Kinerja Usaha Terkini Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi

5. Membimbing dan mengkoordinasi pekerjaan pegawai sub devisi layanan sirkulasi utama 6. Mengkoordinir semua penerimaan uang sub devisi layanan sirkulasi utama 7. Menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi tentang tagihan buku dan masalah perobekan dan pencari buku 8. Mengumpulkan stastik-statistik yang ada di sub divisi layanan sirkulasi utama 9. Menstransfer pegawainya apabila suatu pekerjaan lain di sirkulasi utama ada yang menumpuk 10. Menkonsep surat-surat yang berhubungan dengan sirkulasi 11. Melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya insidentil dari atasan

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh Perpustakaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan Perpustakaan adalah memberikan jasa untuk mahasiswa atau dosen yang membutuhkan buku atau penyedia lain untuk memenuhi keinginannya dalam mendapatkan informasi yang dibutukkannya. Perpustakaan juga berupaya memotivasi mahasiswa untuk membaca agar dapat dengan mudah mendapatkan informasi. Perpustakaan juga terus melakukan pelayanan lebih baik secara terus menerus agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia SDM yang benar-benar memiliki kualitas yang baik. BAB III TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan Mulyadi, 2001: 5. Akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis hasil usahanya pada suatu waktu atau pada suatu periode tertentu Harahap, 2002 : 47. Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya, serta alat komunikasi, tentang pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Sistem Informasi Akuntansi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan instansi. Apabila dikaitkan pengertiannya sebagai suatu sistem, sistem akan terdiri dari rangkaian input, proses, dan output. Menurut definisi, data adalah bahan baku informasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi disusun berdasarkan input yang berupa data akuntansi. Menurut Baridwan 2000 : 271, aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.

1. Transaksi yang Mengubah Aktiva Tetap

Berikut ini adalah transaksi yang mengubah aktiva tetap pada Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara Medan. Namun, sebelum itu penulis ingin menguraikan aktiva tetap yang dimiliki oleh Perpustakaan umum Universitas Sumatera Utara Medan, antara lain: a. Bangunan gedung dan gudang, b. Peralatan kantor dan mesin, c. Komputer, d. Kendaraan, e. Aktiva tetap lainnya. Transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap terdiri dari tiga kelompok, yaitu: a. transaksi yang mengubah rekening aktiva tetap, b. transaksi yang mengubah rekening akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan, c. transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap. Jenis transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap terdiri dari transaksi perolehan pembelian, pembayaran, sumbangan, pengeluaran modal, revaluasi, pertukaran, penghentian pemakaian, dan penjualan. Jenis transaksi yang mengubah akumulasi depresiasi aktiva tetap terdiri dari depresiasi, penghentian pemakaian, dan pertukaran. Dan jenis transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi adalah konsumsi berbagai sumber daya, antara lain bahan dan suku cadang, Sumber Daya Manusia SDM, energi, peralatan, dan sumber daya lain untuk kegiatan reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap. a. Transaksi perolehan Aktiva tetap diperoleh melalui berbagai cara antara lain: pembelian, pembangunan, dan sumbangan. Transaksi perolehan dicatat dalam register bukan kas keluar dengan jurnal sebagai berikut. Gedung xxx Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx b. Transaksi pengeluaran modal Transaksi pengeluaran modal adalah transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat terjadinya pengeluaran modal tersebut dicatat sebagai tambahan harga pokok aktiva tetap yang bersangkutan dan didepresiasikan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaat pengeluaran modal tersebut. Transaksi pengeluaran modal capital expenditure dicatat dalam register bukti kas keluar, untuk pembayaran aktiva tetap berupa gedung diatas jurnal sebagai berikut. Gedung xxx Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx c. Transaksi depresiasi aktiva tetap Secara periodik, harga pokok aktiva tetap dialokasikan kedalam periode akuntansi yang menikmati jasa yang dihasilkan oleh aktiva tetap. Alokasi ini dikenal dengan istilah depresiasi aktiva tetap.

