pedoman wawancara yang bertujuan menjaga agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2007. Wawancara menurut Moleong
2005 adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh
pengetahuan tentang makna-makna respondentif yang dipahami individu, berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi
terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.
Hasil wawancara adalah berupa pernyataan-pernyataan yang menyeluruh dan mendalam mengenai kondisi rumah tangga responden selama poligami, dan
bagaimana penyesuaian diri yang dilakukan responden, serta upaya dan solusi yang dilakukan responden dalam menghadapi konflik atau permasalahan dalam
penyesuaian diri responden. Selama wawancara berlangsung akan dilakukan observasi terhadap situasi dan kondisi serta perilaku yang muncul pada responden.
Adapun hal-hal yang akan diobservasi adalah lingkungan fisik tempat dilakukannya wawancara, kondisi fisik dan emosional responden saat menjawab
setiap pertanyaan dalam wawancara, serta hal-hal yang mengganggu jalannya wawancara.
D. Alat Bantu Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisis berdasarkan atas “kutipan” hasil wawancara. Oleh karena itu,
pencatatan data harus dilakukan sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangatlah penting dan cukup rumit, untuk itu
diperlukan suatu instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 2005. Alat bantu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : a.
Alat perekam tape recorder Alat perekam digunakan untuk memudahkan peneliti untuk mengulang
kembali hasil wawancara yang telah dilakukan. Dengan adanya hasil rekaman wawancara tersebut akan memudahkan peneliti apabila ada
kemungkinan data yang kurang jelas sehingga peneliti dapat bertanya kembali kepada responden. Penggunaan alat perekam ini dilakukan setelah
memperoleh persetujuan dari responden. Selain itu penggunaan alat perekam memungkinkan peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang akan
dikatakan responden, alat perekam dapat merekam nuansa suara dan bunyi aspek-aspek wawancara seperti tertawa, desahan, dan sarkasme secara tajam
Padget, 1998. b.
Pedoman wawancara Pedoman wawancara, memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema
penelitian. Pertanyaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung tanpa melupakan aspek-aspek yang harus
ditanyakan. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai
Universitas Sumatera Utara
aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek-aspek tersebut telah dibahas atau dinyatakan
Poerwandari, 2007. Pedoman wawancara digunakan tidak secara kaku sehingga memungkinkan peneliti untuk menanyakan hal-hal di luar
pedoman wawancara demi mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat.
E. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada
keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks Poerwandari,
2007. Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan penelitian dalam
mengungkapkan permasalahan-permasalahan mengenai penyesuaian diri pada istri yang dipoligami. Peningkatan kredibilitas dilakukan dengan cara:
a. Mencatat bebas hal-hal penting serinci mungkin, mencakup catatan
pengamatan objektif terhadap setting, partisipan ataupun hal lain yang terkait.
b. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses
pengumpulan data maupun strategi analisanya. c.
Memanfaatkan langkah-langkah dan proses yang diambil peneliti-peneliti sebelumnya dengan mempelajari dan membandingkan langkah-langkah
penelitian baik penelitian di Fakultas Psikologi USU maupun penelitian-
Universitas Sumatera Utara
penelitian lain di luar Psikologi USU serta melihat efektifitas dari langkah- langkah tersebut tanpa mengesampingkan saran-saran yang dianjurkan
secara teoritis. Langkah ini diharapkan dapat menjamin pengumpulan data yang berkualitas
d. Menyertakan partner atau orang-orang yang dapat berperan sebagai
pengkritik yang memberikan saran-saran dan pembelaan ‘devil’s advocate’ yang akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap
analisis yang dilakukan peneliti. Partner yang terlibat antara lain dosen pembimbing sebagai professional judgment terhadap alat pengumpulan
data dan strategi analisa serta interpretasi data. Selain itu peneliti menyertakan beberapa orang mahasiswa psikologi USU untuk menilai
efektifitas pedoman wawancara dan rangkaian cerita pada analisa data. e.
Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali checking and rechecking data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaan-dugaan
yang berbeda.
F. Prosedur Penelitian 1.