41
selama 20 menit, diukur absorbansi menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 625 nm. Hasil absorbansi dimasukkan dalam kurva standar
untuk memperoleh χ. Kadar amilosa dapat dihitung menggunakan rumus :
Ka a a i sa χ
a sa
100 Keterangan :
χ k s asi a i sa Fp = faktor pengenceran
3.5.3.9. Kadar Amilopektin
Pengujian kadar amilopektin dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan
by difference. Perhitungan ini dilakukan dengan mengurangi kadar pati sampel dengan kadar amilosa sampel. Kadar amilopektin dapat dihitung menggunakan
rumus : Ka a a i k i ka a a i ka a a i sa
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
1. Formulasi pati garut dan kacang merah yang menghasilkan sifat fisik dan
sensori flakes terbaik adalah formulasi F6 50 pati garut dan 50 kacang merah.
2. Formulasi F6 menghasilkan sifat fisik tekstur flakes sebesar 1,47 kgf, sifat
sensori tekstur skor 4,23 dengan kriteria renyah, warna skor 2,67 dengan kriteria coklat muda, rasa dan aroma skor 3,47 dengan kriteria agak berasa
langu, dan penerimaan keseluruhan skor 3,87 dengan kriteria suka. 3.
Flakes formulasi terbaik memiliki kadar air sebesar 5,17, kadar abu sebesar 2,81, kadar protein sebesar 11,53, kadar lemak sebesar 1,25, kadar
karbohidrat sebesar 79,24, dan kadar serat kasar sebesar 2,55.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian tekstur menggunakan alat yang lebih baik seperti
texture analyzer sehingga mendapatkan hasil pengujian yang lebih relevan dan sesuai dengan pengujian secara sensori.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap respon glikemik flakes pati
garut dan kacang merah dengan penambahan tiwul singkong sebagai pangan fungsional.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, F. dan C. M. Kusharto. 2013. Formulasi Flakes Pati Garut dan Tepung Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus sebagai Pangan Kaya Energi Protein
dan Mineral untuk Lansia. Jurnal Gizi dan Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 82 : 137-144.
Amalia, R. 2014 Karakteristik Fisikokimia dan Fungsional Tepung Komposit Berbahan Dasar Beras, Ubi Jalar, Kentang, Kedelai, dan Xanthan Gum.
Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan Andriani, R. 1998. Mempelajari Pengaruh Perbedaan Temperatur dan Lama
Pemanggangan terhadap Karakteristik Corn Flakes. Tugas Akhir. Universitas Pasundan. Bandung.
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, S. Yasni, dan S. Budjianto. 1989. Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. Bogor.
Arrai, S., M. Yamashita, M. Noguchi, dan Fujimaki. 1987. Taste of L-glutamyl Oligopeptides in Relation to Their Chromatographic Properties. Agriculture
Biological Chemistry. 371: 151-156. Association of Official Analytical Chemists. 1995. Official Methods of Analysis
of The Association Analitical Chemist. Inc. Washington DC. Astawan, M. 2004. Membuat Mi dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta
Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar
Swadaya. Jakarta. Atmadja, G. S. 2006. Pengembangan Produk Pangan berbahan Dasar Jagung
Quality Protein Maize Zea mays L. dengan Menggunakan Teknologi Ekstrusi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 126 hlm.
Badan Litbang Pertanian. 2015. Umbi Garut, Pangan Alternatif yang Patut Dikembangkan. http:litbang.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 18
Februari 2016. Badan Pusat Statistik ID. 2003. Survey Sosial Ekonomi Nasional.