2. Transaksi Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap

Jika berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis suatu aktiva tetap tidak lagi layak untuk diteruskan pemakaiannya, manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan pemakaian aktiva tetap yang bersangkutan. Karena aktiva tetap memiliki rekening akumulasi depresiasi yang merupakan rekening penilaian valuation accumulation, maka penghentian pemakaian aktiva tetap dicatat dalam rekening aktiva tetap dan rekening akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan. Jika nilai jurnal aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya berbeda dari nilai buku aktiva tetap pada saat dihentikan pemakaiannya, penghentian pemakaian aktiva tetap menimbulkan labarugi. Transaksi penghentian aktiva tetap dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut. Akumulasi depresiasi xxx Rugi penghitungan pemakaian aktiva tetap xxx Aktiva tetap xxx

3. Transaksi Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap

Dalam masa pemanfaatan aktiva tetap, perusahaan melakukan pemeliharaan dan reparasi aktiva untuk menjaga dan mempertahankan kondisi aktiva tetap agar layak beroperasi. Berdasarkan kebijakan akuntansi yang dirumuskan oleh manajemen perusahaan, pengeluaran untuk reparasi aktiva tetap digolongkan kedalam dua golongan, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Biaya reperasi yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun diperlakukan sebagai pengeluaran modal, sehingga pengeluaran tersebut disajikan sebagai biaya yang mengurangi pendapatan penjualan dalam tahun terjadinya. Perpustakaan umum Universitas Sumatera Utara Medan mengeluarkan biaya reparasi dan perbaikan yang bermanfaat untuk lebih dari satu tahun sehingga transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap yang merupakan pengeluaran modal dicatat dalam register bukti kas keluar dengan jurnal sebagai berikut. Biaya reperasi dan pemeliharaan kendaraan xxx Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx

B. Aktiva Tetap

1. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk beberapa instansi tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada beberapa defenisi aktiva tetap yang diungkapkan oleh para ahli, seperti defenisi aktiva tetap menurut Mulyadi 2001 : 591, menyebutkan bahwa aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Di ambil dari Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 17 : 1494, Revisi 2007, menyebutkan bahwa aktiva tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut. a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Pengertian aktiva tetap dalam akuntansi, yaitu semua aktiva berwujud yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa. Berdasarkan Prof.Dr.Abutari pendiri Ikatan Akuntan Indonesia IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 16.2, dikemukakan defenisi aktiva tetap adalah sebagai berikut. “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Kieso, dkk 2001 : 500 mengemukakan: “Property, plant, and equipment are properties of durable nature used in the regular operation of the business”. Sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI diatas tentang aktiva tetap, maka definisi aktiva tetap menurut Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan. Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas, kecuali tanah dan aktiva tetap bersifat non-moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.

2. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat digolongkan dalam berbagai sudut, antara lain: a. Sudut Substansi Aktiva tetap menurut sudut substansi dapat dibagi: 1 Aktiva tetap berwujud tangible assets, seperti: lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lain-lain. 2 Aktva tetap tidak berwujud intagible assets, seperti: HGU, HGB, Goodwill, Paten, Copyright, Hak cipta, Franchise, dan lain-lain. b. Sudut Disusutkan atau Tidak Disusutkan Aktiva tetap menurut sudut disusutkan atau tidak disusutkan dapat dibagi: 1 Aktiva tetap yang dapat disusutkan depreciated plant assets, yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti: gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain. 2 Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan undepreciated plant assets, yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti tanah land. Menurut Mulyadi 2001, penggolongan aktiva tetap terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu: a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. b. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas bumi, baik diatas lahan maupun air. c. Mesin, termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. d. Kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan, seperti: alat pengangkutan, truk, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. e. Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium yang merupakan isi dari suatu bangunan. f. Inventaris peralatan, peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan, seperti: inventaris kantor, inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain. g. Prasarana, perusahaan di Indonesia pada umumnya mengklasifikasikan sarana, seperti: jalan, jembatan, pagar, dan lain-lain. Pada Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara Aktiva tetap tidak dikelompokkan secara khusus, tetapi semua aktiva tetap dicatat dan dipergunakan sebagaimana mestinya karena Perpustakaan umum bukan perusahaan tetapi lembaga pendidikan dibawah Universitas Sumatera Utara. Semua aktiva tetap yang dimiliki Perpustakaan umum USU merupakan harta kekayaan milik Universitas Sumatera Utara.

