Kurikulum 2013 ANALISIS DINAMIKA KELAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 BREBES

menghasilkan prestasi siswa yang tinggi adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran seperti mengamati dan melakukan percobaan. Salah satu kunci pembelajaran fisika adalah pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkret.

2.2 Kurikulum 2013

Pengertian kurikulum terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sebagaimana dikutip oleh Kurniasih Sani 2014: 3, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan Muhammad Nuh, sebagaimana dikutip oleh Kurniasih Sani 2014: 21-22 mengatakan bahwa pembelajaran dalam Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pembelajaran seperti ini disebut pembelajaran pendekatan saintifik berbasis keterampilan proses sains. Sesuatu yang dibuat pasti memiliki tujuan tertentu. Tujuan tersebut akan dicapai atau dikatakan berhasil apabila sudah memenuhi aspek atau indikator yang diharapkan. Sebuah kurikulum memiliki sebuah tujuan pendidikan nasional yang bermanfaat bagi entitas atau unit pendidikan. Menurut permendikbud nomor 69 tahun 2013, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan warga Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta dapat berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Menurut Daryanto 2014: 13-14, pembelajaran Kurikulum 2013 akan dikatakan berhasil apabila sudah memenuhi indikator keberhasilan pada siswa yaitu lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif, dan lebih senang dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan pendidik atau guru diharapkan lebih bergairah dalam melakukan proses pembelajaran dan lebih mudah dalam memenuhi ketentuan mengajar 24 jam tiap minggu. Perubahan Kurikulum 2013 ini diharapkan memberi dampak yang lebih baik meskipun ada kekurangannya. Menurut Kurniasih Sani 2014: 40-42, hal penting dari perubahan kurikulum tersebut, yaitu kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah siswa lebih dituntut belajar aktif, kreatif, dan inovatif, adanya penilaian dari semua aspek. Kekurangannya adalah masih sedikit guru yang mempunyai sikap kreatif dalam metode pembelajaran, dan terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa, sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik. Fisika mempelajari tentang peristiwa alam atau yang berada di lingkungan sekitar. Kurikulum 2013 mengharapkan guru kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran yang bersifat kontekstual, sehingga siswa mampu mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata. Menurut Muslich 2007: 40, kesadaran perlunya pembelajaran kontekstual didasarkan pada kenyataan sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Menurut Sardiman 2004: 222, pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran berupa guru mengaitkan materi dengan kondisi nyata di lingkungan siswa, mampu mendorong siswa dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapan di kehidupan sehari-hari. Hasil pembelajarannya lebih bermakna, sehingga diharapkan siswa sadar bahwa materi yang dipelajari dapat berguna bagi hidupnya. Fisika dapat lebih mudah dipahami oleh siswa jika pembelajaran bersifat kontekstual, yang berpedoman pada silabus Kurikulum 2013. Perubahan Kurikulum 2013 didasarkan pada beberapa faktor. Menurut permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMAMA, Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan penguatan materi. Penyempurnaan pola pikir dalam pembelajaran diantaranya adalah seperti berikut. 1. Pola pembelajaran berpusat pada guru teacher centered menjadi berpusat pada siswa student centered. 2. Pola pembelajaran satu arah interaksi guru dengan siswa menjadi pembelajaran interaktif interaksi guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam, sumbermedia lainnya. 3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring siswa mendapat ilmu dari siapa saja dan darimana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet. 4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan saintifik. 5. Pola belajar mandiri menjadi belajar kelompok berbasis tim. 6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis multimedia. 7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan users dengan menperkuat pengembangan potensi khusus yang dilmiliki setiap siswa. 8. Pola pembelajaran pengetahuan tunggal monodisciplne menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak multidiciplines 9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

2.3 Aktivitas Guru