25 Data sekunder meliputi data-data biofisik, batimetri dan iklim yang
diperoleh dari dinas instansi terkait, serta laporan-laporan perencanaan RTRWKRencana Tata Ruang Wilayah, makalah-makalah, laporan penelitian,
dan artikel-artikel yang terkait lainnya.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Analisis data ekologi
a Persentase tutupan karang
Dari data hasil LIT tersebut bisa di hitung nilai persentase tutupan karang hidup hard coral maupun soft coral untuk masing-masing kategori biota dan
substrat yang berada di bawah garis transek. Analisis persentase tutupan karang hidup berdasarkan metode line intersect transect LIT dihitung berdasarkan
formulasi Gomez and Yap 1988 yaitu :
Panjang tutupan karang hidup Persentase tutupan =
x 100 Total panjang transek
Ni = li L . 100
Dimana : Ni = Persen penutupan karang
li = Panjang total life form jenis ke-i L = Panjang transek 70 m
75 - 100 : Sangat baik 50 – 74.9 : Baik
25 – 49.9 : Sedang 0 - 24.9 : Rusak
b Analisis ikan karang
Untuk mengetahui kelimpahan masing-masing ikan karang dengan jumlah stasiun n, bisa dihitung kelimpahannya per satuan unit dengan rumus :
ind. Jenis ikan karang pada sts – i Kelimpahan jenis ikan =
Luas transek
26
c Analisis
benthic fauna
Untuk mengetahui kelimpahan masing-masing benthic fauna karang dengan jumlah stasiun n, bisa dihitung kelimpahannya per satuan unit dengan rumus :
ind. Benthic fauna pada sts – i
Kelimpahan benthic fauna =
Luas transek
Untuk perhitungan analisis ekologis persentase tutupan karang, kelimpahan ikan karang dan kelimpahan benthic fauna dilakukan dengan menggunakan
Ms.Excel 2007.
3.4.2 Analisis matriks kesesuaian untuk snorkeling
Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkeling mempertimbangkan tujuh 7 parameter dengan tiga 3 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian
wisata snorkeling antara lain kecerahan perairan dengan nilai bobot 5 dan mempunyai standar parameter 100 skor 3 80 100 skor 3 20-80 skor 1
20 skor 0, tutupan komunitas karang dengan nilai bobot 5 dan standar parameter 75 skor 3 50-75 skor 2 25-50 skor 1 25 skor 0, jumlah jenis
lifeform keragaman genus karang dengan bobot 3 dan standar parameter 12
skor 3 7-12 skor 2 4-7 skor 1 4 skor 0, jumlah jenis ikan karang mempunyai bobot 3 dan standar parameter 50 skor 3 30-50 skor 2 10-30
skor 1 10 skor 0, kecepatan arus dengan bobot 1 dan standar parameter 0-15 skor 3 15-30 skor 2 30-50 skor 1 50 skor 0, kedalaman terumbu karang
dengan bobot 1 dan standar parameter 1-3 skor 3 3-6 skor 2 6-10 skor 1 10-1 skor 0 dan lebar hamparan datar karang dengan bobot 1 dan standar
parameter 500 skor 3 100-500 skor 2 20-100 skor 1 20 skor 0 dan mempunyai jumlah maximum yaitu 57 yang digunakan untuk pembagian jumlah
bobot dikali jumlah skor untuk menghasil nilai indek kesesuaian wisata snorkeling Yulianda 2007. Menentukan indek kesesuaian wisata bahari kategori wisata
snorkeling berdasarkan spot stasiun penelitian dengan menkolektor beberapa parameter sesusai foam, tersaji pada matrik IKW snorkeling dapat dilihat pada
Tabel 3.
27
Tabel 3 Matrik kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkeling
No. Parameter
Bobot Standar Parameter
Skor N Bobot x
Skor 1.
Kecerahan perairan
5 100
3 80 100
2 20 - 80
1 20
2.
Tutupan komunitas karang
5 75
3 50 – 75
2 25 – 50
1 25
3.
Jenis keragaman
Genus karang
3 12
3 7 -12
2 4 -7
1 4
4. Jenis ikan karang
3 50
3 30 – 50
2 10 - 30
1 10
5. Kecepatan arus
cmdet
1 0 – 15
3 15 – 30
2 30 – 50
1 50
6.
Kedalaman terumbu karang
m
1 1 – 3
3 3 – 6
2 6-10
1 10- 1
7. Lebar hamparan
datar karang m
1 500
3 100 - 500
2 20 – 100
1 20
N = Nmaks =
57 IKW =
Sumber : Yulianda 2007
IKW = NiNmaks 100
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata Ni
= Nilai parameter ke-i Bobot x Skor Nmaks = Nilai maksimun dari suatu kategori wisata
Nilai maksimum = 57 Keterangan:
S1
= Sangat sesuai, dengan IKW 83-100 S2
= Sesuai, dengan IKW 50 - 83 N
= Tidak sesuai, dengan IKW 50
28
3.4.3 Analisis matrik kesesuaian untuk