Perumusan Masalah Pendidikan keimanan: kajian tafsir surat al-an’am ayat 74-79
untuk mengalihkan melimpahkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha
untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah. Di samping itu pendidikan sering juga
diartikan sebagai suatu usaha-usaha manusia untuk membimbing anak yang belum dewasa ke tingkat kedewasaan, dalam arti sadar dan mampu memikul
tanggub jawab atas segala perbuatannya dan dapat berdiri di atas kaki
sendiri.”
5
Muzayyin Arifin memandang bahwa “Pendidikan merupakan upaya dalam membina dan mengembangkan pribadi manusia, dari aspek rohani maupun
jasmani yang dilakukan secara bertahap.
”6
Sementara dalam pendapat A. Fatah Yasin pendidikan merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat: 1. Proses pemberian layanan untuk menuntun
perkembangan peserta didik, 2. Proses untuk mengeluarkan atau menumbuhkan potensi yang terpendam dalam diri peserta didik, 3. Proses
memberikan sesuatu kepada peserta didik sehingga tumbuh menjadi besar, baik fisik maupun non-fisiknya, 4. Proses penanaman moral atau proses
pembentukan sikap, perilaku dan melatih kecerdasan intelektual peserta didik.
7
Rois Mahfud mendefinisikan, “Pendidikan merupakan upaya transformasi pengetahuan dalam diri individu agar dia tidak hanya memiliki kreativitas, tetapi
juga memiliki kesadaran ketuhanan Transendental.”
8
“Pendidikan, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN No. 20 Tahun 2003 merupakan usaha sadar dan
terencana melalui proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spritiual keagamaan,
pengendalian diri, kerpibadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
9
Adapun definisi pendidikan menurut D. Marimba, yang dikutip oleh Nur Uhbiyati dalam bukunya Dasar-dasar ilmu pendidikan Islam, bahwa:
5
Zuhairini, dkk, op. cit., h. 92
6
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010, Cet. V, h. 12
7
A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Yogyakarta: UIN-Malang Press, 2008, Cet. I, h. 16
8
Rois Mahfud, Al-Islam; Pendidikan Agama Islam, Palangka Raya: Erlangga, 2011, h. 144
9
Ibid., h. 148
Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain sering kali beliau menyatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah yaitu kepribadian
yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
10
Dari beberapa pengertian pendidikan di atas penulis menarik kesimpulan bahwasannya pengertian pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh pendidik kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam membimbing perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar peserta didik
memiliki kesadaran akan Tuhannya. Adapun mengenai istilah keimanan, keimanan berasal dari kata iman yang
diberi imbuhan “ke – an” yang memiliki arti keyakinan, ketetapan hati dan keteguhan hati.
11
Iman berasal dari Bahasa Arab, yaitu: artinya aman,
tentram, artinya mempercayai,
mempercayai.
12
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah,
iman adalah:
“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.”
13
Adapun definisi iman menurut para ahli adalah sebagai berikut: M. Saberanity mendefinisikan bahwa iman adalah:
“Yaitu membenarkan segala sesuatu yang dibawa oleh Rasulullah yang bersumber dari Allah SWT.”
14
10
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2013, Cet. I, h. 16
11
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, Cet. IV, h. 526
12
Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, Cet. XIV, h. 41
13
Tim Ahli Tauhid, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, 1998, h. 2