56
perlu dilakukan pengolahan khusus terhadap air minum yang akan dikonsumsi yang berasal dari air tanah.
3. Nitrat
Dari hasil uji statistik, diketahui sebanyak 23 31,9 sampel tidak memenuhi kualtias kimia air tanah pada pemeriksaan parameter nitrat.
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan nitrat pada air tanah masyarakat Kelurahan Sumur Batu cukup tinggi. Nitrat tidak mudah masuk ke dalam
tubuh melalui kulit. Batas kadar baku mutu nitrat menurut Permenkes RI no 416 tahun 1990 adalah 10 mgL.
Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan methamoglobinemia, yaitu kondisi dimana hemoglobin di
dalam darah berubah menjadi methamoglobin sehingga darah menjadi kekurangan oksigen dan dikenal dengan penyakit “babie blues” pada
bayi. Hal ini dapat mengakibatkan pengaruh yang fatal serta dapat mengakibatkan kematian khususnya pada bayi Soemirat, 2009.
Selain itu, ketika senyawa nitrat berikatan dengan perak argentum sebagai senyawa debu maka dapat menimbulkan iritasi kulit dan
menghitamkan kulit argyria karena ketika kedua senyawa ini saling berikatan, argentum akan menjadi sangat korosif. Sehingga argyria dapat
57
terjadi karena senyawa ini diakumulasikan di dalam selaput lendir dan kulit Soemirat, 2009.
Adanya senyawa nitrat dalam air tanah menunjukkan bahwa kemungkinan besar telah terjadi pencemaran terhadap air tanah. Dalam
kehidupan sehari-hai, air minum yang mengandung nitrat dalam jumlah tinggi rasanya agak pahit Sudadi 2003.
Oleh karena itu, disarankan kepada masyarakat Kelurahan Sumur Batu untuk melakukan pengujian terhadap air tanah yang mengandung 5-
10 mgL nitrat setiap triwulan selama setidaknya satu tahun karena jika melewati kadar baku mutu, nitrat dapat menimbulkan gangguan
kesehatan masyarakat. Tidak hanya itu, disarankan pula kepada masyarakat untuk mengetahui jarak sumber air sumur sebaiknya
dijauhkan dari septic tank yaitu minimal berjarak 10 meter. 4.
Klorida Klorida merupakan senyawa halogen klor. Di Indonesia, klor
digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dari hasil uji statistik diketahui sebanyak 49 68,1 sampel dari 72 sampel tidak
memenuhi syarat baku mutu kualitas kimia air tanah pada pemeriksaan parameter klorida.
58
Klorida banyak ditemukan di alam hal ini karena sifatnya yang mudah larut. Air buangan industri kebanyakan menaikkan kandungan
klorida demikian juga manusia dan hewan membuang material klorida dan nitrogen yang tinggi. Kotoran manusia khususnya urine mengandung
klorida dalam jumlah yang kira-kira sama dengan klorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air Sutrisno, 2004.
Dalam jumlah banyak, klorida akan menimbulkan rasa asin, korosif pada pipa sistem penyediaan air panas Soemirat, 2009. Selain itu, klor
yang sering digunakan sebagai desinfektan pada kolam renang mempunyai pengaruh yang cukup tinggi terhadap terjadinya iritasi kulit
dan mata Permana dkk, 2013. Disarankan kepada masyarakat Kelurahan Sumur Batu untuk
melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap air tanah yang mengandung klorida yang melebihi batas baku mutu. Selain itu, perlu
dilakukan pengecekan terhadap kondisi saluran pipa air yang digunakan. Jika setelah melakukan pemeriksaan kandungan air tanah secara berkala
dan ditemukan hasil kandungan klorida yang tinggi maka disarankan kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi air tanah sebagai air
minum.
59
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kualitas air tanah secara fisik terdiri dari : parameter warna sebesar 18,1
tidak memenuhi syarat, parameter bau sebesar 25 tidak meemnuhi syarat, parameter rasa sebesar 30,6 tidak meemnuhi syarat, parameter
TDS sebesar 6,9 tidak meemnuhi syarat dan parameter kekeruhan sebesar 5,6 tidak meemnuhi syarat baku mutu.
2. Kualitas air tanah secara kimia terdiri dari : 23,6 parameter pH tidak
meemnuhi syarat, 4,2 sampel mengandung besi, 31,9 sampel mengandung nitrat dan 68,1 mengandung klorida.
B. Saran
1. Masyarakat
Diharapkan masyarakat di Kelurahan Sumur Batu dapat memperhatikan kondisi air tanah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa dari parameter air tanah yang tidak memenuhi syarat baku mutu sehingga peneliti
menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap air tanah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
60
sehari-hari seperti melakukan penyaringan dan pengendapan terhadap air. Selain itu, peneliti juga menyarankan kepada masyarakat untuk rutin
melakukan pengecekan dan membersihkan saluran-saluran pipa air yang digunakan.
2. Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Peneliti menyarankan kepada Dinas Kesehatan dan Pihak Puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat
di Kelurahan Sumur Batu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan pengetahuan terkait perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Peneliti selanjutnya
Perlu ada penelitian yang lebih lanjut mengenai kualitas air tanah. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambah variabel penelitian,
menggunakan alat dan metode yang lebih baik dari penelitian sebelumnya sehingga ditemukan hasil yang lebih menunjukkan adanya faktor-faktor
yang berhubungan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia lingkungan. Edisi 1. Yogyakarta Achmadi, Umar Fahmi. 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta :
Penerbit Buku Kompas A. Dasuki. 2008. Strategi Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir TPA Bantar
Gebang Sebagai Aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Program Pascasarjana. Tesis. Universitas Indonesia
Arbain, dkk. 2008. Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Suwung Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Sekitarnya di Kelurahan pedungan
Kota Denpasar. URL:http:ejournal_unud.ac.id.htm Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Depkes RI, 2011. Laporan Kesehatan Lingkungan Riskesdas tahun 2010
Djuhariningrum, T. 2005. Penentuan Total Zat Padat Terlarut Dalam Memperediksi Kualitas Air Tanah Dari Berbagai Contoh Air Jurnal. Pusat Pengembangan
Geologi Nuklir Batan Effendi H, 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Kanisius Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
02MENKLH1988 tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan Konsukartha dkk, I.G.M, 2007. Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah
Domestik Di Lingkungan Kumuh, Jurnal Pemukiman Natah Vol 5, No. 2, pp:62-108
62
Kurniawan, Bambang. 2006. Analisis Kualitas Air Sumur Sekitar Wilayah Tempat Pembuangan Akhir Sampah Studi Kasus di TPA Galuga Cibungbulang
Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor Kusnaedi, 2010. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penerbit Swadaya
Kusnoputranto, Haryoto. 1986. Kesehatan Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. UI. Jakarta
Menneg Lingkungan Hidup. 1997. Kerusakan Lingkungan Hidup Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Ompusunggu, Henni. 2009. Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat
Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Universutas
Sumatera Utara Pardebaste, Erlina S. 2005. Teknik Pengelolaan Sampah. ITS. Surabaya
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416 MEN-KESPERXI1990 Tentang Syarat- syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Air
Permenkes RI Tahun 2002 Tentang Persyaratan Air Minum Riset Kesehatan Daerah. 2010. Presentase Air Tanah Sebagai Sumber Air untuk
Kehidupan Manusia Sanropie dkk, 1984. Pedoman Studi Penyediaan Air Bersih. Akademi Penilik
Kesehatan Teknologi Sanitasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia