2.2.2. Definisi Bank Syariah
Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa perancis, dan banco dalam bahasa italia, yang berarti petilemari atau bangku. Kata peti atau lemari
menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. Dalam Al-
qur’an, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi, jika yang dimaksud adalah sesuatu yang
memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak, dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, sadaqah, ghanimah harta
rampasan perang, bai’ jual-beli, dayn utang dagang, maal harta dan
sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi.
Pada umumnya bank syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang beroperasi dengan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
2.2.3. Produk-produk Bank Syariah
Sama seperti bank konvensional, bank syariah juga menawarkan berbagai macam produk perbankan kepada para nasabahnya. Produk-produk yang
ditawarkan perbankan syariah merupakan produk yang Islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Produk-produk dan jasa-jasa yang
ditawarkan oleh perbankan syariah kepada nasabahnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana, dan
produk jasa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Produk Penghimpunan Dana
Perbankan Syariah menghimpun dananya dalam bentuk tabungan, deposito, dan giro. Penghimpunan dana pada bank syariah dilakukan
berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah. Pada produk rekening giro, prinsip yang diterapkan adalah prinsip wadiah, sedangkan prinsip
Mudharabah diterapkan pada produk bank seperti tabungan dan deposito. Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepada
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki Huda-Heykal, 2010 : 87.
Secara Umum ada 2 macam wadiah yakni Wadiah Yad Al Amanah dan Wadiah Yad Adh Dhamanah. Pada Wadiah Yad Al Amanah, penerima titipan
tidak boleh memanfaatkan harta ataupun barang yang dititipkan oleh si penitip, sedangkan pada Wadiah Yad Adh Dhamanah penerima titipan boleh
memanfaatkan harta ataupun barang yang dititipkan oleh si penitip. Pada prinsip wadiah, keuntungan dan kerugian dari kegiatan
penyaluran dana yang dilakukan oleh bank merupakan hak milik dan tanggung jawab pihak bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak
ikut menanggung resiko yang terjadi. Pihak bak dapat memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk menarik minat masyarakat
dalam menyimpan dananya pada perbankan syariah tetapi hal tersebut tidak boleh diperjanjikan dari awal.
Lain halnya dengan prinsip mudharabah. Dalam hal ini pemilik dana dianggap sebagai shabibul maal, sementara pihak perbankan sebagai pihak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang mengelola dana atau mudharib. Pada prinsip ini, pihak bank dapat menggunakan dana tersebut, misalnya untuk kegiatan jual beli dengan
memberitahukan margin keuntungan tertentu murabahah atau untuk kegiatan sewa ijarah Lubis, 2010 : 111.
b. Produk Penyaluran Dana
Produk penyaluran dana biasanya dikenal dengan nama produk pembiayaan, pada bank syariah. Adapun produk pembiayaaan tersebut
dikategorikan dalam empat konsep pembiayaan, yaitu:
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Untuk memperoleh keuntungan, perbankan syariah menerapkan
sistem bagi hasil dalam melakukan kegiatannya. Prinsip bagi hasil yang diterapkan dalam pembiayaan dapat dilakukan dalam empat akad utama
yaitu: 1.
