b. Rangkuman Hasil Wawancara
Responden pertama bernama Tia, seorang wanita berusia 42 tahun yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar SD di salah satu sekolah negeri di kota T.
Tia menikah dengan pasangannya yang bekerja sebagai pegawai Perusahaan Umum PU di daerah S. Mereka dikaruniai dua orang anak dari hasil pernikahan
tersebut, seorang laki-laki yang saat ini telah berusia 20 tahun dan seorang perempuan yang masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar.
Perjumpaan Tia dengan suaminya terjadi saat ia mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi. Kemudian mereka menjalin hubungan kasih selama tiga tahun
hingga akhirnya mereka menikah. Awal pernikahan dengan suaminya berjalan sebagaimana layaknya rumah tangga baru lain. Suami Tia sangat
memperhatikannya, bahkan kemanapun Tia pergi, suaminya pasti ikut bersama dengannya. Hal tersebut berlangsung terus sampai suaminya membuat usaha
keyboard tiga tahun yang lalu yang membuat waktunya berada di luar rumah lebih banyak dari biasanya, terutama di akhir pekan yang merupakan waktu suami bisa
menjalankan usaha keyboardnya. Sejak menjalankan usaha tersebut, suami Tia menjadi semakin sering berada di luar rumah karena sibuk mengembangkan usaha
barunya tersebut selain kesibukannya sebagai pegawai PU. Perkenalan suami dengan istri mudanya pun berawal dari bisnis
keyboardnya. Perkembangan usaha yang membutuhkan penambahan penyanyi ternyata membawa suaminya berkenalan dengan wanita tersebut. Baru sebulan ia
bergabung dengan tim keyboard suaminya, Tia mulai merasakan hal yang aneh terjadi pada suaminya. Jarak rumah yang masih dalam satu kawasan membuat
Universitas Sumatera Utara
suaminya sering mengantarkan wanita tersebut pulang ke rumahnya, namun bukan hal itu yang menjadi pikiran Tia, akan tetapi seringnya suami berlama-lama
berada di rumah wanita tersebut hanya untuk bercerita atau makan siang di sana padahal tujuan sebenarnya hanyalah untuk mengantarkan pulang saja. Keanehan
semakin dirasakan oleh Tia saat ia mendapati suaminya bermalam di rumah wanita tersebut setelah ia mendatangi rumahnya. Begitu juga saat Tia mendapati
mereka tengah berpacaran saat ia mencari suaminya di rumah perempuan tersebut. Menyadari adanya perubahan pada suami, Tia pun menduga bahwa suaminya
telah terkena ilmu hitam sehingga terpikat dengan wanita tersebut. Sebulan setelah ia mendatangi wanita tersebut saat sedang bersama suaminya, Tia pun
akhirnya mengetahui bahwa suaminya ternyata telah menikahi wanitanya. Hidup bahagia selama tujuh belas tahun berumah tangga tentu saja membuat
Tia merasa sangat terkejut dan tidak terima dengan pernikahan kedua suaminya. Kehidupan rumah tangganya pun mulai berubah setelah ia mengetahui kabar
pernikahan ke dua suaminya. Selama beberapa bulan Tia menutup diri pada semua orang, hanya kepada orang-orang tertentu Tia mau berjumpa dan berbicara.
Selama setahun, sang suami tidak tidur di rumah, sesekali suaminya datang untuk mengambil keperluannya dan setiap kali suaminya ke rumah, Tia selalu
mengusirnya. Setelah setahun tinggal bersama istri mudanya, akhirnya suami Tia kembali ke rumah. Walaupun demikian kepulangan suaminya ke rumah tidak
menjadikan rumah tangganya kembali seperti semula. Suaminya tetap pergi ke rumah istri mudanya. Kondisi seperti ini berlangsung terus menerus selama tiga
tahun terakhir. Selama itu pula hidup Tia menjadi tidak tenteram. Ia marah setiap
Universitas Sumatera Utara
kali suaminya pulang karena Tia menganggap suaminya pulang sehabis dari rumah istri mudanya. Perasaannya melunak setelah suaminya menetap di rumah
untuk beberapa hari. Namun ketika sang suami pergi lagi ke tempat istri muda, Tia pun kembali marah. Kata ceraipun berulang kali dimintanya pada suami,
namun sampai sekarang suaminya tidak pernah mengucapkan kata cerai tersebut. Selama kondisi tersebut berlangsung, Tia memiliki seorang teman yang
menjadi tempatnya mencurahkan isi hatinya. Padanyalah ia bercerita demi membuat hatinya lega dan lebih tenang. Bahkan tak jarang, ketika Tia tidak lagi
mampu menahan isi hatinya, ia pun meluapkan emosinya langsung pada suaminya dengan melakukan hal tersebut ia merasa lebih lega dan bisa bersikap baik pada
suaminya seakan tidak ada yang telah terjadi. Tiga tahun sudah Tia menjalani kondisi rumah tangganya yang terus
menerus membuatnya merasa tidak tentram, dan selama tiga tahun itu pula ia berharap suaminya akan membuat keputusan yang bijak dengan menceraikan istri
mudanya. Namun hal itu tak kunjung dilakukan oleh suaminya. Kesabaran Tia menunggu dan berharap suaminya akan menceraikan istri mudanya pun semakin
pupus. Saat ini, Tia tengah menunggu ketegasan dari suaminya untuk mengambil sikap setelah ia memberikan ultimatum terakhir pada suaminya dan selama itu
pula Tia berharap suaminya akan memilihnya dan meninggalkan istri mudanya. Jauh dalam lubuk hatinya Tia masih sangat menyayangi suaminya.
Kini suami Tia tidak lagi tinggal bersamanya, hanya saja sesekali suami berkunjung ke rumah tanpa menginap. Kondisi seperti ini ternyata membuat Tia
Universitas Sumatera Utara
merasa lebih tenang. Hal itu tidak lagi menjadi fokus pikirannya, bahkan kini berat badannya telah bertambah beberapa kilo.
c. Penyesuaian diri