Definisi Penggunaan Lahan dan

Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut, sungai, atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumi, tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan oleh tumbuh – tumbuhan dimana sebagian akan menguap intersepsi dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan – dahan menuju ke permukaan tanah troughfall dan steamflow. Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah infiltrasi. Bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekukan – lekukan permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah – daerah rendah, masuk ke sungai, dan akhirnya ke laut.dalam perjalanannya ke laut sebagian akan menguap kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah sebelum menjadi air bawah tanah keluar kembali segera ke sungai sebagai aliran bawah permukaan interflow, tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai air bawah tanah groundwater yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke sungai sebagai aliran bawah tanah groundwater flow. Gambar 1. Daur Hidrologi DAS Pawitan, 2004

2.2 Definisi Penggunaan Lahan dan

Tutupan Lahan Penggunaan lahan land use adalah setiap bentuk campur tangan intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual Vink, 1975. Penggunaan lahan menurut Sitorus 2001 secara luas dapat dikelompokkan kedalam 2 kategori, yaitu: 1. Penggunaan lahan pedesaan rural land use yang secara luas meliputi kegiatan pertanian, kehutanan, konservasi satwa liar serta pengembangan dan pengelolaan tempat rekreasi. 2. Penggunaan lahan perkotaan dan industri urban and industrial land use termasuk kota, komplek industri, jalan raya, serta fasilitas pertambangan. Adapun pembagian lainnya dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu pertanian dan non pertanian. Penggunaan lahan pertanian meliputi berbagai macam penggunaan lahan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditas yang diusahakan. Sedangkan penggunaan lahan non pertanian meliputi pemukiman desa dan kota, industri, rekreasi, dan pertambangan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang tertulis: pemanfaatan ruang meliputi kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, kawasan lindung serta kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Sedangkan kawasan budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan. Pemanfaatan kawasan budidaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia diusahakan tanpa mengganggu dan merusak ekosistem kawasan lindung. Namun sebaliknya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan pangan dan perumahan seringkali terjadi konversi lahan. Banyak kawasan lindung beralih fungsi menjadi kawasan budidaya, akibatnya fungsi kawasan lindung menjadi terganggu. Sebagaimana yang terjadi pada tragedi “Banjir bandang di Bukit Lawang Bohorok”, Sumatera Utara, yang dipicu oleh kerusakan ekosistem hutan lindung. Diperkirakan tingkat kerusakan Taman Nasional Gunung Leuser TNGL saat ini adalah 170.000 Ha 22 dari total luas TNGL yang 788.000 Ha akibat penebangan liar dan perambahan hutan Walhi, 2003. Tutupan lahan oleh pohon tutupan pohon dengan segala bentuknya dapat mempengaruhi aliran air. Tutupan pohon tersebut dapat berupa hutan alami, atau sebagai permudaan alam natural regeneration , pohon yang dibudidayakan, pohon sebagai tanaman pagar, atau pohon monokultur misalnya hutan Gambar 2. Lima faktor yang mempengaruhi partisi air hujan menjadi komponen debit sungai dan evapotranspirasi Van Noordwijk et al ., 2004. Pengaruh tutupan pohon terhadap aliran air berdasarkan Van Noordwijk et al., 2004 adalah dalam bentuk berikut: • Intersepsi air hujan Banyaknya air yang diintersepsi dan dievaporasi tergantung pada indeks luas daun LAI, karakteristik permukaan daun, dan karakteristik hujan. Intersepsi merupakan komponen penting jika jumlah curah hujan rendah, tetapi dapat diabaikan jika curah hujan tinggi. Apabila curah hujan tinggi, peran intersepsi pohon penting dalam kaitannya dengan pengurangan banjir. • Daya pukul air hujan Vegetasi melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung tetesan air hujan yang dapat menghancurkan agregat tanah yang akan menyumbat pori tanah makro sehingga menghambat infiltrasi air tanah, akibatnya limpasan permukaan akan meningkat. • Infiltrasi air Proses infiltrasi tergantung pada struktur tanah pada lapisan permukaan dan berbagai lapisan dalam profil tanah. Struktur tanah juga dipengaruhi oleh aktivitas biota yang sumber energinya tergantung kepada bahan organik seresah di permukaan, eksudasi organik oleh akar, dan akar-akar yang mati. Ketersediaan makanan bagi biota terutama cacing tanah, penting untuk mengantisipasi adanya proses peluruhan dan penyumbatan pori makro tanah. • Serapan air Faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah serapan air oleh pohon adalah fenologi pohon, distribusi akar dan respon fisiologi pohon terhadap cekaman parsial air tersedia. Serapan air oleh pohon diantara kejadian hujan akan mempengaruhi jumlah air yang dapat disimpan dari kejadian hujan berikutnya, sehingga selanjutnya akan mempengaruhi proses infiltrasi dan aliran permukaan. Serapan air pada musim kemarau, khususnya dari lapisan tanah bawah akan mempengaruhi jumlah air tersedia untuk ‘aliran lambat’ slow flow. • Drainase lansekap Besarnya drainase suatu lansekap bentang lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekasaran permukaan tanah, relief permukaan tanah yang memungkinkan air tinggal di permukaan tanah lebih lama sehingga mendorong terjadinya infiltrasi, tipe saluran yang terbentuk akibat aliran permukaan yang dapat memicu terjadinya ‘aliran cepat air tanah’ quick flow. Menurut Kibler 1982 dalam Rogers 1998 akibat yang terjadi karena proses urbanisasi terhadap hidrologi adalah seperti tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Akibat yang terjadi dari proses urbanisasi terhadap respon hidrologis Pengaruh urbanisasi Respon hidrologis Perubahan vegetasi Penurunan evapotranspirasi dan intersepsi dan peningkatan sedimentasi sungai Konstruksi dasar perumahan dan inftrastruktur Penurunan infiltrasi dan penurunan muka air tanah; pernurunan aliran debit dan penurunan aliran dasar selama musim kemarau Pengembangan pembangunan dan perdagangan Meningkatkan volume aliran permukaan Konstruksi drainase dan pengembangan saluran air Memicu peluapan banjir di aliran sungai Sumber: Kibler 1992 dalam Rogers 1998

2.3 Jenis Penggunaan Lahan