Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Respon MembeliTidak Membeli Konsumen Beras Organik

Dari beberapa jenis varietas beras organik yang telah terjual dapat dikatakan bahwa permintaan konsumen akan beras organik mengalami fluktuasi, kadang meningkat tajam dan kadang juga mengalami penurunan. Hal ini disebabkan konsumen sudah semakin banyak yang sadar akan pentingnya kesehatan bagi mereka dan juga terkadang stok yang tidak ada.

5.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Respon MembeliTidak Membeli Konsumen Beras Organik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji kelayakan dari model regresi logistik yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada uji Hosmer Lemeshow Test. Hasil uji Hosmer Lemeshow Test dapat ditunjukkan pada Tabel berikut: Tabel 6. Hosmer dan Lomeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 3.516 8 .898 Sumber : Hasil olahan lampiran 6. Dari Tabel 6 dapat dilihat nilai signifikansi dari nilai Hosmer dan Lomeshow adalah 0,898. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05 , yaitu 0,089 0,05 yang menyatakan bahwa tidak bisa tolak H artinya bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi estimasi sehingga model logit sesuai digunakan untuk data yang diobservasi. Untuk pengujian keseluruhan variabel dianalisis berdasarkan uji Omnimbus Test. Hasil uji Omnimbus Test dapat dilihat pada Tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Df Sig. Step 1 Step 48.556 7 .000 Block 48.556 7 .000 Model 48.556 7 .000 Sumber: Hasil olahan lampiran 6. Dari Tabel 7 diketehui nilai Chi-square sebesar 48.556 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 ,yaitu 0,000 ≤ 0,05 berarti terima H 1 , yang menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon. Uji regresi logit secara parsial dilakukan terhadap semua variabel independen dengan tingkat signifikansi 5. Secara lengkap hasil uji regresi logit dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 8. Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. ExpB Step 1 a Pendapatan .576 .253 5.176 1 .023 1.779 Pendidikan .028 .248 .013 1 .909 1.029 Dummy Orang Tua 1.537 1.159 1.757 1 .185 4.649 Dummy Balita -1.171 1.074 1.189 1 .276 .310 Rasio harga 3.193 3.010 1.126 1 .289 24.362 Persepsi 2.114 .907 5.434 1 .020 8.279 Dummy Gaya Hidup 2.900 1.955 2.200 1 .138 18.166 Constant -22.896 9.049 6.402 1 .011 .000 Sumber : Hasil olahan lampiran 6. Dengan persamaan yang dihasilkan dari analisis dapat dilihat dibawah ini: L 1 = ln � �� 1−�� � = -22,896 + 0,576X 1 + 0,028 X 2 + 1,537D 1 – 1,171D 2 + 3,193X 3 + 2,114X 4 + 2,900D 3 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk variabel pendapatan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,023, dan lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,023 ≤ 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian beras organik, dengan koefisisen regresi yang bernilai positif sebesar 0,576 menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan maka semakin besar peluang konsumen membeli beras organik. Hal ini sesuai dengan penelitian Putri 2002 yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan keluarga memiliki hubungan posittif terhadap permintaan beras organik, yaitu jika pendapatan meningkat maka permintaan akan beras organik juga akan meningkat. Dari hasil pengujian diperoleh jika terjadi peningkatan pendapatan sampel sebesar 1 satu juta rupiah maka peluang seseorang dalam membeli beras organik akan meningkat sebesar 13,2. Hal ini terjadi karena ada kecenderungan konsumen yang membeli beras organik berpendapatan lebih tinggi daripada konsumen yang tidak membeli beras organik. Disamping itu mengingat juga harga beras organik lebih mahal daripada beras konvensional yaitu harga beras organik berkisar Rp.15.000 per Kg sedangkan harga beras konvensional berkisar Rp.9000 per Kg. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk variabel tingkat pendidikan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,909, dan lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,909 0.05. Hal ini berarti secara parsial variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian beras organik. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli beras organik, dikarenakan Universitas Sumatera Utara pendidikan formal tidaklah menjadi patokan konsumen dalam memiliki atau tidak memilikinya pengetahuan mengenai manfaat dari beras organik. Pengetahuan mengenai manfaat beras organik mereka dapatkan dari media cetak, media elektronik, dan sosialisasi dari keluarga maupun teman. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk variabel komposisi keluarga adanya orang tua ≥ 55 tahun memiliki nilai probabilitas sebesar 0,185, lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,0185 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel komposisi keluarga adanya orang tua ≥ 55 tahun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian beras organik. Ada atau tidaknya orang tua ≥ 55 tahun dalam suatu keluarga tidak mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras organik. Konsumen yang membeli organik cenderung sudah mulai memperhatikan kesehatan untuk dirinya dan keluarganya karena mereka telah mengetahui bahwa beras organik bagus untuk kesehatan sehingga mengkonsumsinya. Oleh karena itu banyak sampel konsumen walaupun tidak ada orang tua ≥ 55 tahun dalam keluarganya, mereka juga konsumsi beras organik demi kesehatan seluruh keluarganya. