61 makanan yang cukup rendah dan ini mungkin mencerminkan sejarah penangkapan
ikan yang berlebih McClanahan and Mangi 2004.
Gambar 29 Rata-rata ±SE trophic level ikan hasil tangkapan masing-masing alat tangkap.
5.3 Strategi Operasi Penangkapan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi operasi penangkapan dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain kondisi cuaca 62, stok ikan 14
dan harga ikan 5, dan faktor internal yang mempengaruhi adalah biaya operasional 9. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wiyono et al. 2006 menyatakan bahwa dalam mengalokasi alat tangkap nelayan di Teluk Palabuhan ratu dipengaruhi oleh kondisi iklim seperti kondisi curah
hujan. Nelayan responden menyatakan bahwa dalam melakukan operasi
penangkapan terdapat 81 responden menggunakan alat tangkap tunggal, dimana speargun
dan handline dioperasikan sepanjang bulan dan sebanyak 19 responden menggunakan alat tangkap kombinasi alat tangkap utama dan
sampingan. Hampir semua alat tangkap sampingan dioperasikan mulai Bulan Juni hingga Desember kecuali pada alat tangkap trap yang dioperasikan pada
Bulan Februari hingga April. Minimnya penggunaan alat tangkap kombinasi diduga karena tipe nelayan di Taman Nasional Karimunjawa adalah nelayan yang
melakukan kegiatan penangkapan pulang dan pergi dalam satu hari one day trip,
1 2
3 4
Gill Net Handline
Muroami Speargun
Trap Rata-
rata tro p
h ic
lev el
62 sedangkan nelayan yang menggunakan alat tangkap kombinasi diduga karena
untuk memaksimalkan pendapatan dengan cara menambah pengoperasian alat tangkap lainnya.
Nelayan dalam beradaptasi terhadap perubahan faktor eksternal lingkungan, akan menerapkan strategi penangkapan ikan tertentu dengan
mengalokasikan alat tangkapnya Hilborn and Waters 1992. Perubahan aktivitas armada perikanan dalam musim penangkapan ikan dapat terjadi sebagai respon
terhadap banyak faktor seperti perubahan kelimpahan dan distribusi ikan, harga ikan atau tindakan pengelolaan perikanan Charles 2001.
5.4 Strategi Adaptasi Nelayan
Survei sosial ekonomi masyarakat dilakukan di empat desa Desa Karimunjawa, Kemujan, Parang, dan Nyamuk dengan 150 responden nelayan
yang telah bekerja lebih dari lima tahun. Pada penelitian ini menggunakan dua skenario yaitu penurunan hasil tangkapan 20 dan 50. Respon nelayan
terhadap skenario penurunan hasil tangkapan dengan cara tetap mencari ikan, beradaptasi dan ganti pekerjaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi penurunan hasil tangkapan maka semakin banyak jumlah nelayan yang akan melakukan adaptasi dan mengganti pekerjaan. Strategi adaptasi yang
dilakukan oleh nelayan responden secara berurutan adalah mengurangi frekuensi melaut atau upaya penangkapan, mengganti alat tangkap, dan pindah lokasi
penangkapan. Semakin menurunnya biomassa ikan karang antar tahun Gambar 6 telah direspon nelayan dengan cara mengurangi upaya penangkapan, hal ini
diduga karena tidak seimbangnya antara biaya operasional dengan hasil tangkapan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cinner et
al . 2008 yang menyatakan bahwa proporsi nelayan yang akan berhenti
menangkap ikan semakin meningkat terhadap perbedaan skenario penurunan hasil tangkapan dan proporsi nelayan yang melakukan adaptasi relatif konstan terhadap
perbedaan skenario penurunan hasil tangkapan. Pilihan jenis pekerjaan terkait skenario penurunan hasil tangkapan adalah
bekerja pada sektor budidaya budidaya rumput laut dan ikan kerapu, bangunan tukang dan kuli bangunan, sektor pariwisata pemandu wisata dan sektor
63 peternakan ternak ayam. Pilihan pada jenis pekerjaan ini, diduga disebabkan
oleh meningkatnya kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Karimunjawa pada lima tahun terakhir Gambar 30. Meningkatnya permintaan tenaga kerja dari
sektor pariwisata menimbulkan peluang pekerjaan yang dapat dilakukan oleh masyarakat terutama nelayan di Taman Nasional Karimunjawa, kususnya pada
kegiatan ekonomi seperti pemandu wisata, penjualan makanan dan minum, akomodasi homestay, penjualan cinderamata, dan jasa perjalanan wisata. Hal
tersebut menyebabkan perubahan pola mata pencaharian masyarakat nelayan dalam merespon perubahan hasil tangkapan.
Gambar 30 Jumlah pengunjung Taman Nasional Karimunjawa orang pada tahun 2007 – 2010 BTNKJ 2010.
Jika dilihat dari tingkat pendapatan nelayan responden per bulan Gambar 31, maka dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok pendapatan yaitu miskin
Rp 150.000 - Rp 885.000, menengah kebawah Rp 851.000 - Rp 1.620.000, menengah Rp 1.621.000 - Rp 2.355.000, menengah ke atas Rp 2.356.000 - Rp
3.090.000 dan kaya Rp 3.100.000. Nelayan responden dengan pendapatan menengah ke bawah hingga kaya
lebih bisa beradaptasi terhadap penurunan hasil tangkapan dibandingkan dengan nelayan yang berpendapatan rendah miskin. Hal ini diduga karena nelayan
miskin terikat secara sosial dengan juragan seperti hutang piutang, sehingga tidak
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
2007 2008
2009 2010
Ju m
la h
Pe ng
un jun
g o
ra n
g
Tahun
64 lebih leluasa dibandingkan dengan nelayan lain dalam menentukan keputusan
untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang ada.
Gambar 31
Adaptasi nelayan terhadap skenario penurunan hasil tangkap berdasarkan kategori pendapatan.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
20 50
Skenario penurunan hasil tangkapan Jumlah resp
on den
Kaya Menengah ke atas
Menengah Menengah ke bawah
Miskin
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan