Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Bank Syariah
Bank Konvensional
1. Berdasarkan prinsip investasi bagi
hasil. Berdasarkan tujuan membungakan
uang. 2.
Menggunakan prinsip jual beli. Menggunakan
prinsip pinjam
meminjam uang. 3.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditor-debitor.
4. Melakukan
investasi-investasi
yang halal saja.
Investasi yang halal maupun yang haram
5. Setiap produk dan jasa yang
diberikan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah
Tidak mengenal dewan sejenis itu.
6. Dilarangnya gharar dan masyir
Terkadang terlibat dalam speculatif forex dealing
7. Menciptakan keserasian diantara
keduanya Berkontribusi
dalam terjadinya
kesenjangan antara
sektor riil
dengan sektor moneter. 8.
Tidak memberikan dana secara tunai tetapi memberikan barang
yang dibutuhkan finance the goods and services.
Memberikan peluang yang sangat besar
untuk sight
streaming penyalahgunaan dan pinjaman.
9. Bagi hasil menyeimbangkan
pasiva dan aktiva Rentan terhadap negative spread.
Sumber : Muhamad Syafii Antonio 2001, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia Cendikia
2.4. Penelitian Terdahulu
Abdul Halim Abdul Hamid, dalam papernya yang diterbitkan International Journal Of Islamic Financial Services awal 2001 menyebutkan
bahwa penyebab nasabah kurang paham terhadap produk bank syariah adalah tentang cara mengkomunikasikan produk bank yang relatif sulit dimengerti oleh
sebagian nasabah. Salah satunya tentang pemakaian idiom-idiom bahasa Arab yang kurang populer di masyarakat. Di Malaysia, negeri yang mempunyai sejarah
bank Islam lebih lama daripada Indonesia sejak 1983, dari 967 responden kurang dari 15 yang mengerti dengan tepat arti produk-produk syariah. Lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
heboh, ternyata kurang dari 6 yang mengetahui arti ba’i al-Salam, dan ba’i al-
Murabahain. Data lebih parah terjadi di Singapura, negeri yang sekitar 20 penduduknya beragama Islam. Hasilnya hanya 3 yang dengan tepat tahu arti
Mudharabah, Musyarakah, dan ijarah. Yang mengejutkan, tak seorang pun dari
responden yang mampu menyebutkan dengan tepat arti mudharabah. 2.5. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka pemikiran penulis yang menjadi pijakan dalam
penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pemahaman Nasabah terhadap Produk-produk Bank
Muamalat Indonesia Produk
Musyarakah
Ijarah Murabahah
Wadiah Mudharabah
Pemahaman Nasabah
Bank Muamamalat
Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis deskriptif. Penelitian analisis deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung
akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung http:ardhana12.wordpress.com20080227penelitian-deskriptif
.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Muamalat Indonesia KCP Gajah Mada Medan yang beralamat di Jl. Gajah Mada, Medan No. 21. Penelitian ini dilakukan
dalam kurun waktu selama 1 bulan dimulai dari tanggal 06 Maret 2012 sampai dengan 31 maret 2012.
3.3. Batasan Operasional