3. Penilaian Aktiva Tetap

Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan. Jika aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, hibah, atau donasi dan aktiva tetap sitaan, maka harga pasar atau nilai transfer aktiva pada saat diserahkan dipakai sebagai ukuran harga perolehan aktiva yang diterima. Adakalanya suatu aktiva tetap yang diperoleh dalam mata uang asing, maka harga perolehan aktiva ditetapkan berdasarkan nilai tukar, yaitu: a. Nilai tukar masukan exchange input value, b. Nilai tukar keluaran exchange output value. Kedua nilai tukar dapat berupa nilai tukar masa lalu past, sekarang present, maupun yang akan datang future. Tujuan penilaian aktiva tetap adalah untuk menetapkan jumlah yang akan datang dibebankan sebagai biaya. Bila aktiva tetap didasarkan pada nilai tukar keluaran akan menyesatkan para pemakai laporan keuangan. Penilaian aktiva tetap hanya dapat didasarkan pada nilai tukar masukan saja, yang terdiri dari: a. Historical Cost Nilai tukar yang digunakan adalah nilai pasar pada saat perolehan. Historical cost terdiri dari: 1 Historical cost to the firm adalah seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh dan menggunakan aktiva dalam keadaan yang diinginkan. 2 Prudent cost adalah pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen yang kompeten untuk memperoleh aktiva. 3 Original cost adalah cost yang pertama kali dikeluarkan oleh perusahaan yang mula- mula menggunakan aktiva. Sedangkan nilai dari aktiva yang second hand adalah nilai menurut cost yang digunakan oleh perusahaan yang pertama kali membeli. b. Current Input Value Nilai tukar yang didasarkan pada nilai pasar apabila aktiva tetap tersebut diperoleh sekarang. Current input value terdiri dari: 1 Current replacement cost adalah jumlah untuk memperoleh aktiva baru yang sama melalui pembelian di pasar yang berlaku, 2 Appraisal value adalah suatu metode yang memperkirakan current cost atau current value dengan cara yang sistematis. Penelitian dengan appraisal value ini dinilai dengan cukup objektif karena yang mengadakan adalah perusahaan lain yang independen, 3 Fair value, disini cost adalah jumlah yang diperlukan untuk memperoleh laba yang layak untuk investasi.

4. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat ditempuh beberapa cara, antara lain: a. Perolehan dengan pembelian tunai acquisition by purchase for cash Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan sewa biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan pembelian atau persiapan penggunaannya. Perolehan beberapa aktiva dibeli secara bersamaan dengan suatu jumlah total pembayaran, tanpa dibuat penilaian harga masing-masing, maka perlu ditentukan besar nilai masing-masing aktiva yang didasarkan pada harga pasar. b. Perolehan dengan pembelian angsuran acquisition by purchase on long term contract Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian secara angsuran maka nilai aktiva dicatat sebesar harga pembeliannya tidak termasuk unsur bunga yang dicatat sebagai beban bunga selama masa angsuran. c. Perolehan dengan pertukaran Untuk aktiva yang diperoleh melalui pertukaran berdasarkan buku Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 16.6 adalah: Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih handal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Perolehan aktiva tetap melalui pertukaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1 Pertukaran aktiva tetap yang sejenis similar assetsspecial case, yaitu pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin lama dengan mesin baru. Dalam hubungannya dengan aktiva sejenis, laba yang timbul ditangguhkan mengurangi harga perolehan aktiva baru. Namun, dalam pertukaran mengalami kerugian, maka kerugian tersebut dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran. 2 Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis dissimilar assetsgeneral case, yaitu pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama, seperti: pertukaran mesin dengan gedung. Dalam pertukaran barang yang sifatnya general case, nilai barang baru yang diperoleh asset aquired dicatat berdasarkan nilai pasar barang yang dikorbankan asset given up ditambah pembayaran boot atau dikurangi penerimaan boot. Bila harga pasar dari asset given up tidak diketahui, maka value dari asset yang lama dari fair value dari asset given up atau asset equired merupakan gain atau loss. d. Perolehan dengan surat berharga acquisition by issued for securities Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan surat-surat berharga, misalnya: saham dan obligasi, maka dasar dari penilaian aktiva tetap dicatat sebesar harga saham atau obligasi dan digunakan sebagai dasar pertukaran. Apabila harga saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga aktiva tersebut. Namun, kadang-kadang aktiva tetap tertentu tidak diketahui harga pasarannya, maka pencatatan aktiva tetap tersebut didasarkan atas harga taksiran yang ditentukan oleh manajemen perusahaan atau perusahaan penilai. e. Perolehan dengan membangun sendiri acquisition by self contruction Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang langsungbiaya variabel, yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan harus dikapitalisasi. Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 16.5 menyatakan bahwa: Jika suatu perusahaan membuat aktiva serupa untuk dijual dalam keadaan normal, biaya perolehan aktiva biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva untuk dijual. Karenanya, setiap laba internal dieliminasi dalam menetapkan biaya tersebut. Demikian pula biaya dari jumlah abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai, tenaga kerja atau sumber lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aktiva tetap yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan aktiva. f. Perolehan aktiva dari hadiahdonasisumbangan acquisition by donation Jika suatu aktiva tetap diperoleh dari sumbangan, maka tidak ada pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan. Walaupun ada, jumlahnya relatif lebih kecil dari nilai aktiva yang diterima. Menurut Soemardjo dalam buku Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 16.7, menyatakan bahwa, “aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”. g. Perolehan dengan cara sewa guna usaha acquisition by leasing Dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 30.1, menyatakan bahwa: Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih optie bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Pencatatan perolehan aktiva tetap dengan leasing tergantung dari jenis leasing yang digunakan oleh perusahaan. Ada 2 dua cara leasing, yaitu: 1 Capital lease Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ini, dicatat sebagai aktiva tetap dalam kelompok tersendiri dan juga harus disusutkan. Kewajiban leasingnya pun disajikan terpisah dari kewajiban lainnya. 2 Operating lease Bila perusahaan memilih cara ini, maka pencatatan angsuran tidak menjadi bagian aktiva melainkan dicatat sebagai beban sewa aktiva tetap dan aktiva yang bersangkutan tidak disusutkan. Adapun cara yang digunakan Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara Medan dalam memperoleh aktiva tetap, yaitu dengan cara membeli secara tunai, melalui hibah, sumbangan, bantuan-bantuan, dan dari APBN. Perolehan aktiva tetap dengan cara pembelian tunai akan dicatat ke dalam buku besar harian terlebih dahulu sebagai harga perolehannya.

