1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dan tidak
ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km persegi yang tersebar luas dari perairan
kawasan Barat Indonesia sampai kawasan Timur Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 18 dari terumbu karang dunia dan merupakan
negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Ekosistem terumbu karang yang merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting baik dari aspek ekologis maupun
ekonomis. Secara ekologis ekosistem terumbu karang merupakan tempat berbagai organisme yang berasosiasi dengannya untuk berlindung, mencari makan dan
berkembang biak. Disamping itu keberadaan ekosistem terumbu karang dapat melindungi pantai dari gelombang dan abrasi. Sedangkan secara ekonomi,
ekosistem terumbu karang yang indah merupakan objek wisata bahari yang
menarik serta merupakan daerah “fishing ground” yang potensial terutama bagi
nelayan tradisional. Istilah terumbu karang sebenarnya mengandung makna gabungan antara
terumbu dan karang. Secara umum terumbu dapat diartikan sebagai suatu substrat keras di perairan laut yang menjadi habitat dari berbagai biota laut. Kelimpahan
nutrien pada ekosistem terumbu karang menjadikannya suatu ekosistem yang kaya akan berbagai biota laut yang mengandalkan lingkungan ini, baik sebagai tempat
mencari makan, tempat berpijah maupun berlindung, ekosistem terumbu karang juga mempunyai peran lain dalam melindungi pantai dari terpaan ombak sekaligus
sebagai kawasan yang mampu memberikan jasa lingkungan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Desa Teluk Buton merupakan pulau yang terdapat di wilayah Kabupaten Natuna, pulau ini terletak Kota Ranai sebagai ibu kota Kabupaten Natuna. Desa
Teluk Buton juga terdapat pulau-pulau kecil yang mempunyai potensi wisata
2 bahari yang menarik seperti pantai berpasir, bebatuan cadas, perairannya jernih,
kondisi terumbu karang yang masih bagus dan jenis-jenis ikan yang cukup banyak dengan bentuk dan warna yang menarik.
Pembangunan dibidang pariwisata khususnya di wilayah pesisir merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata, dengan mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi budaya serta kondisi
lingkungan sumberdaya alam yang ada. Potensi wisata bahari tersebut dapat dijual kepada wisatawan untuk
dinikmati keindahannya. Para wisatawan tidak semata-mata disuguhi pertunjukan tari-tarian dan acara kebudayaan penduduk setempat, tetapi keindahan alam yang
mempesona mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal ini dapat menarik minat mereka untuk tinggal lebih lama dan lebih banyak membelanjakan
uangnya. Jika kondisi dapat terwujud, maka kegiatan wisata bahari disuatu suatu lokasi tertentu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Semua potensi wisata yang ada tidak akan dapat diakses oleh wisatawan tanpa didukung oleh ketersediaan informasi, sarana dan prasarana pendukung
yang memadai. Untuk itu di dalam pengembangan suatu kawasan wisata termasuk wisata bahari, harus direncanakan secara holistik. Memadukan pengembangan
semua potensi wisata bahari termasuk infrastrukturnya merupakan konsep yang relevan. Dalam konsep ini semua potensi wisata termasuk sektor perikanan tidak
semata-mata dipandang sebagai sektor produksi, akan tetapi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai objek wisatarekreasi yang
dipadukan dengan potensi lain seperti flora, fauna yang ada, keindahan alam dan fenomena alam lainnya.
Untuk mendukung konsep perencanaan tersebut diatas, dibutuhkan data tentang lokasi potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata bahari dan
jenis wisata apa yang cocok di masing-masing lokasi tersebut rekreasi pantai, diving, pancing dan sebagainya. Atas dasar inilah Penelitian Analisis Status
Terumbu Karang untuk Pengembangan Wisata bahari di Desa Teluk Buton Kabupaten Natuna penting untuk dilaksanakan.
3 Berdasarkan data skunder hasil pengamatan kesehatan karang Reef health
oleh tim Critc Pusat LIPI dengan tim Critc daerah bahwa peresentase tutupan karang LC di Desa Teluk Buton dari tahun 2007 yaitu 60.67-62.77,
Untuk mendukung konsep perencanaan tersebut diatas, dilakukan penelitian tentang lokasi potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata bahari dan
jenis wisata apa yang cocok di stasiun penelitian snorkeling dan diving.
1.2 Perumusan Masalah