C. Mekanisme Distribusi zakat
Zakat yang dihimpun oleh lembaga amil zakat dan harus segera disalurkan kepada para mustahiq sesuai dengan skala prioritas yang telah
disusun dalam program kerja. Mekanisme dalam distribusi zakat kepada mustahiq bersifat konsumtif dan juga produktif.
41
Sedangkan pendistribusi zakat tidak hanya dengan dua cara, akan tetapi ada tiga yaitu distribusi konsumtif, distribusi produktif dan investasi.
42
Dalam pendistribusian zakat kepada mustahiq ada beberapa ketentuan.
43
a. Mengutamakan distribusi domistik dengan melakukan distribusi lokal atau lebih mengutamakan penerima zakat yang berada dalam
lingkungan terdekat dengan lembaga zakat dibandingkan dengan pendistribusiannya untuk wilayah lain.
b. Pendistibusian yang merata dengan kaidah-kaidah sebagai beikut: 1 Bila zakat yang dihasilkan banyak, seyogyanya setiap golongan
mendapat bagiannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 2 Pendistribusian haruslah menyeluruh pada delapan golongan yang
telah ditentukan. 3 Di perbolehkan memberikan semua bagian zakat kepada beberapa
golongan penerima zakat saja apabila didapati bahwa kebutuhan yang ada pada golongan tersebut memerlukan penanganan secara
khusus.
41
Didin Hafidhuddian, Agar Harta Berkah dan Bertambah, Gerakan Membudayakan Zakat, Infak, Sedakah, dan Wakaf Jakarta: Gema Insani, 2007, h. 132
42
M.Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Mengkomonikasikan Kesadaran Dan Mengembangkan Jaringan Jakarta : Kencana, 2006, Cet Ke- 1, h. 148
43
Yusuf Qardhdawi, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan Jakarta: Zikrul Hakim, 2005, h. 139-152
4 Menjadikan golongan fakir miskin sebagai golongan yang pertama menerima
zakat, karena
memenuhi kebutuhan
mereka dan
membuatnya tidak tergantung kepada golongan orang lain adalah maksud tujuan dari diwajibkan zakat.
c. Membangun kepercayaan antara pemberi dan penerima zakat. Zakat baru bisa diberikan setelah ada keyakinan bahwa si penerima
adalah orang yang berhak dengan cara mengetahui atau menanyakan hal tersebut
kepada orang-orang
yang ada
dilingkungannya, ataupun
mengetahui yang sebenarnya.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LAZIS PT PLN PERSERO PUSAT
A. Sejarah Singkat
LAZIS PLN Pusat atau sering disebut LAZIS merupakan lembaga investasi mulia berbasis hati. Sebelum terbentuk LAZIS, lembaga ini masuk
dalam program kegiatan Kerohanian Islam Masjid At-Taqwa di bawah kendali Badan Kesejahteraan Karyawan PT PLN Persero Kantor Pusat
dengan nama BAZIS. BAZIS mengalami masa fakum ketika ketuanya memasuki masa pensiun.
Lembaga Amil Zakat, Infak, Sodaqoh dan Wakaf LAZIS PT PLN Pusat didirikan pada tanggal 11 September 2006. Hal ini bermula dari
sebuah keinginan untuk lebih mengoptimalkan PT PLN Persero Kantor Pusat Kebayoran Baru dengan program dakwah bil hal yang kemanfaatnya
dapat dirasakan khususnya oleh kaum dhuafa secara nyata, serta lebih mengoptimalkan penggalangan infaq fi’ sabilillah dari kalangan kaum
Muslimin sehingga kemudian dapat disalurkan secara terkordinir dan tepat sasaran.
44
Sejak saat itu belum pernah terjadi pergantian kepemimpinan hingga tahun 2006. Atas inisiatif
BKK Badan Kesejahteraan Karyawan, agar kegiatan BAZIS tetap berjalan maka dibentuklah LAZIS. Keinginan tersebut
didasarkan atas prinsip amanah dan profesionalitas sebuah lembaga ZIS. Menginjak usia yang ketujuh tahun Yayasan Lembaga Amil Zakat,
Infak, Sodaqoh dan Wakaf LAZIS PT PLN Kantor Pusat didirikan,
44
Data LAZIS PT PLN Persero Kantor Pusat, th 2006