simultan  semua  faktor  internal  atau  variabel  bebas  DPK,  NPF,  dan biaya  promosi  berpengaruh  signifikan  dan  mampu  menjelaskan
variabel  terikat  penyaluran  pembiayaan.  Dengan  nilai  Adjusted  R- squared sebesar 96.
3 Hasil Uji F Faktor Eksternal Dari Uji F, diketahui nilai F
statistik
sebesar 36,92. Sedangkan F
tabel
dengan  derajat  kebebasan  0,05  5,  dengan  ketentuan  numerator pembilang  =  jumlah  variabel
–  1  atau  3  -  1  =  2;  dan  numerator penyebut  =  jumlah  observasi
–  jumlah  variabel  atau  36  –  3  =  33. Maka diperoleh F
tabel
= 3,28. Berdasarkan  hasil  perhitungan,  niai  F
statistik
36,92      F
tabel
=  3,28. Maka  H
ditolak,  H
1
diterima.  Dapat  disimpulkan  bahwa  secara simultan  semua  faktor  eksternal  dari  variabel  bebas  inflasi  dan
equivalent  rate  berpengaruh  signifikan  dan  mampu  menjelaskan variabel  terikat  penyaluran  pembiayaan.  Dengan  nilai  Adjusted  R-
squared sebesar 67.
d. Hasil Uji t- Statistik
Dari  uji  t  diketahui  nilai  t
tabel
adalah  1,699.  Nilai  t
tabel
diperoleh dengan menguji dua arah pada tingkat signifikansi α = 0,05.
Jika t
statistik
t
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima. Jika t
statistik
t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak. Berdasarkan
hasil perhitungan,
diketahui variabel
DPK mempunyai  nilai  t
statistik
10,23468    t
tabel
1,699  dan  nilai  probabilitas
0,0000    0,05,  maka  H ditolak  dan  H
1
diterima.  Dapat  disimpulkan bahwa  variabel  Dana  Pihak  Ketiga  DPK  berpengaruh  positif  dan
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel  NPF  mempunyai  nilai  t
statistik
4,078549
t
tabel
1,699  dan nilai probabilitas 0.0003  0,05 , maka H
ditolak dan H
1
diterima. Dapat disimpulkan  bahwa  variabel  Non  Performing  Financing  NPF
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel CAR mempunyai nilai t
statistik
-2.965597  t
tabel
1,699 dan nilai probabilitas 0,0060  0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima. Dapat disimpulkan  bahwa  variabel  Capital  Adequacy  Ratio  CAR
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel  Biaya  Promosi  mempunyai  nilai  t
statistik
0,237725 t
table
1,699  dan  nilai  probabilitas  0,8138 0,05,  maka  H
1
ditolak  dan  H diterima.  Dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  Biaya  Promosi  tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel Inflasi mempunyai nilai t
statistik
-0,251218 t
table
1,699 dan nilai probabilitas 0,8034
0,05, maka H
1
ditolak dan H diterima. Dapat
disimpulkan  bahwa  variabel  Inflasi  tidak  berpengaruh  signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
Variabel  Equivalent  Rate  mempunyai  nilai  t
statistik
3.123773    t
table
1,699  dan  nilai  probabilitas  0,0040    0,05,  maka  H ditolak  dan  H
1
diterima.  Dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  Equivalent  Rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
B.   Pembahasan 1.  Pengaruh  Dana  Pihak  Ketiga  DPK  Terhadap  Penyaluran
Pembiayaan  pada  Bank  Pembiayaan  Rakyat  Syariah  BPRS  di Indonesia
Bank dalam operasionalnya membutuhkan sumber dana  yang cukup untuk  dapat  menjalankan  tugasnya.  Salah  satu  sumber  dana  bank  yaitu
berasal  dari  Dana  Pihak  Ketiga  DPK.  Bank  pembiayaan  syariah  BPRS adalah  salah  satu  bank  yang  tidak  mempunyai  modal  yang  cukup  besar
secara langsung untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat mikro, kecil, dan  menengah, jadi BPRS sangat membutuhkan dana pihak ketiga.
Berdasarkan hasil penelitian,Dana Pihak Ketiga DPK berpengaruh positif  dan  signifikan  terhadap  penyaluran  pembiayaan  pada  Bank
Pembiayaan  Rakyat  Syariah  BPRS  di  Indonesia.  Setiap  kenaikan  dana pihak  ketiga  pada  BPRS,  maka  akan  meningkatkan  jumlah  penyaluran
pembiayaan yang disalurkan. Hubungan  yang  positif  ini  dikarenakan  DPK  merupakan  sumber
pendanaan  perbankan  syariah  yang  paling  utama.  Semakin  besar  jumlah DPK  yang  dihimpun  maka  semakin  besar  pula  pembiayaan  yang  akan
diberikan BPRS kepada masyarakat. Hasil  penelitian  ini  didukung  oleh  hasil  penelitian  terdahulu  yang
dilakukan  oleh  Wuri  Arianti  2011  dan  Gede  Agus  2013.  Hal  ini dikarenakan  salah  satu  tujuan  bank  adalah  mendapatkan  profit,  sehingga
bank tidak akan menganggurkan dananya begitu saja. Bank cendrung untuk