70 dan tujuan perjalanan, frekuensi melakukan perjalanan, besar biaya
perjalanan, lama waktu perjalanan, alasan memilih moda yang digunakan, pendapat tentang berapa harga tarif ideal monorel dan harga
tarif maksimal yang bersedia untuk dibayarkan.
III.1.8.2 Analisis Pemilihan Moda
Hasil dari data survei stated preference yaitu preferensi dari responden untuk pemilihan moda antara moda angkutan kota dan
monorel terhadap atribut biaya perjalanan, waktu tunggu dan waktu tempuh digunakan untuk memodelkan probabilitas pengguna moda
angkutan kota berpindah ke monorel.
a. Uji Statistik
Tahap selanjutnya dalam analisa pemilihan moda adalah melakukan pengujian statistik dengan tujuan untuk menentukan sifat
penting yang menjadi dasar dalam memahami perilaku pengguna moda, yaitu konsep goodness of fit yaitu ukuran kesesuaian model R
2
atau yang disebut koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi R
2
diharapkan untuk persamaan model yang baik adalah mendekati satu dan dipilih yang terbesar. Sedangkan nilai korelasi berkisar antara -1 sampai
+1. Bila R = 0 berarti tidak ada hubungan antar variabel, sedangkan bila R = -1 berarti hubungan antar variabel sempurna. Tanda - dan +
menunjukkan arah hubungan korelasinya. Pengujian ini dilakukan menggunakan software SPSS Statistical Product and Solve Solutions.
Universitas Sumatera Utara
71 Dalam pengujian menggunakan software SPSS ini digunakan
variabel terikat dan variabel bebas. a.
Variabel Terikat Dependent Variable Merupakan pemilihan moda yang ditawarkan kepada
responden yaitu antara angkutan kota dan monorel yang dipilih dengan metode choice experiment yaitu skala
pilihan 1-5 yang kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk probabilitas Berkson-theil Transformation.
b. Variabel Bebas Independent Variable
Merupakan selisih atribut antara moda angkutan kota dengan moda monorel. Atribut tersebut adalah:
1. Perubahan pada atribut biaya perjalanan ∆X
1
2. Perubahan pada atribut waktu menunggu ∆X
2
3. Perubahan pada atribut waktu tempuh ∆X
3
Hasil yang diperoleh dari model persamaan utilitas ini nantinya berupa konstanta b
dan koefisien parameter model b
n
. Sehingga persamaan utilitasnya adalah:
U
MR
– U
AK
= b + b
1
∆X
1
+ b
2
∆X
2
+ b
n
∆X
n
…………………..3.1
dimana: U
MR
= fungsi utilitas moda monorel U
AK
= fungsi utilitas moda angkutan kota
Universitas Sumatera Utara
72
b. Uji Sensivitas
Sensivitas model dimaksudkan untuk memahami perubahan nilai probabilitas pemilihan moda angkutan kota atau monorel
seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayananan secara gradual. Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan perubahan atribut
terhadap model pada masing-masing kelompok, yaitu: -
Biaya perjalanan dikurang atau ditambah -
Waktu tunggu ditambah atau dikurang -
Waktu tempuh ditambah atau dikurang
III.1.9 Pemodelan Pemilihan Moda Menggunakan Model Logit Biner
Metode yang digunakan dalam pemodelan pemilihan moda antara angkutan kota dengan monorel adalah model logit biner. Sehingga persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut:
P
MR =
=
………………………3.3 P
AK
= 1 – P
MR
= ……………………3.4
dimana : P
MR
= probabilitas pemilihan monorel P
AK
= probabilitas pemilihan angkutan kota U
MR
= fungsi utilitas moda monorel U
AK
= fungsi utilitas angkutan kota
Universitas Sumatera Utara
73
III.1.10 Kesimpulan dan Saran
Hasil analisis dari penelitan yang dilakukan disimpulkan dalam bagian ini dan juga dicantumkan saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
74
BAB IV PEMBAHASAN