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk variabel komposisi keluarga adanya balita ≤ 5 tahun memiliki nilai probabilitas sebesar 0,276, lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,276 0,05. Hal ini menyatakan bahwa secara parsial variabel komposisi keluarga adanya balita ≤ 5 tahun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian beras organik. Hal ini berarti ada atau tidaknya balita ≤ 5 tahu n dalam suatu keluarga tidak Universitas Sumatera Utara mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras organik. Sama dengan halnya seperti ada atau tidaknya orang tua ≥ 55 tahun dalam suatu keluarga tidak mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras organik, begitu juga dengan ada atau tidaknya balita dalam suatu keluarga tidak mempengaruhi konsumen dalam membeli beras organik karena pembeli beras organik kebanyakan memang untuk dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarganya. Dan dalam keluarga konsumen beras anorganik tidak sedikit juga yang ada balitanya, namun tidak mempengaruhi mereka untuk memebeli beras organik. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk variabel rasio harga beras organik dan anorganik memiliki nilai probabilitas sebesar 0,289 dan lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,0289 0,05. Hal ini menyatakan bahwa secara parsial variabel rasio harga beras organik dan anorganik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian beras organik. Dari hasil observasi perbedaan rasio harga beras organik dan anorganik tidak terlalu jauh, rata-rata rasio harga yang diperoleh adalah 1,48 yang menunjukkan bahwa tingkat rasio harga belum tergolong tinggi sehingga rasio harga tidak mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras organik. Dan juga melihat rata-rata sampel yang membeli beras organik yang diambil berasal dari JaPPSA dan sebagian lainnya di Brastagi Supermarket dan Carrefour Plaza Medan Fair, sedangkan sampel yang membeli beras anorganiknya diambil dari kedua supermarket tesebut dan dapat diketahui bahwa perbedaan harga beras organik yang di JaPPSA dan beras anorganik di kedua supermarket itu tidak terlalu jauh. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk variabel persepsi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,020 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,020 ≤ 0,05 . Hal ini menyatakan secara parsial variabel persepsi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian beras organik. dengan koefisisen regresi yang bernilai positif sebesar 2,114 menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai persepsi maka semakin besar peluang konsumen membeli beras organik. Menurut Suryani 2008, terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasar persepsi inilah konsumen tertarik dan membeli, jika konsumen mempresepsikan bahwa beras organik memiliki keunggulan yang berbeda dengan beras nonorganik dan keunggulan itu sangat berarti bagi konsumen, maka konsumen akan memilih beras organik tersebut yang sebenarnya relatif mirip dengan beras nonorganik. Dari hasil pengujian jika ada peningkatan sebesar nilai persepsi sampel 1 satu skor maka peluang seseorang dalam membeli beras organik akan meningkat sebesar 20,3. Hal ini terjadi karena persepsi konsumen terhadap beras organik dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli beras organik. Semakin banyak konsumen yang paham akan kualitas dan manfaat beras organik maka konsumen semakin tertarik dan terdorong untuk membeli beras organik dan mengkonsumsinya. Konsumen terdorong untuk membeli beras organik dikarenaan mereka telah mengerti akan kualitas dan manfaat yang terdapat pada beras organik namun tidak sedikit juga konsumen beras anorganik tidak mengetahui mengenai manfaat beras organik, namun kebanyakan dari mereka beras organik hanyalah Universitas Sumatera Utara beras merah sehingga mereka tidak membeli beras organik untuk konsumsi sehari-hari. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk variabel gaya hidup memiliki nilai probabilitas sebesar 0,138, lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,138 0,05. Hal ini menyatakan secara parsial variabel gaya hidup tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian beras organik. Hal ini berarti konsumen yang menjalankan gaya hidup sehat atau tidak, tidak mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli beras organik. Dari beberapa kriteria gaya hidup sehat yang dilakukan, banyak juga konsumen beras organik yang tidak menjalan gaya hidup sehat tetapi tidak sedikit juga konsumen beras anorganik yang tidak menjalankan gaya hidup sehat namun bagi mereka konsumen beras anorganik menilai bahwa dalam konsumsi produk organik belum menjadi hal yang paling utama untuk menjalankan gaya hidup sehat. Dari hasil pengujian maka dapat diketahui bahwa keputusan konsumen dalam membeli beras organik tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, komposisi keluarga adanya orang tua dan balita, rasio harga beras organik dan anorganik serta gaya hidup. Keputusan pembelian beras organik dipengaruh oleh pendapatan dan persepsi konsumen akan beras organik. Dari hasil penelitian bahwa hipotesis diterima. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan