Sistematika Penulisan Kerangka Pemikiran

E. Sistematika Penulisan

Penyususan karya ilmiah ini akan dikelompokkan kedalam lima bab. Masing-masing bab akan dibagi ke dalam sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menyajikan pendahuluan dari seluruh penulisan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis serta sistematika penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data dengan menggunakan instrumen penelitian, teknik analisa data dan interpretasi hasil regresi. BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan. untuk memperhitungkan kolerasi antar variabel independen terhadap variabel dependen, dilanjutkan dengan analisis regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Serta melihat seberapa kuat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan melihat koefisien determinannya. Kemudian menginterpretasikan hasil analisis dan model yang telah terbentuk. BAB V : PENUTUP Bab ini menguraikan tentang simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang dianggap perlu untuk peningkatan pengetahuan pihak-pihak tertentu. 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS

a. Pengertian Bank Pembiayaan Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Secara teknis BPRS dapat diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil. b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bank pembiayaan rakyat sayariah BPRS didirikan dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu: 1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat ekonomi mikro, kecil, dsn menengah, yang pada umumnya berada di daerah pedesaan. Sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang berada di pedesaan dan di tingkat kecamatan. Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada umumnya ternasuk pada masyarakat golongan ekonomi lemah. 2. Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber permodalan bagi pengembangan usaha masyarakat golongan ekonomi mikro, kecil, 3. dan menengah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahtertaan mereka. 4. Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai c. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Namun demikian, sesuai UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, Bank Permbiayaan Rakyat Syariah BPRS hanya dapat melaksanakan usaha- usaha sebagai berikut: 5 a Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: 1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lainyang tidak bertentangan dengan prinsip syariah 2. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain. b Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk: 1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah 5 UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Pasal 21 2. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna 3. Pembiayaan berdasarkan akad qardh 4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atausewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik 5. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah c Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi’ah atau Investasi berdasarkan akad mudharabah danatau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah d Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS e Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Dalam aktivitas operasional perbankannya berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008, Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah BPRS dilarang: 6 a Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip Syari’ah. 6 Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syari’ah Suatu Kajian Teoritis Praktis, Bandung: CV Pustaka Setia, 2012, h. 200. b Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. c Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia. d Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi S yari’ah. e Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah. f Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam Undang-Undang.

2. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. b. Jenis - Jenis Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di BPRS ada beberapa jenis produk pembiayaan, yaitu: 1 Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik danamodal, biasa disebut shahibul maal menyediakan modal 100 kepada pengusaha sebagai pengelola mudharib untuk melakukan aktifitas produktif atau kegiatan usaha dengan syarat bahwa keuntungan yangdihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad. Apabila terjadi kerugian karena proses normal dariusaha dan bukan karena kelalaian atau kecurangan pengelola modal, maka erugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Apabila terjadi kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerugian tersebut. 7 Pemilik modal disini hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam kegiatan usaha yang dibiayainya. 2 Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik modal atau dana turut serta sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal kedua pihak digabungkan untuk sebuah usaha yang dikelola bersama-sama. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan awal. Musyarakah merupakan perjanjian yang berjalan terus sepanjang usaha yang dibiayai bersama terus beroperasi. 3 Pembiayaan Murabahah 7 Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011, h. 344 Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual-beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Pada pembiayaan ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli, harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan waktu pembayaran. 4 Pembiayaan Ijarah Ijarah adalah akad antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau objek sewa milik bank dan bank mendapat imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah. 8 Dalam pembiayaan ini, bank bertindak sebagai penyedia dana. Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah. Pengembaliaan atas penyediaan dana bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus dan pengembalian atas penyediaan dana bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang. 9 5 Pembiayaan Ishtishna Ishtishna yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, dimana BPRS akan membelikan barang kebutuhan nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan nasabah dan menjualnya kepada nasabah dengan harga jual sesuai kesepakatan kedua belah pihak dengan 8 DSN-MUI No.09 DSN-MUIIV2000, Pembiayaan Ijarah 9 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014, h. 52 jangka waktu serta mekanisme pembayaran atau pengembalian disesuaikan dengan kemampuan atau keuangan nasabah. 6 Pembiayaan As- Salam Menurut terminologi ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi terhadap suatu barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan harga atau pembayaran dimuka pada saat waktu akad namun penyerahan barang tertunda atau setelahnya. As-salam termasuk salah satu bentuk jual beli, berbeda dengan jual beli lain, karena dengan system kontan plus tertunda, yakni dengan pembayaran kontan dan penyerahan barang tertunda. 7 Pembiayaan Qard Pembiayaan qard disebut juga dengan pinjaman kebaikan. Pembiayaan qard digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq, dan sadaqah.

3. Faktor Internal Bank

Faktor internal bank adalah faktor yang berkaitan dengan persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan rasio keuangan perusahaan perbankan seperti jumlah pembiayaan bermasalah NPF, jumlah Dana Pihak Ketiga DPK, kecukupan modal CAR, dan biaya promosi yang digunakan untuk mengumpulkan dana pihak ketiga Biaya Promosi.

4. Faktor Eksternal Bank

Faktor eksternal bank adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi di luar perusahaan perbankan dan kondisi perekonomian Indonesia yang sedang terjadi seperti Inflasi dan Equivalent Rate bagi hasil. 5. Dana Pihak Ketiga DPK a. Pengertian Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bankdan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. 10 Komponen DPK ini terdiri dari giro, simpanan berjangka deposito dan sertifikat deposito, tabungan dan kewajiban-kewajiban lainnya yang terdiri dari kewajiban segera yang dapat dibayar, surat-surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima setoran jaminan dan lainnya. Tidak termasuk dana yang berasal dari bank sentral. 11 b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga bank mempunyai beberapa macam bentuk, yaitu: 1 Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat 10 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011, h. 64 11 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. h. 79 ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Produk tabungan ini menggunakan akad wadi’ah dan mudharabah. Bagi nasabah yang bermotif hanya menyimpan saja, maka menggunakan produk tabungan wadiah. Sedangkan bagi nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan, maka menggunakan tabungan mudharabah yang sesuai. 2 Giro Giro bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk rekening wadi’ah dan giro mudharabah. Dalam bentuk wadi’ah bank menggunakan prinsip wadi’ah yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai kustodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah. Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atas keuntungan apapun pada pemegang rekening wadi’ah, dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadi’ah. Sedangkan giro mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah maupun mudharabah muqadayyah. Hal ini tergantung nasabah memilih dengan akad yang disepakati. 3 Deposito 12 Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Deposito merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah. Berbeda dengan perbankan konvensional yang memberikan imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, maka dalam perbankan syariah imbalan yang diberikan kepada nasabah deposan adalah bagi hasil profit sharing sebesar nisbah yang telah disepakati di awal akad. c. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Pada umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran pembiayaan. Semakin besar Dana Pihak Ketiga DPK yang dikumpulkan maka semakin meningkatan potensi bank dalam penyediaan pembiayaan.

6. Non Performing Financing NPF

a. Pengertian Non Performing Financing NPF NPF mencerminkan risiko kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran dana oleh bank tingginya NPF membuat bank 12 Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007, h. 93 perlu membentuk pencadangan atas kredit bermasalah yang lebih besar, hal ini akan menurunkan pendapatan bank. NPF adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung: Rasio NPF ditunjukan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan kualitas pembiayaan syariah semakin buruk. Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tabel berikut: No Nilai NPF Predikat 1 NPF = 2 Sehat 2 2 ≤ NPF 5 Sehat 3 5 ≤ NPF 8 Cukup Sehat 4 8 ≤ NPF 12 Kurang Sehat 5 NPF ≥ 15 Tidak Sehat b. Kategori Pembiayaan Bermasalah Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi hasil atau profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas Tabel 2.1 Kriteria Kesehatan Non Performing Financing NPF Bank Syariah Sumber: SE BI No 924Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007 pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu: 13 13 Veithzal Rivai dan Andria Permata, Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 42-47 No Kualitas Pembiayaan Kriteria 1 Lancar a. Pembayaran angsuran pokok danatau bagi hasil tepat waktu. b. Memiliki rekening yang aktif. c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai cash colateral. 2 Dalam Perhatian Khusus a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang belum melampui 90 hari. b. Kadang-kadang terjadi cerukan overdraft yaitu jumlah penarikan yang melebihi dana yang tersedia pada akun giro. c. Mutasi rekening relative aktif. d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrakyang diperjanjikan e. Didukung oleh pinjaman baru 3 Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil yang telah melampaui 90 hari b. Sering terjadi cerukan overdraft yaitu jumlah penarikan yang Tabel 2.2 Indikator Pembiayaan Bermasalah melebihi dana yang tersedia pada akun giro. c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif rendah d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari. e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah. f. Dokumentasi pinjaman yang lemah 4 Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang melampaui 180 hari. b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari. d. Terdapat kapitalisasi bunga e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan. 5 Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil yang telah melampaui 270 hari. b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru. c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar. Sumber: Dimodifikasi dari Rivai dan Veithzal, 2008 c. Hubungan Non Performing Financing NPF Terhadap Pembiayaan Non Performing Financing NPF pada perbankan syariah yang tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi intermediasi bank secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan. Apabila dana di bank berkurang maka akan mengurangi pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada masyarakat.

7. Capital Adequacy Ratio CAR

a. Pengertian Capital Adequacy Ratio CAR Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013, bank wajibmenyediakan modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR yang dinyatakan dalam rasio Capital Adequacy Ratio CAR. Rasio ini bertujuanuntuk memastikan bahwa jika dalam aktivitasnya bank mengalami kerugian, maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu mengcover kerugian tersebut. Rasio kecukupan modal tersebut dihitung dengan: b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap pembiayaan Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio dari kecukupan modal.Dengan modal yang dimiliki, bank dapat menggunakannya untuk kegiatanoperasional. Salah satunya adalah menyalurkan pembiayaan. Ketika persediaan dana untuk menyalurkan pembiayaan mengalami kekurangan, maka dapat dibantu dengan modal. Begitupun ketika terjadi risiko pembiayaan bermasalah Non Performing Financing, dapat diatasi dengan modal tersebut. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumberdaya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha danmengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan.

8. Biaya Promosi

a. Pengertian Biaya Promosi Setiap perusahaan terutama bank terdapat kegiatan memasarkan produk dan jasanya, dalam kegiatan pemasaran ini akan ditemukan biaya promosi. Biaya promosi adalah seluruh biaya yang dihasilkan untuk mempromosikan produk atau jasa yang dimiliki oleh bank. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan secara langsung menghubungi calon nasabah ataumelalui media komunikasi massa seperti koran, majalah, televisis, radio, bioskop, papan reklame, layar, dan gambar tempel. Selain itu kegiatan promosi penjualan ini juga dapat dilakukan dengan mengadakan atau mengikuti pameran. Promosi bank bertujuan untuk menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya. 14 b. Hubungan Biaya Promosi Terhadap Pembiayaan Semakin maksimal bank melakukan promosi maka semakin luas nasabah yang akan mengetahui produk atau jasa bank tersebut. Dengan banyaknya DPK yang terkumpul maka akan mempengaruhi total pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank tersebut. Oleh karena itu biaya promosi berpengaruh positif terhadap pembiayan.

9. Inflasi

a. Pengertian Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum dan barang-barang secara terus menerus. 15 Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin kenaikan terjadi tidak bersamaan, yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja walaupun dalam persentase yang besar bukanlah termasuk inflasi. 14 Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, h.155 15 Noripin, Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE, 2000, h. 25 Kenaikan harga diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada tiga macam indeks harga yang digunakan untuk menghitung laju inflasi, yaitu Indeks Harga Konsumen IHK, Indeks Harga Produsen IHP, dan Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB. Dari definisi diatas, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi: 16 1 Kenaikan Harga Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya. Misalnya harga sabun mandi 80 gram per buah kemarin adalah Rp1.000 hari ini menjadi Rp1.100. Berarti harga sabun per buah hari ini Rp100 lebih mahal dibanding harga kemarin. Dapat dikatakan telah terjadi kenaikan harga sabun. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak, waktu yang lebih panjang seminggu, sebulan, triwulan, dan setahun. 2 Bersifat Umum Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. Harga buah mangga harum manis di Jakarta jika belum musimnya dapat menjadi Rp10.000 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, dapat hanya dibeli dengan harga Rp4.000 – Rp5.000 per kilogram. Jadi harga mangga pada periode-periode tertentu akan mengalami kenaikan dua sampai tiga kali lipat. 16 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001, h. 203 Tetapi kenaikan mangga yang sangat tajam tersebut tidak menimbulkan inflasi, karena harga-harga komoditas lain tidak naik. Mangga harum manis bukanlah komoditas pokok, sehingga tidak memiliki dampak besar terhadap satabilitas harga. 3 Berlangsung Terus Menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus menerus. Rentang waktu yang lebih panjang adalah triwulan dan tahunan. Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah 10, berarti akumulasi inflasi adalah 10 per tahun. Inflasi triwulan rata- rata 2,5 10 : 4, sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83 10 : 12. 17 b. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan Inflasi adalah salah satu variabel ekonomi makro yang mempunyai pengaruh atas pembiayaan yang disalurkan bank. Sebab dengan meningkatnya inflasi, pemerintah akan mengambil kebijakan dengan menaikkan BI Rate yang berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit bank umum. 17 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, h. 155 Hal ini akan berpengaruh pada besaran pendapatan yang akan diperoleh oleh bank dan kemampuan nasabah dalam membayar pinjamannya. 18 Oleh karena itu bank akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya.

10. Equivalent Rate

a. Pengertian Equivalent Rate Equivalent rate bagi hasil adalah indikasi tingkat imbalan dari suatu penanaman dana atau penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank. Equivalent rate juga berarti tingkat pengembalian atas investasi yang telah ditanamkan, yang menjadi pembanding antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan besarnya dana yang ditabung di perbankan syariah. Equivalent rate dikeluarkan oleh BI yang mana dijadikan acuan oleh bank syariah dalam menetapkan nisbah bagi hasil produk- produknya. Equivalent rate mempunyai peran sama dengan bunga pada bank konvensional, yaitu memberikan gambaran seberapa besar tingkat pengembalian atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung diperjanjikan diawal kontrak sebelum investasi berjalan. Sedangkan equivalent rate dihitung oleh pihak bank setiap akhir bulan setelah investasi yang dijalankan memberikan hasil. Nasabah dapat melihat berapa equivalent rate bank bulan yang lalu untuk memberikan perkiraan berapa equivalent rate bank pada bulan berjalan. 18 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h.17 b. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Pembiayaan Equivalent rate bagi hasil pembiayaan mempunyai pengaruh yang cukup tinggi. Bagi nasabah Equivalent rate menjadi salah satu faktor pertimbangannya sebelum mengajukan pembiayaan pada bank syariah. Apabila tingkat Equivalent rate bagi hasil simpanan tinggi, secara langsung nasabah akan mengajukan pembiayaan di bank syariah, dan akan meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan di bank syariah.

B. Tinjauan Review Kajian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan sudah banyak dilakukan, diantaranya yaitu: 1. Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Di Indonesia. 19 Mufqi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu DPK, NPF, dan inflasi dengan variabel terikatnya total pembiayaan. Objek penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS di Indonesia dalam skala nasional. Ia memakai data time series bulanan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam statistik Perbankan Syariah periode Januari 2007 – Oktober 2012. 19 Mufqi Firaldi, Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga DPK, NonPerforming Financing NPF Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan RakyatSyariah BPRS Di Indonesia Periode Januari 2007- Oktober 2012,”Skripsi S1UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2013 Dalam penelitiannya ia menggunakan analisis statistik regresi berganda dengan pendekatan Error Correction Model ECM untuk melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji kointegrasi untuk melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang. Dengan bantuan program Eviews 6. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa Dana Pihak Ketiga mempuyai pengaruh signifikan jangka pendek terhadap total pembiayaan, non performing financing tidak mempunyai pengaruh jangka pendek dan mempunyai pengaruh negatif signifikan jangka panjang terhadap total pembiayaan, dan inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Sarana Pertanian pada BPRS di Indonesia. 20 Neil Al Muna dalam penelitiannya menggunakan lima variabel bebas yaitu NPF khusus sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian, FDR, ROA, biaya promosi, dan inflasi dengan variabel terikat pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Objek penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS di Indonesia dalam skala nasional. Periode penelitiannya dari januari 2010 - Desember 2012. Ia menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan pendekatan OLS dibantu oleh program SPSS. 20 Neil AL Muna, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Sarana Pertanian pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS di Indonesia, Skripsi S1 UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2013. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel NPF khusus sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel CAR dan biaya promosi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Dan variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,901 atau 90,1. 3. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Financing NPF Dan Return On Asset ROA Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. 21 Wuri Arianti dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas yaitu DPK, CAR, NPF, dan ROA dengan variabel terikatnya pembiayaan perbankan syariah. Objek penelitiannya adalah Bank Muamalat Indonesia periode 2001 - 2011. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, sedangkan CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan variabel DPK, CAR, NPF, dan ROA berpengaruh signifikan 21 Wuri Arianti Novi Pratami, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Financing NPF Dan Return On Asset ROA Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Skripsi S1 Institut Pertanian Bogor, 2011 terhadap pembiayaan. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap pembiayaan adalah 98,9.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali.