5. Penghentian Penggunaan Aktiva Tetap

Aktiva tetap bisa dihentikan penggunaannya dengan cara dijual, ditukarkan ataupun dibuang. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian, maka semua akun yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan. Apabila aktiva tersebut dijual, maka selisih harga jual dengan nilai buku dicatat sebagai keuntungan atau kerugian. Hal ini sesuai dengan Ikatan Akuntan Indonesia IAI 2002 : 16.12, yaitu “keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi”. Proses penghentian penggunaan aktiva tetap dapat terjadi dalam berbagai kondisi sebagai berikut. a. Asset retirement by sale Hasil penjualan aktiva tetap dapat diterima dalam bentuk kas atau piutang. Bila harga jual lebih tinggi dibanding dengan nilai buku aktiva yang bersangkutan berarti ada keuntungan, sedangkan jika harga jual lebih rendah dari nilai buku berarti ada kerugian. b. Asset retirement by exchange for other nonmonetary assets Sering kali perusahaan melakukan penghentian penggunaan aktiva tetap melalui pertukaran dengan aktiva tetap non-moneter lainnya, maka aktiva tersebut dicatat sebesar nilai wajarnya atau nilai pasar aktiva yang diterima. Jika harga perolehan aktiva baru lebih tinggi dari book value aktiva lama, maka diperoleh keuntungan dan sebaliknya. c. Retirement by involuntary conversion Penghentian penggunaan aktiva tetap karena konversi terpaksa dapat terjadi kerusakan berat akibat terjadinya peristiwa-peristiwa, seperti: kebakaran, banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Suatu aktiva yang dihentikan dari operasi normal instansi dapat disebabkan oleh instansi melakukan tukar tambah maupun dibesituakan karena tidak produktif lagi, dan selalu diikuti penghapusan harga perolehan. Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara dalam melakukan pencatatan atas penghentian penggunaan aktiva tetap dari operasi perusahaan telah membuat kebijaksanaan terhadap perhitungan aktiva tetapnya, yaitu dengan cara memperhitungkan biaya penyusutan aktiva tetap mulai dari awal periode akuntansi yang bersangkutan sampai dengan aktiva tetap tersebut dihentikan penggunaannya dari operasi normal perusahaan.

C. Penyusutan Aktiva Tetap

1. Pengertian penyusutan

Menurut Soemardjo dalam buku Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 17.1, definisi penyusutan adalah “alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Menurut Kieso, dkk 2001 : 550: “Depreciation is defined as the accounting process of allocating the cost of tangible assets to expense in a systematic and rational manner to those periods expected to benefit from the use of the asset”. Dengan kata lain penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan secara rasional kepada periode-periode dimana akiva tersebut dinikmati manfaatnya. Sedangkan pengertian penyusutan menurut Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara sesuai dengan pengertian menurut Standar Akuntansi Keuangan. Adapun besarnya rupiah beban depresiasi hal ini akan tergantung kepada harga perolehanpokok aktiva tetap, taksiran umur ekonomis, taksiran nilai sisa residual value, dan metode penyusutan yang digunakan. Pembebanan penyusutan merupakan suatu pengakuan terhadap penurunan nilai ekonomis suatu aktiva tetap. Perbedaan pengakuan penyusutan sebagai beban expense pada umumnya merupakan beban yang tidak melibatkan pengeluaran kas non cash expense. Pengorbanan sumber ekonomis atau kas terjadi pada saat perolehan aktiva tetap dan jumlah inilah yang dialokasikan sebagai beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.

2. Faktor – faktor dalam menentukan penyusutan

a. Harga perolehan cost, yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam perolehan aktiva sampai dengan aktiva siap untuk digunakan. b. Nilai sisa salvage value, yaitu jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain untuk aktiva tersebut sudah tidak dapat dipergunakan lagi dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat penjualan atau pertukaran. c. Taksiran umur kegunaan usefull life, yaitu kegunaan suatu aktiva yang dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijaksanaan yang dianut dalam penyusutan. Taksiran masa manfaat ini biasa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya.

