2. Diduga pengembangan usaha agroindustri pangan olahan di Kota Batu layak secara finansial dan memberikan keuntungan bagi para pelaku
usaha agroindustri. 3. Diduga terdapat pengaruh kelembagaan dan non kelembagaan terhadap
kinerja usaha agroindustri pangan olahan yang berkembang di Kota Batu.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil wilayah Kota Batu sebagai lokasi utama penelitian. Secara geografis Kota Batu terletak
pada posisi 7°5530 sampai dengan 7°5730 Lintang Selatan dan 115°170 sampai dengan 118°190 Bujur Timur dengan ketinggian wilayah sekitar
600-3000 meter dpl. Kota Batu memiliki luas wilayah mencapai 151,37 Km² atau sama dengan 15.137 ha, dengan jumlah penduduk 163.393 jiwa data
tahun 2003. Kota Batu terdiri dari 3 tiga Kecamatan, meliputi 19 sembilan belas Desa dan 4 empat Kelurahan. Kota Batu ini mempunyai
kedekatan spasial terutama dengan Kota Malang dan Surabaya, dan merupakan daerah yang didominasi oleh wilayah perdesaan dengan sektor
pertanian dan pariwisata sebagai sektor unggulan daerah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga bulan September 2006.
3.4 Metode Pengumpulan, Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan langsung dari responden dan
informan kunci di lapangan, melalui wawancara langsung berdasarkan daftar pertanyaan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya baik berupa daftar
pertanyaan bagi pelaku agroindustri dan pelaku pemasarannya. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait yang telah
tersedia dalam bentuk dokumen dan studi literatur. Inventarisasi dan penelusuran data sekunder ini akan dilakukan terhadap Instansi-instansi yang meliputi:
Pemerintah Kota Batu, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi-UKM, Dinas perdagangan dan Dinas Pasar, serta DinasInstansi terkait
lainnya di Kota Batu.
Dalam penelitian ini, sebelum dilakukan penetapan lokasi contoh, terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap lokasi-lokasi yang terdapat
usaha agroindustri pangan olahan di setiap kecamatan. Penentuan lokasi ditetapkan berdasarkan kegiatan agroindustri pangan olahan yang ada di
setiap kecamatan dan kelurahandesa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling.
Responden pelaku agroindustri pangan olahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah 38 orang, sehingga jumlah responden yang
dijadikan contoh setiap kecamatan disesuaikan dengan persentase unit produksi dan jumlah total produksi agro industri pangan olahan di Kota Batu,
terdiri dari: pelaku usaha perorangan sebanyak 12 orang responden, serta dari 4 kelompok usaha yang ada diambil masing-masing sebanyak 5, 3, 11
dan 7 orang responden. Penetapan responden pelaku agroindustri pangan olahan
diupayakan melalui
keterwakilan kelembagaan
informal perorangan, dan mereka yang berada pada kelembagaan formal yaitu
mereka yang mengikuti pola kemitraan dengan KoperasiKelompok Usaha. Selanjutnya ditelusuri pula jalur-jalur pemasaran mulai dari
produsenpelaku usaha agroindustri hingga toko-toko pengecer. Jumlah responden pelaku pemasaran sebanyak 10 orang dengan wawancara terhadap
para pelaku pemasaran yang terdapat di pusat-pusat penjualan oleh-oleh produk agroindustri di Kota Batu.
3.5 Analisis Data