22 Gede Agus dan Ni Nyoman dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas yaitu Dana Pihak Ketiga DPK, Produk Domestik Regional Bruto PDRB, Suku Bunga Kredit SBK dan Non Performing Loan NPL dengan variabel terikatnya penyaluran kredit BPR diProvinsi Bali dalam periode triwulan IV tahun 2000 – 2011. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan DPK, PDRB, SBK, NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011. Secara parsial DPK berpengaruh positif signifikan dan PDRB tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel SBK berpengaruh negatif signifikan dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011.

5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to

Deposit Ratio, dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada PT BPRS Lantabur Jombang. 23 22 Gede Agus Dian Maha Yoga dan Ni Nyoman Yuliarmi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali, Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN: 2303-0178, 2013 23 Reswanda dan Wenda Wahyu C, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Reswanda dan Wenda dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu CAR, FDR, NPF dengan variabel terikatnya penyaluran pembiayaan. yang objek penelitian ini adalah PT BPRS Lantabur Jombang bulan Januari 2011 hingga bulan Desember 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa DPKdan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur, sedangakan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur dikarenakan permodalan PT BPRS Lantabur cukup kuat dan memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola portofolio pembiayaan. 6. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 20072008. 24 Husnul dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu DPK, NPF, SWBI dengan variabel terikatnya penyaluran dana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah baik bank umum maupun unit usaha syariah. Sedangkan sampel penelitian yang dilakukan wawancara hanya satu bank yaitu Bank Muamalat Indonesia. Periode Pada PT BPRS Lantabur Jombang, Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN: 1412- 5366, 2013 24 Husnul Khatimah, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 20072008, Jurnal Optimal. Vol 3, No 1, 2009 penelitian dari tahun 2004 – 2008.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DPK, NPF, dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pembiayaan di bank syariah. Sebelum adanya kebijakan akselerasi perbankan syariah pembiayaan di bank syariah mengalami laju pertumbuhan yang cepat jika dibandingkan dengan setelah adanya kebijakan akselerasi.

7. Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia

25 Irman dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas, yaitu total aset, BOPO, GDP, inflasi dengan variabel terikatnya pembiayaan bermasalah NPF. Variable mediasi yang merupakan variabel perantara intervening, meliputi likuiditas diukur dengan Finance to Deposit Ratio FDR. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BPRS yang ada di Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah dua macam. Pertama analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil Ordinary Least Square OLS. Sedangkan analisis kedua menggunakan sobel test dan bootstraping. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa GDP dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap pembiayaan bermasalah. Likuiditas FDR 25 Irman Firmansyah, Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17. Nomor 2 berpengaruh positif terhadap pembiayaan bermasalah. BOPO tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah pada BPRS.

8. Analisis Variabel-Variabel

Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12. 26 Mustika dan Osni dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas, yaitu DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR dengan variabel terikatnya pembiayaan murabahah. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Mandiri Syariah periode 2008 – 2011. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda menggunakan model OLS Ordinary Least Square dan pelanggaran asumsi klasik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa margin keuntungan dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. DPK berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah. NPF berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri.

9. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan

Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 - 2013. 27 26 Mustika Rimadhani dan Osni Erza, Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12,Media Ekonomi Vol. 19, No. 1, 2011 27 Muhammad Luthfi Qolby, Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013, Jurnal Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6889, 2013 Muhammad Luthfi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas, yaitu DPK, SWBI, dan ROA dengan variabel terikatnya pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Periode penelitian dari tahun 2007-2013. Metode analisis yang digunakan adalah OLS ordinary least square dengan menggunakan model koreksi kesalahan error correction model. Penelitian ini dibantu oleh program Eviews 6. Pada jangka panjang secara bersama-sama DPK, SWBI dan ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayan. Pada jangka pendek ROA tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan DPK dan SWBI berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. No Judul Dan Nama Peneliti Variabel Hasi penelitian Perbedaan Dengan Peneliti 1 Mufqi Firaldi 2013 Skripsi Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Variabel Dependen: Total Pembiayaan Variabel Independent: DPK, NPF, Inflasi DPK mempunyai Pengaruh jangka pendek terhadap Total Pembiayaan, NPF mempunyai pengaruh jangka pendek terhadap Total Pembiayaan, dan Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap Total Pembiayaan yang diberikan Bank Perbedaannya terdapat pada variabel independent. Pada penelitian ini menulis memasukkan variabel DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. Tahun penelitiannya Tabel 2.3 Tinjauan Review Kajian Terdahulu Syariah BPRS Di Indonesia Periode Januari 2007- Oktober 2012 Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. juga berbeda, penelitian ini meneliti dari periode 2013- 2015 2 Neil AL Muna 2013 Skripsi Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian pada BPRS di Indonesia Variabel Dependen: Pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian Variabel Independent: NPF khusus sektor pertanian, FDR, ROA, biaya promosi, dan inflasi Data sekunder dari 2010- 2012 NPF khusus sektor pertanian, dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. CAR dan biaya promosi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Perbedaannya terdapat pada variabel independent dan dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini penyaluran pembiayaan pada BPRS di seluruh Indonesia dan untuk variabel independen yaitu DPK, NPF, CAR Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate 3 Wuri Arianti Novi Pratami 2011 Skripsi Analisis Pengaruh Variabel Dependen: Pembiayaan Pada Perbankan DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, Perbedaannya terdapat pada variabel independent. Dalam Dana Pihak Ketiga DPK, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Financing NPF Dan Return On Asset ROA Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Syariah Variabel Independent: DPK, CAR, NPF, ROA sedangkan CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan variabel DPK, CAR, NPF, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. penelitian ini memasukan variabel makro ekonomi seperti Inflasi, dan equivalent rate Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia 4 Gede Agus Dian Maha Yoga Ni Nyoman Yuliarmi 2013 jurnal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali Variabel Dependen: Bank Perkreditan Rakyat BPR di Provinsi Bali Variabel Independent: Dana Pihak Ketiga DPK, Produk Domestik Regional Bruto PDRB, Suku Bunga Kredit SBK dan Non Performing Loan NPL Secara simultan DPK, PDRB, SBK, NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011. Secara parsial DPK berpengaruh positif signifikan dan PDRB tidak berpengaruh signifikan sedangkan variabel SBK berpengaruh negatif signifikan dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap Perbedaannya terdapat pada variabel independent dan dependen. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011 5 Reswanda, Wenda Wahyu C 2013 jurnal Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan PadaPT BPRS Lantabur Jombang Variabel Dependen: Penyaluran pembiayaan Variabel Independent: DPK, FDR,CAR, NPF DPK dan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur, sedangakan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur. Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia 6 Husnul Khatimah 2009 Jurnal Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Variabel Dependen: Penyaluran Dana Variabel Independen: DPK, NPF, SWBI DPK, NPF, dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pembiayaan di bank syariah. Sebelum adanya kebijakan akselerasi perbankan syariah Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Perbankan Syariah Tahun 20072008 pembiayaan di bank syariah mengalami laju pertumbuhan yang cepat jika dibandingkan dengan setelah adanya kebijakan akselerasi. Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS seluruh Indonesia dalam skala nasional 7 Irman Firmansyah 2014 Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia Variabel Dependen:N on Performing Financing NPF Variabel Independen: Total Aset, BOPO, GDP, Inflasi Variabel Mediasi: FDR GDP dan Inflasi berpengaruh negative terhadap pembiayaan bermasalah. BOPO tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah FDR, tidak memediasi pengaruh ukuran bank, BOPO, GDP dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. 8 Mustika Rimadhani dan Osni Erza 2011 Jurnal Analisis Variabel- Variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12 Variabel Dependen: Pembiayaan Murabahah Variabel Independen: DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR, DPK, Margin Keuntungan, NPF, dan FDR secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Syariah Mandiri. Dan terbukti variabel DPK sebagai variabel yang dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS seluruh Indonesia dalam skala nasional 9 Muhammad Luthfi Qolby2013Jurnal Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 - 2013 Variabel Dependen: Pembiayaan Perbankan Syariah Variabel Independen: DPK, SWBI, ROA Pada jangka panjang secara bersama-sama DPK, SWBI dan ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayan. Pada jangka pendek ROA tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan DPK dan SWBI berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS di Indonesia Variabel Independen Variabel Dependen DPK X1 NPF X2 CAR X3 Biaya Promosi X4 Inflasi X5 Equivalent Rate X6 Penyaluran Pembiayaan Y Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas Uji Autokorelasi Uji Multikoliniearitas Uji Heteroskedastisitas Uji F Uji t Adjusted R 2 Interpretasi Uji Signifikansi Kesimpulan dan Saran

D. Hipotesis

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH DALAM PENGAJUAN PEMBIAYAAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) “ASRI” DI KABUPATEN JEMBER

1 8 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 4 89

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2012.05-2015.04.

0 3 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2012.05-2015.04.

0 3 19

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Margin pada Bank Umum Syariah di Indonesia IMG 20151104 0001

0 0 1

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 3

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 15

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap penyaluran pembiayaan bank syariah di indonesia - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 7