Mudharabah Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana
pihak yang pertama shahibul maal menyediakan seluruh modal dan pihak lain mudharib menjadi pengelola modal. Keuntungan dari pembiayaan
Mudharabah dibagi berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam kontrak perjanjian. Pemilik modal shahibul maal akan menanggung kerugian
selama kerugian yang terjadi bukanlah berasal dari kelalaian pengelola modal mudharib. Namun jika kerugian berasal dari kelalaian pengelola modal
shahibul maal maka yang bertanggung jawab atas kerugian tersebut adalah pengelola modal shahibul maal itu sendiri. Dalam pembiayaan mudharabah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
modal usaha 100 dipenuhi oleh shahibul maal sedangkan mudharib menyumbangkan keahlian, tenaga, waktu dan sebagainya. Mudharabah
biasanya diaplikasikan pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti pembiayaan modal kerja.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada mudharib, Mudharabah terbagi dalam dua jenis yaitu: mudharabah mutlaqah dan
mudharabah muqayyadah Triandaru-Budisantoso, 2008 : 160. Pada Mudharabah mutlaqah, Shahibul maal memberikan kekuasaan penuh pada si
mudharib untuk mengelola modal, Mudharib tidak dibatasi mengenai tempat, tujuan maupun jenis usahanya, sedangkan pada mudharabah muqayyadah,
seorang Mudharib dibatasi mengenai tempat, tujuan maupun jenis usahanya, Mudharib harus mengikuti persyaratan yang telah ditentukan oleh Shahibul
maal. 2.
Musyarakah Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
melaksanakan suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberi kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati di awal perjanajian Sudarsono, 2003: 67. Kontribusi dalam Musyarakah dapat berupa sumber
daya yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Musyarakah biasanya diaplikasikan dalam pembiayaan berbagai macam proyek.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Al - Muzara’ah
Al- Muzara’ah merupakan akad kerjasama pengelolaan pertanian
antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kapada penggarap untuk ditanami dengan produk pertanian. Penggarap akan
mendapatkan imbalan dari hasil panen tersebut. Dalam perbankan, al- muzara’ah diaplikasikan dalam bidang platation atas dasar bagi hasil panen.
Pemilik lahan menyediakan lahan, benih dan pupuk, sedangkan penggarap menyediakan keahlian, tenaga dan waktu.
4. Al-Musaqah
Al-Musaqah merupakan bagian dari Muzara’ah. Perbedaannya yaitu
penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Perolehan imbalan
tetap diperoleh dari persentase hasil panen pertanian Kasmir, 2008 : 196. Pembiayaan dengan Prinsip sewa Ijarah
Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah lease contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan
menyewakan peralatan equipment kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti
sebelumnya fixed charge Sudarsono, 2003 : 66. Pada pembiayaan dengan prinsip ijarah, jika objeknya adalah barang maka kegiatan itu disebut sewa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyewa, dan jika objeknya adalah jasa tenaga kerja, maka disebut kegiatan itu dengan upah mengupah.
Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli bai’ Pembiayaan dengan prinsip jual beli
bai’ dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti pembiayaan salam, pembiayaan murabahah atau
pembiayaan istishna’.
1. Pembiayaan Salam
Pembiayaan salam merupakan akad jual beli barang pesanan muslam fiih antara pembeli muslam dengan penjual muslamilaih. Spesifikasi dan
harga barang pesanan disepakati diawal akad dan pembayaran dilakukan dimuka secara penuh Triandaru-Budisantoso, 2008 : 161. Pembiayaan
salam biasanya dilakukan untuk barang-barang hasil pertanian, dimana barang-barang tersebut akan diperoleh pembeli setelah barang tersebut dibayar
terlebih dahulu. Dalam pembiayaan salam yang menjadi pembeli adalah pihak bank, sedangkan nasabah merupakan penjual barang.
2. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabahnya, pihak bank dalam hal ini melakukan pembelian barang dari
pihak lain dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabahnya. Pihak bank memberitahukan jumlah keuntungan yang diambilnya kepada nasabah.
Bank memberikan barang kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diambil pihak bank melalui kesepakatan yang telah
disepakati bersama. Selain itu, baik harga jual maupun jangka waktu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pembayaran harus dinyatakan dalam akad jual beli yang disepakati dan tidak boleh berubah selama tempo akad jual beli tersebut.
3. Pembiayaan Istishna’
Pembiayaan Istishna’ merupakan akad jual beli barang antara
pemesan dengan penerima pesanan. Barang yang dibeli masih belum ada atau belum siap sehingga barang tersebut akan diserahkan pihak pembuatpenjual
kepada pemesan kemudian. Pemesanan barang biasanya dilakukan untuk barang yang akan mengalami proses produksi. Pembayaran barang dalam
pembiayaan Istishna’ mempunyai tenggang waktu, pembayaran dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan awal. Pembiayaan dengan Akad pelengkap
Pembiayaan dengan akad pelengkap ini merupakan akad yang tergolong sebagai akad
tabarru’, maksudnya adalah perjanjian ini dilakukan atas dasar tolong menolong, bukan untuk mencari keuntungan. Bentuk akad
yang tergolong dalam akad tabarru’ ini adalah:
1. Qard Pinjaman
Qard merupakan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Dalam literatur fikih Salaf ash Shalih, qard
dikategorikan dalam aqad tathawwul atau akad saling bantu membantu dan bukan transaksi komersial. Qard dapat juga dikatakan sebagai suatu akad
pembiayaan kepada nasabah tertentu dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan yang diterimanya kepada Lembaga Keuangan Islam LKI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pada waktu yang telah disepakati oleh LKI dan nasabah Huda - Heykal, 2010 : 58.
2. Wakalah Perwakilan
Wakalah merupakan akad pemberian kuasa yang dilakukan oleh pemberi kuasa kepada penerima kuasa untuk melakukan suatu tugas tertentu
atas nama pemberi kuasa. Pihak bank merupakan penerima kuasa sedangkan nasabah merupakan pemberi kuasa. Pihak-pihak yang terlibat dalam wakalah
harus cakap hukum. Pihak bank harus bertanggung jawab atas kelalaian yang dapat berakibat pada kerugian. Pihak bank akan memperoleh komisi atau
pengganti dari berbagai biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kesepakatan dengan nasabah.
3. Rahn Gadai
Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang ia terima. Barang yang digadaikan oleh
nasabah harus milik nasabah itu sendiri dengan ukuran dan sifat yang jelas. Barang gadaian akan dikuasai oleh pihak bank tetapi pihak bank tidak
dibenarkan mengambil manfaat dari barang gadaian tersebut. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.
4. Hawalah
Hawalah merupakan pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain pihak ketiga yang kemudian berkewajiban melunasi utang
tersebut kepada pihak pertama. Dalam dunia keuangan atau perbankan hawalah dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau factoring.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Kafalah Garansi
Kafalah dapat diartikan sebagai jaminan yang diberikan oleh pihak penanggung kafil kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak
kedua atau pihak yang ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan
dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang. Kafalah dapat dibedakan dalam berbagai bentuk atau jenis. Misalnya
Kafalah bin Nafs merupakan satu bentuk kafalah yang menjaminkan nama baik, kehormatan atau ketokohan seseorang sehingga nasabah dapat
memperoleh sejumlah pinjaman dari bank. Bentuk lain dari kafalah ini adalah Kafalah bil Mal adalah jaminan atau garansi untuk membayar barang yang
dibeli secara kredit atau pelunasan sejumlah utang tertentu. Selain itu ada juga kafalah bit-Taslim yaitu jaminan untuk mengembalikan sesuatu asset
kepada pemiliknya jika tempo penyewaannya telah berakhir. Produk Jasa
1. Sharf Jual Beli Valuta Asing
Produk jasa perbankan syariah lainnya adalah sharf yaitu kegiatan pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain. Mata uang yang
diperjualbelikan merupakan mata uang yang berbeda dan harus dilakukan pada waktu yang sama spot. Jasa ini hanya ada pada bank yang tergolong
sebagai bank devisa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Ijarah sewa
Salah satu bentuk produk jasa yang diberikan oleh perbankan syariah yang tergolong sebagai ijarah atau sewa adalah penyewaan kotak simpanan
safe deposit box yang dapat dimanfaatkan nasabah untuk menyimpan barang-barang berharga tertentu seperti perhiasan, ijazah, paspor dan
dokumen penting lainnya.
2.2.4. Prinsip –Prinsip Operasional Perbankan Syariah