mempraktikannya. Tujuannya ialah untuk melihat atau mendengarkan suatu kegiatan dan memberikannya kesempatan untuk praktik. Alasan pentingnya
penggunaan metode belajar menurut Nurhalim 2007: 101 ialah, a dengan metode belajar warga belajar akan tertantang proses belajarnya, b akan
membangkitkan perhatian dan minat belajarnya, c akan menciptakan interaksi belajarnya, d akan terjadi perubahan perilaku dalam belajar.
Pengelola dan instruktur lembaga pelatihan Dessy berperan dalam memberikan praktik menjahit kepada peserta pelatihan dan berkewajiban
menanyakan kesulitan yang dialami peserta dan kemudian membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pelibatan pemilihan penggunaan
metode belajar dilakukan oleh pengelola dan instruktur serta mitra kerja, sedangkan pada warga belajar hanya melaksanakan metode tersebut dan menuai
hasil darinya.
4.3.5 Perencanaan Partisipatif Penggunaan Media Belajar
Media pembelajaran memegang peranan penting dalam perancangan dan penggunaan pembelajaran yang sistematis. Media pembelajaran adalah alat bantu
yang digunakan dalam pelaksanaan metode dan teknik pembelajaran dalam pelatihan. Media merupakan alat bantu yang efektif dalam pembelajaran, tetapi
bukan untuk menggantikan pembelajaran, melainkan penggunaan media dapat menghemat biaya pelatihan, perkataan, dan tenaga pelatih dalam pembelajaran
Sudjana, 2007; 162 Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di
lembaga kursus dan pelatihan Dessy berupa mesin jahit dan media pendukung lainnya. Adapun media pendukung yang digunakan berupa jarum, benang, alat
pendedel, gunting dan minyak pelumas mesin. Ketersediaan media pembelajaran menjadi kewajiban pengelola lembaga
guna mendukung kelancaran proses pembelajaran, akan tetapi tanggung jawab dan perawatan media menjadi tanggung jawab instruktur dan peserta latihan guna
memperpanjang usia penggunaan media. Banyaknya peserta juga memperlihatkan keragaman karakteristik sikap bertanggung jawab dalam memakai media. Setiap
peserta pada awal pembelajaran diberikan sebuah media berupa toples, jarum, alat pendedel dan gunting guna proses pembelajarannya. Dan pada akhir pembelajaran
media tersebut harus terkumpul dan diletakkan pada tempat yang tersedia. Schramm dalam Sudrajat A 1977 mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan
media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja
yang disebut multi media http:akhmadsudrajat.wordpress.com20080112
. Pemberian material powerpoint juga mampu memancing rangsangan peserta
diskusi guna memperbaiki kualitas belajar. Menurut Alan M Jones dalam artikel pribadinya. PowerPoint is an excellent aid to presentations providing each
presentation is considered first from a pedagogical viewpoint, bearing in mind the different ways in which students learn and largely trying to avoid the pitfalls of
passive knowledge transmission. These problems, of course, are not specifically associated with PowerPoint use but it does have a tendency to make some
practitioners feel that the improvements offered by PowerPoint are sufficient to make their presentations more effective.
Artiya Powerpoint adalah bantuan yang sangat baik untuk presentasi memberikan presentasi masing-masing dianggap pertama dari sudut pandang
pedagogis, mengingat cara yang berbeda di mana siswa belajar dan terutama mencoba untuk menghindari perangkap transmisi pengetahuan pasif. Masalah-
masalah ini, tentu saja, tidak secara khusus terkait dengan menggunakan PowerPoint tetapi memiliki kecenderungan untuk membuat beberapa praktisi
merasa bahwa perbaikan yang ditawarkan oleh PowerPoint adalah cukup untuk membuat presentasi mereka lebih efektif
http:bio.ltsn.ac.ukjournalvol2beej-2- 3.pdf
di posting 30052011 Pemberian musik menjadi hal penting dalam pembelajaran untuk
menghindari kejenuhan pada saat di perusahaan juga memberlakukan demikian. Pelibatan dalam penggunaan media ini sudah diatur dan disediakan oleh
pengelola, dan penggunannya oleh instruktur dan peserta pelatihan hingga lulus uji DUDI.
4.3.6 Perencanaan Partisipatif Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Tujuan perancangan kegiatan
pembelajaran adalah untuk memberikan dukungan terhadap proses belajar. Setiap komponen pembelajaran hendaknya disusun saling berhubungan dan berkaitan
dengan proses internal belajar partisipan agar terjadi peristiwa belajar. Oleh karena itu pendidik hendaknya benar-benar mengasi cara-cara merancang proses
belajar agar partisipan mampu belajar optimal. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara fasilitator
dengan partisipan, atau antar partisipan. Dalam proses komunikasi itu dapat
dilakukan secara lisan, dan non lisan seperti penggunaan media computer. Namun demikian media apapun yang digunakan dalam pembelajaran, esensinya ditandai
oleh serangkaian kegiatan komunikasi Rif