Kualitas Fisik Kualitas Air
17
Tabel 2.1 Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih secara Fisik
No. PARAMETER
Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan Keterangan
1 Bau
- -
Tidak berbau
2 Jumlah zat
padat terlarut TDS
mgL 1500
-
3. Kekeruhan
Skala NTU 25
- 4.
Rasa -
- Tidak berasa
5. Suhu
C Suhu udara ± 3
C -
6. Warna
Skala TCU -
-
Sumber : Permenkes RI, 1990 2.
Kualitas Kimia
Kualitas air tergolong bak bila memenuhi persyaratan kimia sebagai
berikut :
a. pH netral
pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan Sutrisno, 2004.
Skala pH diukur dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH dibawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila di
atas 7 bersifat basa rasanya pahit Kusnaedi, 2010.
18
b. Tidak mengandung bahan kimia beracun
Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sianida sulfida, fenolik Kusnaedi, 2010.
c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam
Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam Kusnaedi, 2010 :
1 Besi Fe
Besi atau Ferrum Fe adalah metal berwarna abu-abu, liat, dan dapat di bentuk. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat
ditemukan hampir di setiap tempat di bumi pada semua lapisan- lapisan geologis, namun besi juga merupakan salah satu logam
berat yang berbahaya apabila kadarnya melebihi ambang batas Soemirat, 2009. Besi dapat larut pada pH rendah. Kadar besi
dalam air tidak boleh melebihi 1,0 mgL, karena dapat menimbulkan rasa, bau dan dapat menyebabkan air yang berwarna
kekuningan, menimbulkan noda pakaian dan tempat biaknya bakteri Creonothrinx yaitu bakteri besi Soemirat, 2009.
Besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan Hemoglobin. Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi.
Tubuh manusia tidak dapat mengekresikan Fe. Karenanya mereka
19
yang sering mendapat tranfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh,
tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini Soemirat,
2009. Kelebihan logam besi dalam tubuh dapat menimbulkan efek-
efek kesehatan seperti serangan jantung, gangguan pembuluh darah bahkan kanker hati. Logam ini bersifat akumulatif terutama
di organ penyaringan sehingga dapat mengganggu fungsi fisiologis tunuh. Nilai estetika juga dapat dirusak oleh keberadaan
logam-logami ini karena dapat menimbulkan bercak-bercak hitam pada pakaian. Air yang tercemar oleh logam ini biasanya nampak
pada intensitas warna yang tinggi pada air, berwarna kunimg bahkan berwarna merah kecoklatan, dan terasa pahit atau masam
Wardhana, 2004. 2
Nitrat, nitrit Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan
gangguan GI Gastro Intestinal, diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meningggal.
Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama bereaksi dengan haemoglobin
dan membentuk Methemoglobin metHb. Dalam jumlah melebihi
20
normal Methemoglobin akan menimbulkan Methemoglobinemia. Pada
bayi Methemoglobinemia
sering dijumpai
karena pembentukan enzim untuk mengurai Methemoglobinemia menjadi
Haemoglobin masih
belum sempurna.
Sebagai akibat
Methemoglobinemia, bayi akan kekurangan oxigen, maka mukanya akan tampak biru, karenanya penyakit ini juga dikenal
sebagai penyakit ‘blue babies Wardhana, 2004.
Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air minum yakni akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran
nitrat juga dapat terjadi secara alami, tetapi yang paling sering yakni akibat pencemaran yang berasal dari air limbah pertanian
yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk nitrogen urea Wardhana, 2004..
Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan methaemoglobinemia, yakni kondisi dimana
hemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin sehingga darah menjadi kekurangan oksigen. Hal ini dapat
mengakibatkan pengaruh yang fatal, serta dapat mengakibatkan kematian khususnya pada bayi Wardhana, 2004.
3 Klorida
Klorida adalah senyawa hologen Klor CL. Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Misalnya NaCL sangat tidak
21
beracun, tetapi karboksil klorida sangat beracun. Di Indonesia, Klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum.
Dalam jumlah banyak, klorida akan menimbulkan rasa asin, korosif pada\ pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai
desinfektan, sisa klor didalam penyediaan air sengaja di dipertahankan dengan konsentrasi sekitar 0,1 mgl untuk
mencegah terjadinya rekontaminasi oleh mikroorganisme patogen, tetapi klor ini dapat terikat senyawa organik berbentuk hologen-
hidrokarbon Cl-HC banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa Karsinogenik. Oleh karena itu, di berbagai negara maju sekarang
ini, klorinisasi sebagai proses desinfektan tidak lagi digunakan Soemirat, 2009
d. Kesadahan rendah
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion kation logam valensi dua Sutrisno, 2004. Tingginya kesadahan
berhubungan dengan garam-garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca dan Mg Kusnaedi, 2010.
e. Tidak mengandung bahan organik
22
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416 MENKES PER IX 1990, persyaratan kimia air bersih adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.2 Persyaratan Kualitas Air secara Kimia
No. PARAMETER
Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan 1.
Air raksa mgL
0,001 2.
Arsen mgL
0,05 3.
Besi mgL
1,0 4.
Fluorida mgL
1,5 5.
Kadnium mgL
0,005 6.
Kesadahan CaCO3 mgL
500 7.
Klorida mgL
600 8.
Kromium, valensi 6 mgL
0,05 9.
Mangan mgL
0,5 10.
Nitrat mgL
10 11.
Nitrit mgL
1,0 12.
pH mgL
6,5-9,0 13.
Selenium mgL
0,01 14.
Seng mgL
15 15.
Sianida mgL
0,1 16.
Sulfat mgL
400 17.
Timbal mgL
0,05
Sumber : Permenkes RI, 1990
23