293 “ABOUT HEART, BRAIN, AND LIFE”
yang kesal menghampirinya, memaki makinya, bahkan ada juga yang menampar pipinya dengan cukup keras.
Sedangkan sebagian kelompok masyarakat yang lainnya
Masyarakat B
, memilih untuk tidak main hakim sendiri, dan mau memaafkannya.Selain itu mereka menyadari bahwa
dirinya tidak pantas menghakimi remaja tersebut, menyadari bahwa dirinya juga manusia berdosa yang juga memiliki
sebuah kesalahan yang mungkin saja lebih banyak daripada remaja tersebut, dan menyadari bahwa menyelesaikan sebuah
masalah dengan melakukan dosa adalah sesuatu yang tidak terpuji dan dilarang oleh tuhan sendiri.Namun sayang mereka
tidak memiliki keberanian untuk menegur dan mengarahkan kelompok A ke pada penyelesaian yang lebih baik, adil, dan
bijak, karena merasa takut akan sifat dan karakteristik kelompok masyarakat A yang penuh dengan kemarahan dan
kebencian mereka, yang membuat hati nurani mereka dikendalikan pemikirannya.
Setelah anda membaca contoh dan mencoba mengimajinasikannya, ingatlah logika pada langkah nomer dua
yang tadi saya katakan kepada anda, dimana tuhan pasti lebih baik di bandingkan dengan manusia manapun di dalam segala
hal yang berhubungan dengan pemikiran dan perasaan.Tentunya penggambaran dan logika tersebut
menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa tuhan pastinya akan melakukan dan bertindak jauh lebih baik dibandingkan dengan
sebagian masyarakat B yang memilih akan diam saja karena merasa takut, dan pastinya akan melakukan dan bertindak
jauh lebih sabar, adil, dan bijaksana daripada kelompok masyarakat A yang main hakim sendiri, bahkan membuat
dirinya juga berbuat dosa di waktu mereka menghakiminya.
2. Kisah nyata
{Sebagai penegasan gambaran}
294 “ABOUT HEART, BRAIN, AND LIFE”
Paus
Pemimpin agama Katholik
Yohanes Paulus II menjadi korban penembakan seorang pemuda asal Turki yang bernama
Mehmet Ali Agca.Kejadian itu terjadi pada tanggal 13 Mei 1981 dan berlokasi di lapangan Santo Petrus.Tembakan Mehmet
tepat mengenai perut Paus Yohanes Paulus II, dan membuatnya
hampir kehilangan
nyawanya.Tetapi keberuntungan dan kehidupan tetap berpihak pada Paus
Yohanes Paulus II, dan membuatnya tetap bertahan hidup dari tembakan mematikan yang dilakukan Mahmet.
Setelah penembakan itu Paus Yohanes Paulus II langsung dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan tindakan
penyelamatan lebih lanjut, demi menyelamatkan nyawanya.Setelah kesehatan dan kekuatannya sudah
membaik, Paus Yohanes Paulus II mendatangi penjara Mehmet untuk bertemu dan berbicara dengannya.Disaat waktu
bertemu dengan Mehmet empat mata, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa dirinya telah memaafkan apa yang telah
dilakukannya kepadanya, lalu Paus Yohanes Paulus II mengajarkan kepadanya keteladanan tentang cinta kasih yang
menjadi dasar ajaran yang diwartakannya kepada orang banyak, dan yang menjadi alasan kenapa dia memaafkan
Mehmet yang sudah mencoba untuk membunuhnya.
Setelah itu Paus Yohanes Paulus II merangkul Mahmet, dan Mahmetpun menangis karena merasa tersentuh dengan
semua yang dikatakan dan dilakukan Paus Yohanes Paulus II, dan merasa bersalah atas apa yang telah direncanakan dan
dilakukannya selama ini kepada Paus Yohanes Paulus II.Setelah lama kejadian itu berlalu kesehatan Paus Yohanes
Paulus II terus memburuk, dingga akhirnya meninggal pada tanggal 2 April 2005.Mehmetpun mengunjungi makam Paus
Yohanes Paulus pada Desember 2014, utnuk menaruh mawar putih pada seseorang yang telah menyelamatkan dirinya dari
jalan dan iman yang salah.
295 “ABOUT HEART, BRAIN, AND LIFE”
Pada cerita nyata ini, tentunya anda dapat membayangkan betapa besar hati sang Paus Yohanes Paulus II
yang dapat memaafkan, dan merangkul seseorang yang telah mencoba membunuhnya dan membuatnya hampir kehilangan
nyawa dan kehidupannya saat itu.Tentunya apa yang dilakukan Paus Yohanes Paulus II adalah sesuatu yang sangat sulit
dilakukan manusia-manusia pada umumnya, apalagi bagi mereka yang suka main hakim sendiri kepada manusia yang
dianggapnya melakukan dosa.
Kembali lagi pada logika di langkah nomer 2 dimana tuhan adalah sosok yang smepurna, yang tentunya lebih baik dari
manusia-manusia yang telah diciptakannya, terutama di dalam pemikiran dan hati yang dimilikinya.Tentunya jika sosol tuhan
kita imajinasikan berada pada posisi Paus Yohanes Paulus II, tuhan pun akan melakukan hal yang sama bahkan lebih baik
lagi kepada Mehmet saat itu.
Tentunya logika ini juga menjelaskan dan menegaskan bahwa apa yang dilakukan manusia yang sangat
berlawanan
Menghakimi sendiri bahkan sampai pelaku kehilangan nyawanya
dengan apa yang dilakukan tuhan pada kejadian-kejadian yang mirip atau serupa, pastinya dilarang dan tidak diharapkan oleh
tuhan sendiri, dikarenakan hal itu bukanlah termasuk perintahnya yang pastinya juga merupakan sebuah dosa besar.
3. Pada kitab suci