3. Metode penyusutan

Ikatan Akuntan Indonesia IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 17.3, menyatakan bahwa: Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode. Aktiva tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode. Oleh karena itu, pemilihan metode penyusutan yang akan dipakai terhadap suatu aktiva berwujud harus dipertimbangkan dengan baik. Metode penyusutan yang dipilih dan dianggap tepat untuk jenis aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat untuk diterapkan pada jenis aktiva lain karena perbedaan sifat dan pola penggunaan aktiva tersebut. Beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan beban penyusutan periodik, antara lain: a. Metode berdasarkan faktor waktu 1 Penyusutan garis lurus straight line method, 2 Penyusutan pembebanan menurundipercepat reducing charge method. a Metode jumlah angka tahun sum of years digit method, b Metode saldo menurun decilining balance method, c Metode saldo menurun ganda double decilining balance method. b. Metode berdasarkan faktor penggunaan berdasarkan kegiatan pembebanan variabel 1 Metode jam pemakaianunit jam jasa service hours method, 2 Metode output produksi jumlah unit produk productive output method. c. Metode depresiasi khusus 1 Metode berdasarkan tarif kelompok atau tarif komposit penyusutan kelompok group and composite method, 2 Metode anuitas annuity method, 3 Metode penggantian dan penempatan replacement and location method, 4 Sistem persediaan inventory system. Agar pembebanan penyusutan dialokasikan secara efesien akan diperlukan suatu cara atau metode untuk menghitungnya, agar metode yang dipilih sesuai dengan manfaat keekonomian dari aktiva tetap tersebut. Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara Medan sampai saat ini belum dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari aktiva tetap yang ada. Hal ini disebabkan karena sampai saat ini yang berhak untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara adalah Badan Pembendaharaan Negara Republik Indonesia.

4. Penggantian aktiva tetap

Terbagi atas tiga, yaitu: a. Dibuang Dalam hal ini lebih dimaksudkan dengan dinon-aktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar. b. Dijual Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. c. Ditukar dengan aktiva lain Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Pada Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara, aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat lagi akan digudangkan dan digantikan dengan aktiva lain. Dalam cara pengggantian aktiva tetap diatas, sangat berbeda dengan yang diterapkan oleh Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara. Aktiva tetap yang sudah tidak dapat digunakan lagi harus digudangkan, tidak bisa dibuang, maupun dijual, karena aktiva tetap yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum merupakan harta milik Universitas Sumatera Utara dan merupakan kekayaan milik negara.

D. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Nafarin 2004, pengendalian controlling adalah melakukan evaluasimenilai atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu jika ada penyimpangan yang merugikan. Menurut Warren, dkk 2005, pengendalian control adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Pengendalian internal internal control adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan handal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Struktur pengendalian internal internal control structure terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi. Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting: 1. Pengendalian untuk pencegahan preventive control, 2. Pengendalian untuk pemeriksaan detective control, 3. Pengendalian kolektif corrective control. Unsur-unsur pengendalian intern aktiva tetap adalah sebagai berikut. 1. Organisasi Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang melakukan pemisahan fungsi. Dibawah ini diuraikan organisasi sebagai unsur pengendalian internal, antara lain: a. Fungsi pemakai harus terpakai dari fungsi akuntansi aktiva tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisah dari fungsi pemakai aktiva tetap. b. Transaksi perolehan, penjualan, penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen. Untuk menciptakan pengecekan internal dalam setiap transaksi yang mengubah aktiva tetap, unit organisasi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu unit organisasi saja. 2. Sistem Otorisasi Sistem otorisasi dirancang untuk memudahkan pengendalian internal terhadap anggaran pengadaan aktiva tetap. Pada Perpustakaan Umum, pengendalian internal aktiva tetap dilakukan dengan Sistem Informasi Akuntansi yang diberi nama SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA SIMAK-BMN yang sudah dirancang khusus oleh Pemerintah Pusat.

E. Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca

Dokumen yang terkait

Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Terhadap Aset Tetap Milik Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

2 87 47

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Pada Aktiva Tetap PT PLN ( PERSERO ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

6 124 52

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengendalian Internal Terhadap Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 32 71

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 34 57

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan F|Efektifitas Pengendalian Intern Terhadap Aktiva Tetap milik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 46 73

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Terhadap Aktiva Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 43 61

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Terhadap Aktiva Tetap Milik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 42 50

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Pada Aktiva Tetap Milik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 32 56

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 25 64

Peranan sistem informasi akuntansi dalam meningkatkan efektifitas pengendalian intern terhadap aset tetap di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Repository UIN Sumatera Utara

2 6 86