sayur Padi Desa-desa di Sekitar Eks-areal MJRT 1 Suka Merindu 12 5 4 2 14 5 2 12 2 8 2 Suka Maju 15 6 5 2 15 9 1 7 3 2 3 Air Pandan 14 4 2 3 11 3 2 12 1 10 4 Air Putih 7 3 0 2 13 7 2 11 3 5 5 Cipta Mulya 19 5 2 1 14 2 3 12 2 3 65 22 13 10 65 25 10 52 11 27 Desa-desa di Sekitar Eks-areal RKI 1 Batu Kerbau 17 9 6 17 10 6 5 12 4 10 2 Pemunyian 15 7 4 19 9 7 4 11 3 5 3 R. Sei Ipuh 12 8 5 18 11 5 3 12 5 9 53 29 18 65 13 22 14 42 14 29 Sumber: Data Primer, 2005 diolah

6.4.2. Maksud dan Tujuan